Happy Reading!Dibawah panasnya terik matahari, anak-anak harus menahan semuanya. Demi menghargai jasa pahlawan bangsa. Namun tak sedikit yang menaganggap bahwa hal ini menyebalkan dan tidak berguna, contohnya Boris.
Alih-alih berdiri di lapang untuk melaksanakan upacara, ia malah masuk ke wc dan berdiam diri disana.
Lebih parahnya lagi, ia masuk ke wc perempuan, tujuannya agar ia tidak ketahuan oleh siapapun. Karena pak satpam jarang mengecek wc perempuan. Ia juga berada di wc yang jarang dimasuki oleh beberapa anak disana saat sedang upacara, karena tempat ini berada di lantai atas, jadi kurang memungkinkan kalau mereka harus naik keatas saat upacara dilaksanakan.Saat semuanya terasa membosankan, sesuatu yang berbentuk panjang keluar dari kantung celananya, yap. Rokok.
Setelah berdebat dengan Oki kemarin, Boris tidak berevaluasi dan menghentikan semuanya, ia hanya butuh ketenangan.
Asap putih mendominasi ruangan itu, dua batang sudah habis, rasanya kini sedikit tenang, lupa semuanya, Boris hampir melayang ke surga dunianya.
***
"Kak, izin ke toilet," Anak laki-laki itu berbalik dan berlari kecil ke arah toilet.
"Yah! air nya habis, Gun." Anak laki-laki itu berdecak kesal.
"Keatas aja Bram, biar lama dikit." Anak laki-laki lainnya mengajak ia untuk pergi ke toilet lantai atas.
Ia mengerutkan keningnya, karena di atas hanya ada toilet untuk anak perempuan, sedangkan ia adalah anak laki-laki.
"Yaelah, sebentar doang. Lagian gaakan ada cewe disana!"
***
"Boris Thompson, kelas X IPS 8. Ditunggu di sumber suara"
Jantung Boris berdetak kencang, apalagi kesalahan yang ia perbuat sekarang? apakah karena ia tidak mengikuti upacara tadi pagi?
"Mantap! masalah apa lagi bro?" Emon menyoraki Boris dari arah lain, Boris menoleh kearah Emon dan tersenyum.
"Biasalah!" Boris berlalu dari sana dan keluar dari kelas, berjalan di lobby sekolah. Saat ia menuju sumber suara, ia melihat seseorang yang pernah mengajaknya mengobrol, dulu.
Gauri, gadis cantik primadona sekolah. Ia tidak pintar, namun ia aktif dalam beberapa organisasi di sekolah. Ia benar-benar menarik pandangan Boris sekarang, padahal dulu, Boris tidak tertarik padanya.
Tapi mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk Boris, ia harus segera menuju sumber suara.
"Saya Pak! Boris Thompson" Teriak Boris saat Pak Guru mulai mengangkat microphone untuk kembali mengumumkan panggilan kepadanya.
"Ikut Bapak" Pak Guru menarik tangan Boris secara kasar dan berjalan ke arah ruang Bimbingan Konseling.
"Anak berandal ini lagi." Ucap seseorang di ruangan itu, ia berbalik dan memasang wajah muram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adek Untuk Abang
RandomMereka adalah keluarga yang hidup bahagia, berkecukupan dan harmonis, keluarga yang saling melengkapi, adik-kakak yang saling menyayangi satu sama lain. Namun ada sebuah kejadian yang merenggut nyawa sang ibu. Setelah kejadian itu, Boris anak sulung...