BAB 1, Part 1

1.9K 149 46
                                    

Happy Reading!

suasana pagi yang dingin dan sejuk, hal ini tidak biasa mereka rasakan di kota, empat anak Laki-Laki turun dari mobil mewah didepan Panti Asuhan Yayasan Alpha Mauliate, membawa tas dan koper berisikan baju dan barang-barang mereka.

"Aku benci sama kau Ben, bener bener benci, harusnya sekarang aku bahagia ngerayain ulang tahunku sama Oki, tapi karena hal tolol dan egois yang kau lakuin, semuanya berubah"

FLASHBACK ON

Terik matahari kini menyorot anak Laki-Laki yang berjalan kaki pulang dari sekolahnya, Bene, ia pulang berjalanan kaki karena jarak rumah dan sekolahnya tidak jauh.

Sesampainya dirumah, Bene membuka pintu dan mengucapkan salam, Rumah dengan dominan warna putih itu terlihat sepi dan gelap, padahal biasanya, sepulang sekolah ia akan disambut hangat dan dicecerkan beberapa pertanyaan seputar kegiatan di sekolahnya, tapi kemana perginya mamak yang selalu menyambut Bene?

Ia mulai memasuki rumah, dilihatnya beberapa foto Boris yang dipajang di dinding rumah, tak dapat dipungkiri, Boris memang anak kesayangan Mamak.

Saat Bene mulai masuk ke kamar, betapa terkejutnya ia saat mendengar ledakan keras ketika ia membuka kamar

"Selamat ulang tahunn, Selamat ulang tahunn"

"Selamat ulang tahunn Benee, Selamat ulang tahunn, YEYEYEYE"

Yang ia kira sepi, ternyata lebih ramai dari dugaanya, Mamak, Bang Indra, Bang Boris, Dan Bang Oki, memang sudah merencanakan hal ini dari kemarin, agar Bene merasa bahwa hari ulang tahunnya adalah hari yang spesial.

Mereka berbahagia hari ini, meniup lilin, makan kue, tertawa dan bersenang-senang

"nanti malam, kita jalan jalan ya Mak!" pinta Bene

Boris menatap Bene dan tersenyum tipis "Mamak ngga enak badan, Bapak ngga pulang malam ini, kita makan di rumah aja ya, Dek"

Bene memasang wajah tak suka dan pergi meninggalkan mereka berempat, masuk kekamar dan membanting pintu sekeras mungkin. Bene memang keras kepala dan tidak mau mendengarkan orang lain, tidak mau tau menau, apa yang ia inginkan, harus dikabulkan saat itu juga, atau dunia akan bergetar karena kemarahannya.

Kue yang hampir masuk mulut Indra melayang dilemparnya karena reflek saat mendengar suara pintu yang dibanting, ia dengan kesadaran penuh memeluk Boris dengan erat.

"apa itu bang?!?!" tanya Indra kepada Boris tanpa melepas pelukan itu.

Boris tidak langsung menjawab, ia malah tertawa dan mengusap-usap kepala Indra dengan lembut, Oki yang melihat hal itu merasa jijik, tidak biasanya Boris berperilaku manis kepada adik adiknya. Oki bangun dari duduknya dan menyusul Bene kekamar, mengetuk kamar Bene dengan dan membuka perlahan pintu kamar Bene

"Abang masuk ya Ben" izin Oki yang kemudian mulai memasuki kamar Bene

Oki duduk di kursi meja belajar Bene, tersenyum sumringah melihat adiknya yang sedang marah, Bene memang sudah besar, tapi sungguh, dimata Oki Bene tetaplah adik kecilnya yang imut dan menggemaskan, tingkah lakunya selalu berhasil membuat Oki merasa bahwa adiknya bungsunya tidak boleh bertumbuh besar.

"Adek, jalan-jalannya besok aja ya. kalau Bapak udah pulang, biar lengkap. Sekarang kita makan malam dirumah aja, nanti Abang yang masak, ya?"

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang