BAB 7

564 66 20
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

Malam hari memang waktu kosong untuk diisi oleh kegiatan tidak bermanfaat, kini Oki dan Indra sedang bermain kartu di Aula Besar, bersama anak panti lainnya yang kini mulai akrab dengan mereka berdua.

Sedangkan Boris sedang menonton TV di kamar. Bene masuk ke kamar, Akhir-akhir ini, mereka sering menghabiskan waktu bersama, berdua, mungkin ini adalah waktu untuk pemulihan hubungan mereka yang sempat rusak.

"Bang boris, Bene masuk ya" ujar Bene lalu memasuki kamar tersebut terlihat Boris tengah duduk di pojokkan dan asik menonton TV

Bene pun menghampiri Boris dan memegang pundak sang kakak, " Bang, abang sayang ga sama Aku?" Tanya Bene, Boris mengalihkan pandangannya dan menatap Bene dalam, sangat dalam. "Aku gapernah benci sama kau, Ben. aku cuma butuh waktu buat semuanya, aku selalu sayang sama kau, tapi semenjak kejadian itu, aku cenderung egois dan bersikap tolol ke kau, ya?" jelas Boris kepada Bene.

"Aku sayang sama kau Ben, selalu." ucapan itu kembali lagi dari mulut Boris, Bene yang mendengar itu langsung menghamburkan dirinya kepada Boris, Boris pun membelai pelan rambut sang adik.

"Bang, aku selalu anggap kalau bintang yang ada dilangit itu Mamak, dan Abang, meski aku tau Abang masih ada disini bareng aku, tapi nyatanya, Abang lebih bercahaya dari bintang-bintang itu." ujar Bene dalam dekapan Boris.

"Bang jangan nangis, nanti cahaya nya ilang" ujar Bene sambil menghapus air mata Boris.

Semuanya melebur di sini, dalam satu waktu, satu tempat, memori yang akan terkenang seumur hidup mereka berdua, perasaan bahagia menyambut Bene, tapi kini Boris menyesel harus mununda pelukan sehangat ini selama berbulan-bulan, setelah benci kepada Bene, kini ia benci kepada dirinya sendiri yang egois dan tidak mau mengerti keadaan.

***

Esok harinya, keempat saudara itu tengah berkumpul di meja makan, dengan perut kosong, satu persatu dari mereka mulai duduk dan melahap telur goreng buatan Oki.

"Asin kali ini" Protes Indra setelah menyuapkan suapan pertama Telur kecap masakan Oki

"Lidah mu itu yang aneh, Masakan ku udah pasti enaklah" Tak terima masakannya di protes Indra, Oki pun langsung mencoba telur kecap buatannya, Indra menunggu reaksi Oki setelah merasakan masakannya sendiri

Bene dan Boris juga begitu keduanya ragu untuk mencicipi masakan Oki setelah mendengar protesan Indra, karena Indra memang anak yang jujur, perkataannya tidak perlu diragukan lagi, semuanya pasti kebenaran.

Pranggg

Sendok terjatuh dari tangan Oki "Ih iya ya asin kali ini" Oki memejamkan kedua matanya karna keasinan "Misikin ki idih pisti inik lih" Ejek Indra

"Di bilangin ga percaya"

"Lalu makan apalah kita ini" Bene memegangi perutnya yang dari tadi sudah berbunyi

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang