Happy Reading
Suasana pagi di rumah kecil milik Acho yang kini menjadi sempit karena adik-adik dadakannya, Acho sengaja berdoa agar bisa bangun lebih awal hari ini.
Ia menepuk keras punggung Bene hingga Bene terbangun dan merintih kesakitan, "bangun lu, mandi sana. bau bet kaya abis diguyur air comberan" Ucap Acho
"Anjing kau" Saut Bene yang kemudian bangkit dari tidurnya dan membereskan sedikit pakaiannya yang terlihat berantakan
"Baek-baek bilang sama emak lu, kalau ada apa apa kesini aja. Contohnya kalau ada bakso 5 bungkus, kesini aja." lanjut Acho yang kemudian tertawa kecil
Bene yang mendengar itu menoyor kepala Acho dan berpamitan kepadanya "Pulang ya aku, makasih abang." Bene mencium pipi Acho dengan spontan
"Dih najong"
Bene berlalu dari sana, dilanjut dengan Acho yang sedang membereskan kain kecil bekas tidur Bene. Acho memang tak pandai untuk menyampaikan kasih sayang, ia cenderung terlihat cuek dan tidak mau ikut campur, hal ini dikarenakan ia tak pernah mendapat kasih sayang di masa kecilnya. Jadi Acho tak begitu tau bagaimana cara menyampaikan kasih sayang dalam bentuk ucapan maupun perbuatan. Bene yang menyadari akan hal itu tau, kalau apa yang diucapkan Acho hanya untuk menutupi rasa kasih sayangnya.
***
Bene melangkahkan kedua kakinya dengan lancang namun hatinya begitu gundah dan gelisah, mencoba memikirkan alasan apa yang akan di berikannya pada kedua orang tua angkatnya itu
Dirinya berlari dari kejaran kedua orang tuanya, dan setelahnya Bene tak pulang semalaman. Orang tuanya pasti akan marah besar padanya dan Bene kembali akan melihat badannya luka luka dan lebam.
Entah apa yang harus di lakukannya agar kedua orang tua angkatnya ini menerimanya dan menyayanginya. Bene terus di tuntut agar selalu bisa menjadi juara di kelasnya dan bisa masuk ke olimpiade sekolah
"Les"
Akhirnya Bene mendapatkan alasannya, Bene akan mengatakan kalau dirinya pergi ke tempat les matematikanya agar bisa kembali mengikuti olimpiade.
"Untuk sekali ini Bene harap, Ayah sama Bunda bisa percaya"
Bene menarik nafasnya dan di hembuskan, berharap akan mendapatkan kepercayaan orang tuanya dan tak kembali lagi mendapatkan pukulan, makian atau apapun itu yang akan menyakiti dirinya.
***
Hari ini Boris tengah melakukan pekerjaannya dengan penuh kebahagiaan, ia sudah berdamai dengan keadaannya sekarang. Bertemu dengan teman sepeti Ge, Yono, dan Inyong adalah anugerah baginya, yang membuat ia tau betapa berharganya rasa bersyukur.
Barang-barang yang tergeletak di luar, satu persatu mulai ia masukan ke dalam gudang. Saat hendak kembali ke depan untuk mengambil barang, ia tak sengaja mendapati kak Meilin yang terjatuh dihadapannya. Dengan spontan, Boris menangkap tubuh ka Meilin yang kemudian terjatuh sempurna di dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dari Adek Untuk Abang
AcakMereka adalah keluarga yang hidup bahagia, berkecukupan dan harmonis, keluarga yang saling melengkapi, adik-kakak yang saling menyayangi satu sama lain. Namun ada sebuah kejadian yang merenggut nyawa sang ibu. Setelah kejadian itu, Boris anak sulung...