BAB 2

973 109 23
                                    


Happy Reading!

Setelah mereka membersihkan dan menata baju mereka di lemari yang sudah disiapkan, mereka hanya berdiam diri di tempat dan menatap satu sama lain.

“Bang Bor—“ Ujar Indra yang ingin memecah keheningan namun perkataan itu dipotong tatkala Boris tau apa yang ingin Indra katakan, “Udah ndra Bang Boris pusing mau tidur dulu.”

Indra yang awalnya ingin bercanda gurau mengurungkan niatnya karena tak mau mengganggu Boris yang tengah tertidur, jika kalian tau Boris kalau sudah tidur dan terganggu dengan suara Indra yang terlalu cempreng itu ia akan memarahi Indra habis habisan dan memukulnya ‘walau itu hanya bercanda, namun Indra tak mau mengganggu sang kakak’.

Indra memutuskan mengajak Bene untuk ketaman awalnya ia ingin mengajak juga Oki namun ia tidak memungkinkan untuk mengajak Oki akhirnya ia hanya berdua ke taman, “Ben ayo ketaman disini bosen.”

Bene yang mendengar ajakkan Indra langsung tersenyum lebar dan meng-iyakan ajakkan itu, mereka pergi keluar dari kamar dan bergabung bersama anak anak lain di halaman Panti, meski belum kenal, tapi Bene dan Indra mencoba bersosialisasi.

Tapi ternyata memang sulit untuk berkomunikasi bersama anak anak disini, bukannya kenalan, mereka malah diberi tatapan kurang nyaman sambil berbisik lalu tertawa, Indra bingung, memangnya apa yang salah dengan Bene dan Indra?

Asik bermain di halaman panti, Indra dan Bene benar benar menikmati suasana sejuk di sekitaran panti sembari duduk di ayunan kecil, Bene memutuskan untuk turun dan mendorong ayunannya agar mengayun lebih keras. Namun tiba tiba, ada anak yang terlihat lebih besar darinya mendekati nya, ia tersenyum lalu berlari ke arah Bene, mendorong Bene sekeras mungkin hingga terbentur ke arah pot bunga, semua anak tertawa dan menikmati moment ini, jahat. Indra yang melihat itu langsung turun, bukannya menolong Bene, ia malah mendekati anak itu dan menarik kerah baju nya, menampar keras anak itu sekuat tenaganya.

Tubuh anak itu sedikit terdorong karna tamparan yang di berikan Indra "Ada masalah apa kau sama adek ku!" Indra mendekati anak itu dan mendorong tubuhnya hingga terjatuh, Anak anak di situ hanya terdiam melihat itu dan Bene dirinya bangun dari jatuhnya dan mendekati Indra yang sedang di selimuti oleh amarahnya

"Bang udah jangan" Pinta Bene karna dirinya takut abangnya ini nanti akan terluka karna membela dirinya "Kau jauh jauh Ben" Indra tidak mau mendengarkan Bene dan malah menyuruh Bene menjauh

Bene pun menjauh karna apabila Indra sudah begini tidak ada yang bisa melewanya bahkan Boris dan Oki sekalipun, Anak yang di dorong oleh Indra tadi bangkit dan menatap Indra marah "Gausah kau nengok-nengok kek gitu, maju kau!" Indra melangkah mendekati anak itu dan setelah Indra dekat dengan anak itu anak itu bersiap melemparkan tinjuan ke perut Indra

Beruntungnya, tinjuan sudah lebih dulu di tepis Indra yang setelah itu langsung meninju perut anak itu, Anak itu kembali terjatuh dan memegangi perutnya yang terasa nyeri, Dan anak anak yang melihat itu berteriak "Wuhhhh seru kali bah" seru salah satu anak di sana, semua ricuh, ada yang berlari memanggil teman-temannya untuk menyaksikan moment ini, dan ada juga yang mencoba melerai.

"Badanmu besar tapi otakmu kecil, kau pikir keren kau begitu?" Bentak Indra "Ngga anjeng!" Sambung Indra dan setelah itu anak anak di situ bersorak "Jagoan ini" Sorak anak anak di situ, anak yang tadi menyeret kaki nya menjauh dari Indra, merasa sedikit takut karena ia mulai kehilangan pembelaan dari anak-anak sekitar, padahal niatnya hanya untuk mencari perhatian disana, tapi ternyata ia salah menargetkan orang.

Indra mendekati anak tadi yang masih terjatuh Indra seperti ingin kembali memukul anak itu "Bang udah!" Teriak Bene namun tak di dengar oleh Indra

"Inda!" Indra menghentikan langkahnya dirinya mengenal suara itu dan membalikan badanya menyesuaikan dengan suara itu

"Masuk" Suruh Oki dan ya orang itu adalah Oki "Tapi Bang" Oki membulatkan matanya pada Indra "Obati kening Bene" Kening Bene terluka karna terdorong tadi dan mengeluarkan cukup banyak darah dari keningnya yang terluka, Indra dengan cepat membalikan badannya dan memandangi Bene karna dari tadi Ia tidak menyadarinya.

Dan setelah itu Indra langsung berlari kecil ke arah Bene "Ben maaf" Bene menggeleng "Gapapa bang" Tidak lupa dengan senyumnya "Yaudah ayo masuk, abang obatin ya" Lalu Indra menarik tangan Bene dan membawanya ke dalam Panti dan masuk ke Ruang Kesehatan.

"pegi, jangan diulangi lagi, ngga usah nyari masalah sama adikku" suruh Oki
Anak yang tadi terjatuh itu pun bangun dan langsung pergi begitu saja, mungkin karna takut dengan Oki karna memiliki tubuh yang besar dan tinggi "Ngapain lagi kalian ini" Oki menatap anak anak di sana dengan sinis dan setelah melihat tatapan dari Oki yang seperti ingin memakan orang. itu anak anak di sana pun pergi

Dan setelah membereskan semuanya Oki kembali masuk ke Panti dan menyusul kedua adiknya.

"Maaf ya Ben tadi aku ga langsung bantuin kau" Ucap Indra sembari membersihkan luka Bene dengan kapas yang sudah di sirami antiseptik "Gapapa Bang, Abang ada yang luka?" Tanya Bene mengkhawatirkan kondisi Indra karna tadi dirinya sempat berkelahi

"Gapapa, ga ada anak itu nyentuh badan Abang sok jagoan aja dia itu" Lalu Bene dan Indra tertawa di ruang kesehatan.

"Kalian ini udah besar, gausah gampang terpancing emosi sama orang yang baru kenal, gimana kalau tadi pengurus panti liat? bah diusir lah klean" Oki memberi kedua adiknya nasihat, terutama untuk Indra

Diheningnya suasana yang canggung, terdengar suara pintu terbuka dan ditutup kembali, ternyata itu Boris yang telah mencari mereka bertiga sedari tadi, melihat keadaan Bene yang mengenaskan, Boris sedikit terkejut tapi tetap memasang wajah dinginnya.

Ia menatap adiknya satu persatu dan mulai membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu "siapa yang duluan? kau?" tanya Boris sembari menatap Indra

Oki berdiri, mencoba menjelaskan semuanya, jelas hal ini membuat Boris tidak terima, terlebih lagi yang mendorong Bene adalah seumurannya, apakah anak anak disini tidak diberi pendidikan mengenai sopan santun dan saling menghargai terhadap yang lebih muda? apa mentang mentang ia lebih besar dari Bene?

Boris hampir memberi pembelaan untuk Bene, tapi ternyata gengsinya lebih besar dari apa keinginannya untuk membela sang adik, dengan muka tidak peduli, Boris meninggalkan ruang kesehatan tanpa sepatah katapun, ia memang menjadi lebih dingin setelah kejadian beberapa bulan yang lalu.

"Udah? gitu doang?" Cletuk Indra

"Padahal aku udah panik, ku kira dia mau jadi macan atau monyet kek minimal, ternyata ngga peduli dia" Lanjut Oki

Bene mengosongkan pandangannya, "Apa karena yang didorongnya aku?"

Indra dan Oki saling tatap, memasang wajah tidak enak, mereka tak tau harus menjawab apa atas perkataan Bene ini, sungguh membingungkan, akhirnya mereka kembali canggung hingga satu persatu keluar dari ruang kesehatan, menyisakan Bene dan secangkit teh hangat yang Oki buatkan saat Indra sedang mengobati nya.

"Bang Boris sebenci itu ya sama aku?"

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

Makasih udah bacaa sampai habis yaa! jangan lupa follow, vote, dan komen sebanyak-banyak nyaa.

Makasih udah baca sampai habis yaa! jangan lupa follow, vote, dan komen sebanyak-banyak nyaa.

Parah kali kalo klean baca tapi ngga follow:( kusumpahi THR nya tahun depan cuma 1k.

Buat yang ngga tau apa itu vote dan gimana caranya, caranya adalah dengan pencet bintang dibawah guys, gunanya biar Author menjadi bahagia dan semangat up nya hehe.

Jangan lupa follow juga akun Aeswaryarai dan grszya karena akun dan cerita ini bekerja sama dengan 2 author tersebut, Terimakasih! SALAM SEHAT!

-Author, Jum, 12 Apr, 2024.

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang