‼️‼️‼️
Dilarang keras menjiplak karya kami, Jiplak? GOROK.
Jika terinspirasi, MINIMAL tag akun kami di bagian ib, mohon pengertiannya.
‼️‼️‼️Happy Reading!
Bene berjalan keluar dari ruang kesehatan, melangkah kecil melewati lorong lorong, masuk ke kamar dan melihat Indra dan Oki yang saling melempar tawa, seketika terdiam saat melihat Bene membuka pintu dan masuk.
Bene tertawa kecil, "Lanjut aja, kenapa pulak diam kalean ini?"
Bene merebahkan dirinya di bagian paling bawah dari kasur tingkat itu, ini kasur milik Boris, biasanya ia marah kalau barang kepemilikannya dipakai oleh orang lain.
"Hewan, hewan apa yang bikin bete seharian?" tanya Indra
"Apa? gajah? trenggiling?" jawab Oki
"Salah! Yang bener itu MONYET!"
Oki memasang wajah kaget sekaligus bingung, jelas kata itu cukup kasar kalau diucapkan bocah sekecil Indra.
"MONYETel TV gabisaaa!" Teriaknya
"AKHAK AKHAK AKHAK" Indra tertawa puas saat berhasil menjahili abangnya, jelas ini tebak tebakkan yang lucu, menurutnyaa.
Bene yang melihat itu juga ikut menertawakan Oki. Saat mereka sedang menikmati suasana bahagia itu, tiba tiba pintu diketuk oleh seseorang, Bene yang mendengarnya langsung berdiri untuk membuka pintu, tadinya ia mengira kalau yang mengetuk pintu adalah Bang Boris, ternyata bukan. Entah siapa, Bene tidak mengenal bocah dengan tinggi yang lebih rendah darinya ini.
"penghuni kamar 3.4, dipanggil Mbok ke aula besar, jangan lama lama kata nya!" ucap bocah itu sembari berlari menjauh dari Bene
Jantung Indra berdegup kencang, apakah kejadian ribut tadi terdengar sampai ke telinga pengurus panti? atau memang ada yang sengaja melapor?
Bene membalikan badannya dan memberi kode untuk segera bangun dan melaksanakan apa yang dikatakan bocah tadi, sebenarnya Bene juga takut, bahkan ia sudah menyiapkan serangkaian cerita yang akan dijadikan sebagai penjelasan ke si Mbok di otaknya, Bene memang cekatan dan pintar, tidak heran ia pandai berbohong, dan hebatnya, kebohongannya tidak pernah terbongkar!
"Kalau Mbok nanya tentang kejadian tadi, kalian ngga usah jawab! aku aja, takutnya jawaban kita beda beda, makin curiga dia nanti!" jelas Bene.
Oki dan Indra menangguk, mengikuti langkah adik kecilnya, meski temponya lebih lambat, tapi Indra dan Oki mencoba untuk mengimbangi tempo jalan Bene yang kaku dan seperti siput.
Sesampainya di Aula Besar, Bene menelan ludannya saat melihat Mbok sudah menantinya disana. Indra mendahului mereka berdua dan menyalam kepada Mbok, diikuti oleh Oki dan Bene.
"Memang pintar ya anak anak ini, padahal dari kota tapi sopan santunnya tetap bagus. duduk dulu, nak"
Indra merasa lebih tenang ketika Mbok memperlihatkan sikap kasih sayangnya, walau baru kenal beberapa jam, tapi Indra yakin kalau Mbok adalah orang yang baik dan tidak mungkin mudah marah.
"Ada apa, Mbok?" Tanya Oki.
"Nda apa apa, cuma mau bilang, nanti senin kalian mulai sekolah, siapkan baju dan peralatannya, kalau butuh apa apa, bilang aja sama pengurus panti lain. jangan lupa, kasih nama di tas dan barang barang penting kalian, anak anak sini kadang suka iseng ngambil ngambil barang orang, kalian hati hati saja ya, kalau ada hilang barang, bilangnya langsung ke Mbok" Jelas Mbok kepada Indra
Indra dan Bene merasa benar benar lega, begitu juga dengan Oki yang langsung melemaskan badannya dari ketegangan. Setelah diberi sepatah dua kata, mereka pergi dari Aula besar dan kembali ke kamar. Sesampainya dikamar, mereka sudah melihat Boris yang sedang memegang perutnya
"Kenapa Bang? pen berak?" Tanya Oki
"Ngga lah pa0k, lapar aku bodo"
"Masak aja"
Mereka berempat pergi ke dapur panti sembari membawa beberapa bahan masakan, telur dan mie, rencananya, mereka akan membuat dadar mie seperti yang sering Mamak masakan untuk mereka ketika bahan masakan dirumah sudah mulai habis dan Mamak belum belanja bulanan.
Mereka mulai mengerjakan tugasnya masing masing, Bene mengaduk telur, Indra merebus mie, Oki memotong daun bawang, dan Boris hanya diam seperti komandan yang sedang mengawasi pasukan pasukannya.
Ketika semua sudah selesai, Boris mulai menyalakan kompor dan memanaskan minyak, hal ini ia lakukan karena tidak bisa dilakukan oleh adik-adiknya, jika tidak, untuk apa ia membuang buang tenaganya.
"Masukan Ki" pinta Boris
Oki memasukan telur dan mie ke wajan, merapikan mangkuk-mangkuk yang mereka pakai tadi dan mencucinya, Boris membalik-balikan telur itu, tapi ternyata ia lupa mengecilkan api sehingga telur itu menjadi gosong dan tidak sesuai rencana, Oki yang melihat itu meninggalkan pekerjaannya dan berlari untuk mematikan kompor.
"Wih, pintar kali kau masak Ris, gaada niatan masuk MasterChef biar di sleding sama Chef Juna?" Canda Oki
Mereka berempat duduk didapur untuk makan, Indra dan Bene yang melihat telur gosong itu menahan tawanya, mereka takut Boris akan marah dan tersinggung, karena akhir akhir ini dia sangat sensitif dan sulit untuk diajak bergurau, selalu serius.
"Ini telur, atau muka Bene sepulang sekolah" celetuk Oki
Indra yang sedari tadi menahan tawanya, kini terlepas begitu saja karena perkataan Oki, Boris dan Bene menatap Oki sinis, Bene tidak terima kalau mukanya yang tampan ini dibandingkan dengan telur gosong buatan Boris, begitu juga dengan Boris, telur hasil jerit payahnya jelas lebih baik dari muka jelek milik Bene.
"Mak jangan sinis sinis kali lah mukanya" Oki bergidik melihat ekspresi kedua saudaranya itu. Indra masih tertawa terbahak-bahak "udahlah Nda" Tegur Oki yang telinganya sudah risih mendengar tawa Indra yang bersuara cempreng
Namun Indra masih saja tertawa "Udah gila ku rasa" Celetuk Boris lalu setelah itu tanpa di rencanakan ketiganya secara bersamaan memukul Indra
Oki yang menampar mulut Indra perlahan, Boris yang memukul pundak Indra dan Bene yang menampar pipi Indra
"Aduh" Ringis Indra memegangi pipinya yang di tampar Bene barusan "Apanya kalian ini di keroyoknya aku" Protes Indra pada ketiga saudaranya
"Kau udah tau jelek suara ketawa mu itu kau panjangkan pulak durasinya, Sakitlah telinga kami" Omel Bene
Yang di sambung dengan tawa Bene dan Oki "Cabutlah aku ini" Indra pun bangkit dari duduknya dan langsung pergi dari sana "Mak marah dia bah" Ucap Bene lalu ketiganya tertawa melihat Indra yang marah dan pergi meninggalkan mereka
Momen ini tidak pernah terjadi setalah kepergian Mamak dimana Bene, Boris, Dan Oki tertawa bersama mungkin ketiganya sudah terbawa suasana sehingga lupa dengan apa yang terjadi pada mereka
Indra yang melihatnya itu tersenyum Indra mengintip lewat tepian pintu, Indra sengaja bertingkah seperti itu tadi agar ketiga saudaranya tertawa melihat tingkahnya.
*
*
*
*
*
*Makasih udah bacaa sampai habis yaa! jangan lupa follow, vote, dan komen sebanyak-banyak nyaa.
HAI HAI HAII MAAF YA GUYS JARANGG UPLOAD TAPI EMNG SIH KAN JADWALNYA JUMAT, MINGGU. CATAT YA DI DINDING KAMAR KLEN! SEMOGA BAB INI MEMUASKAN!
Btw kalau kalian emg mau bikin cerita kaya kamk dan SEKIRANYA TERINSPIRASI 'ib' lah MINIMAL, kami cape bro nyari alur, pilih kata kata yang tepat, yang sesuai biar pembaca enak bacanya. jangan asal ATP (Amati Tiru Plek-Ketiplek) lah guys, ayo hargai kamii‼️🖕🏻‼️
Jangan lupa follow juga akun Aeswaryarai dan grszya karena akun dan cerita ini bekerja sama dengan 2 author tersebut, Terimakasih! SALAM SEHAT!
-Author, Min, 14 Apr, 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adek Untuk Abang
De TodoMereka adalah keluarga yang hidup bahagia, berkecukupan dan harmonis, keluarga yang saling melengkapi, adik-kakak yang saling menyayangi satu sama lain. Namun ada sebuah kejadian yang merenggut nyawa sang ibu. Setelah kejadian itu, Boris anak sulung...