BAB 24

443 43 16
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!






"Nih makan"

Acho meletakan piring berisi gorengan di tengah tengah untuk menyantapnya bersama sama karena makanan semurah apa pun jika di makan bersama sama akan terasa mahal karena kebersamaan itu.

"Makasih Bang"

Indra yang lebih dulu mengambil gorengannya setelah dirinya melihat ada pisang goreng yang menjadi favoritnya

"Bene engga kesini?" Tanya Acho karena seharian ini Bene tak sekalipun mengunjakan kakinya di Rumah Acho.

"Kayaknya engga Bang, tadi kami ada pergiin dia ke sekolanya" Ungkap Oki dengan tangannya yang mengambil gorengan dari piring dan melahapnya

"Ouh"

"Eh Ki, gue boleh nanya?"

Oki tak menjawab dirinya lebih dulu menelan gorengan yang di kunyahnya dan meminum secangkir teh miliknya

"Tanya aja Cho"

"Lo berdua sama Bene itu saudara apa?"

Acho dari kemarin sama sekali belum mendapat kejelasan dari hubungan yang sebenarnya Oki, Indra dan, Bene. Banyak hal yang membuatnya ragu kalau ketiganya adalah saudara kandung karena Bene yang tinggal bersama orang tua tapi Indra dan Oki malah hidup di jalanan.

"Kami saudara kandung Bang, kami kepisah waktu di Panti karena Bene di adopsi" Saut Indra menjawab pertanyaan dari Acho

"Panti? sebelumnya lo pada tinggal di Panti" Acho sedikit kaget dengan pernyataan dari Indra ternyata ketiganya berasal dari Panti asuhan

"Iyaa Bang dan lucunya yang ngirim kami ke Panti itu Bapak kami sendiri"

Kini Acho benar benar kaget mendengar betapa teganya seorang Ayah mengirimkan anak anaknya ke Panti asuhan, sebenarnya yang seperti itu juga tak pantas di sebut seorang ayah.

"Boleh ceritain engga?"

Indra yang lebih dulu setuju dan menganggukan kepalanya. Dirinya sama sekali tak keberatan untuk menceritakan tentang masa lalu yang sebenarnya begitu sakit untuk kembali di ingat

"Awalnya dari dua tahun lalu kami mengalami kecelakaan yang buat kami kehilangan Mamak, lalu berlanjut ke masalah Bapak yang engga pernah ada buat kami bahkan saat pemakaman Mamak, Bapak engga hadir. Bapak selingkuh"

Acho mendengarkannya dengan begitu seriusnya dari awal cerita saja sudah begitu sakit menurutnya, ketiga saudara itu harus kehilangan sesosok Ibu di usia yang padahal masih membutuhkan kasih sayang dam bimbingan

"Dan pas di Rumah ada lagi masalah yang buat Bapak ngirim kami ke Panti asuhan, Abang sulung kami benci sama Bene karena dulu dia belum bisa menerima kenyataan dan beranggapan Bene penyebab kecelakaan yang merenggut nyawa Mamak"

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang