BAB 21

246 36 3
                                    

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!






Malam hari tiba dengan keheningan yang memukau, langit gelap dipenuhi gemerlap membuat suasana menjadi nyaman. Indra dan Oki saling bercengkrama dan melempar tawa di depan ruko di dalam pasar, suasana memang sedikit mencekam disini, terlebih lagi ketika mereka harus menerima kenyataan kalau lorong-lorong luas di pasar itu kosong dan tidak ada jiwa satupun selain mereka.

Indra dan Oki kali ini memilih untuk bermalam di pasar, sebenarnya mereka telah memperkirakan biaya untuk tempat tinggal, namun ternyata semuanya tak berjalan semulus rencana.

Bahkan tak jarang mereka berdebat hanya karena Oki yang selalu merasa keputusan Indra itu sia-sia, buktinya sampai sekarang mereka belum menemukan titik terang tentang dimana keberadaan sang abang.

Saat asyik mengobrol, tiba-tiba suara gemuruh angin datang dari luar. Kini semuanya terasa dingin, air mengalur dari arah luar pasar. Ternyata diluar telah hujan, dan pasar yang mereka pikir aman juga tetap terkena imbasnya, alhasil mereka harus mengangkat beberapa barang serta satu-satunya kardus yang mereka mikiki, itupun hanya cukup untuk alas tidur Indra.

Dengan cepat, air semakin banyak mengalir, hari juga sudah malam. Indra merasa matanya sangat berat dan membutuhkan tidur setelah lelah berkeliling seharian. Oki yang menyadari itu merasa sangat bingung, ia tak akan bisa melakukan apapun meski keras usahanya.

Akhirnya, Indra tertidur di atas meja, sedangkan Oki masih menunggu dan berdoa agar hujan segera mereda.

***

Setelah melewati hal terberat yang pernah mereka alami kemarin, Oki yang tak tidur harus tetap berkeliling dan menggesek senar gitarnya untuk mengumpulkan uang, setidak-tidaknya, sampai mereka bisa tidur dengan nyaman.

Kini harapan mereka hanyalah orang-orang yang berlalu Lalang, berketergantungan kepada orang yang tidak mereka kenal juga sangat gila. Namun hanya ini satu-satunya cara yang bisa mereka lakukan untuk menyambung hidupnya.

Bahkan keduanya pernah berpikir untuk kembali lagi ke panti namun rasanya sangat malu ketika harus kembali ke tempat yang pernah mereka tinggalkan tanpa izin.

Lebih baik berketergantungan kepada orang yang tidak mereka kenal daripada berketergantungan kepada orang yang memperlakukan mereka dengan cara tidak baik.

Kepala Oki mulai terasa pusing mungkin ini efek tidak tidur semalaman, akhirnya mereka menepi ke pinggir jalan dan duduk di salah satu kursi supermarket, mereka tidak membeli apapun di sana karena uang yang mereka dapatkan belum cukup untuk membeli sesuatu.

"Maafin Inda ya bang gara-gara Inda abang sampai gak tidur semalaman" Indra menggenggam tangan Abangnya dan mengusap-usap lembut.

Oki hendak menjawab tapi tiba-tiba dari arah belakang seseorang menepuk pundaknya dan mengajaknya bersalaman.

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang