Happy Reading!
Orang-orang berlalu lalang di lobby Rumah Sakit itu, Linda dan Abyan memasang wajah panik dan khawatir, bukan karena nyawa Bene yang bisa saja tidak terselamatkan, namun mereka takut seseorang akan mengetahui apa yang selama inu mereka lakukan kepada anak laki-laki itu.
Pintu dibuka, mereka dipersilahkan masuk. Akhirnya Linda dan Abyan dapat melihat buah tangan mereka, beberapa kasur rumah sakit terlihat memiliki sedikit bercak darah yang mengalir dari pinggang Bene.
Dokter meminta mereka untuk duduk berhadapan dengannya, "Selamat siang, bapak, ibu. Saya rasa dengan parahnya penyakit yang di idap oleh ananda Bene, pilihan terbaik kami adalah untuk merawat sementara anak bapak dan ibu" jelas Dokter
Abyan dengan santai menatap Linda yang terlihat kesal dengan pernyataan dokter, kalau begini, harus keluar uang lagi dong?
"Sebelumnya, apakah bapak ibu sudah tau kalau ananda Bene ini mengidap gangguan di bagian pernafasan?" tanya dokter.
Keduanya hanya saling menatap yang kemudian membuat kecurigaan sang dokter semakin besar. Karena dari hasil observasinya, penyakit yang diidap Bene terlihat tidak pernah mendapatkan tindakan serius.
"t.. tidak tau pak," polos Linda
Abyan yang mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Linda mencoba membantunya agar dokter tidak memiliki kecurigaan yang mendalam, ia mengangguk dan berakting agar terlihat penasaran.
"Sepertinya anak bapak dan ibu ini harus mendapatkan penanganan serius dari tim medis. Sebelumnya mohon maaf, memangnya apa yang dialami oleh Bene ini sehingga ia mendapatkan beberapa luka serius di bagian pinggang dan kepala? apakah penganiayaan? atau kecelakaan?"
Saat mendengar pernyataan dokter, muka Abyan berubah menjadi merah dan panik. Berbeda dengan Linda yang hanya menatap Abyan, kemudian tertunduk menutup mukanya. Hal ini lantas membuat Abyan dan dokter menjadi bingung.
Namun beberapa detik setelahnya, Abyan menyadari semua ini dan segera melakukan apa yang harus ia lakukan, tangannya meraih pundak Linda dan mengelus-elusnya, kemudian mulutnya mulai terbuka kecil dan mengatakan, "Anak saya kecelakaan sepulang sekokah tadi pak. Di tabrak lari, sampai sekarang saya belum tau pelakunya, luka yang kepala itu mungkin disebabkan oleh benturan keras dari motor yang menabraknya pak. Maafin istri saya ya pak, dia sayang sekali sama si Bene, jadi dia ngga kuat buat jawabnya" Abyan mulai mengusap-usap matanya yang tak mengeluarkan air mata sama sekali.
Dokter kini sedikit yakin atas pernyataan pasangan tersebut, karena memang luka yang berada pada kepala adalah luka benturan, namun ternyata benturan yang ia kira adalah benturan yang terjadi karena Bene yang terpental setelah ditabrak oleh motor, lalu terbentur ke aspal.
Setelah itu, dokter memberikan saran tindakan yang harus dilakukan oleh Abyan dan Linda. Akhirnya kedua pasangan suami istri itu memilih untuk merawat inapkan Bene dirumah sakit agar ia mendapatkan perhatian khusus dari tim medis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adek Untuk Abang
RandomMereka adalah keluarga yang hidup bahagia, berkecukupan dan harmonis, keluarga yang saling melengkapi, adik-kakak yang saling menyayangi satu sama lain. Namun ada sebuah kejadian yang merenggut nyawa sang ibu. Setelah kejadian itu, Boris anak sulung...