BAB 11, Part 1

572 69 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Happy Reading!

"Kenapa rumah belum di beresin!" Bentak pria itu pada anak laki laki di depannya, Anak laki laki itu menunduk tak berani menatap pria yang ada di depannya.

"Tadi makan dulu soalnya lapar" Dengan gugup anak itu mencoba menjawab pertanyaan pria itu

"Makannya bisa nanti nunggu semuanya beres!"

"T-tapi perutnya udah sakit" Anak itu mulai meneteskan air matanya setelah sedari tadi membendung di kelopak matanya

"Nangis, Anak laki laki cengeng banget" Seru pria itu mendorong tubuh anak laki laki itu sehingga badan anak laki laki itu terdorong ke belakang

"Beresin rumah ini sama nanti jangan coba coba nyentuh makanan!" Lalu setelahnya pria itu beranjak pergi meninggalkan anak itu sendiri

Anak itu terisak sakit sekali padahal dirinya berharap mendapat perlakuan yang layak dan juga kasih sayang dari orang di rumah ini namun nyatanya sakit yang dirinya rasakan orang rumah ini memperlakukannya selayaknya pembantu anak laki laki itu serasa di perbudak.

"Sakit banget" Anak itu mengusap air matanya nafasnye terasa sesak dadanya terasa terhimpit "Jahat." Lirihnya memegangi dada sesaknya

Diam, anak itu terdiam mencoba mengatur nafasnya menarik lalu menghembuskannya lalu setelahnya melangkah mengambil sapu dan menyapu rumah luas itu, beralih ke dapur untuk mencuci piring, gelas, dan peralatan dapur lainnya yang kotor.
Namun tak hanya itu yang dirinya kerjakan banyak lagi hal hal yang di lakukannya. Beberapa waktu berlalu semuanya selesai tugas tugas rumah sudah bebas darinya, anak itu duduk di tepian kasur, Di kamarnya.

Dirinya melihat sekeliling kamarnya, banyak sarang laba laba yang ada di langit langit kamarnya dan di ruangan itu banyak barang barang yang tidak tersusun, sepertinya barang barang di sana adalah barang rusak "Aku takut di sini" Kembali anak itu meneteskan air matanya "Aku mau tinggal sama kalian lagi" Tangisnya semakin histeris

Lalu anak itu merebahkan tubuhnya di kasurnya dan menghentikan tangisnya mencoba menenangkan diri dan tertidur sebagai pelariannya.

***
Guru tengah berdiri di depan, menjelaskan materi mata pelajaran yang tengah di pelajari, Di kelas X IPS 3

Semua murid mendengarkan penjelasan yang di terangkan oleh guru di depan kecuali murid yang duduk di belakang dekat dengan jendela dirinya tampak tengah merenung menatap arah jendela

"Baik Boris bisa jelaskan secara singkat materi yang saya jelaskan tadi" Suruh guru itu pada Boris, Apa yang di katakan guru tadi memecahkan renungan Boris yang dari tadi hanya memandangi jendela "Bagaimana Boris" Boris hanya terdiam, dirinya hanya menatap ke arah depan ia tak tau harus menjawab apa karna sedari tadi tidak ada materi yang di dengarkan olehnya.

"Kamu dari tadi saya perhatikan gak ada fokus fokusnya untuk belajar" Guru itu menatap tajam Boris "Kamu niat belajar apa gak" Setelah mendengar apa yang di ucap guru itu Boris bangkit, "Gak bu" Jawabnya dengan lantang, karna itu murid murid yang ada di kelas itu melihat ke arah Boris dan mulai berbisik

Dari Adek Untuk AbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang