01

133 8 0
                                    

"Apa kau terluka?" tanya Kim Taehyung dengan nada khawatir, dia segera pergi setelah mendapatkan kabar jika wanita yang dia cintai mengalami kesulitan.

Dengan tubuh yang penuh dengan darah, dan sebagian wajahnya pun mengeluarkan darah, Taehyung tampak khawatir. Dia duduk di hadapan wanita pujaannya itu sambil memegang kedua lengannya. Tak peduli dengan rasa sakit yang menjalar ditubuhnya.

"Kau terluka." Dengan bahasa isyarat, dia mengatakan menggunakan gerakan tangan saat melihat Taehyung terluka. Sorot matanya nampak jelas kekhawatiran, apalagi wajah dan bagian tubuh yang lain penuh darah.

"Aku tidak apa-apa. Sebaiknya kita pergi sekarang," sahut Taehyung.

Sang wanita menggeleng pelan, coba mengecek tubuh Taehyung yang terluka. Namun, hanya di wajah Taehyung yang terluka. Di kemeja putih yang dikenakan bukan darah miliknya.

"Ini bukan darahku. Sungguh aku tidak apa-apa. Kita pergi sekarang." Taehyung coba membujukmya agar segera keluar dari gudang tua dan gelap itu. Padahal dengan jelas, wajahnya terluka.

Cho Ha Seul, nama gadis itu, dia mendorong tubuh Taehyung pelan. Dengan tatapan tak suka. "Ada apa? Aku--"

"Sebenarnya apa yang kau lakukan?" tanya Ha Seul dengan gerakan isyarat menggunakan tangannya. Wanita cantik itu menatap tidak suka pada Taehyung.

"Haruskah kita berdebat lagi untuk ini? Sebaiknya kita pergi sebelum ada yang datang," pinta Taehyung.

Ha Seul menampik tangan Taehyung yang berusaha untuk membawanya pergi. Dia tidak memiliki banyak waktu lagi bisa di gedung tua itu. Beberapa orang yang datang bersamanya berada tak jauh darinya.

Taehyung menghela nafas sebelum dia membawa Ha Seul dalam gendongannya, dia tak peduli wanita bisu itu coba untuk menolaknya. Dengan Ha Seul yang ada di gendongannya, Taehyung berjalan keluar gedung itu. Ada beberapa orang tergeletak bersimbah dari di sudut ruangan itu. Membuat Ha Seul terdiam karena terkejut. Dia mempererat pelukannya, bersembunyi dalam dada bidang milik Taehyung begitu erat. Walau dia ingin sekali turun dari gendongan pria dingin tapi juga perhatian itu, dia memilih untuk menutup matanya.

"Anda tidak apa-apa, Tuan?" tanya seorang pria yang datang bersamanya. Dia membukakan pintu mobil agar bisa mendudukkan Ha Seul dengan mudah.

"Urus yang ada di sini. Bawa padaku siapa dalang dari semua ini, jika tidak kalian semua yang akan menanggung akibatnya," tegas Taehyung. Sorot matanya tampak jelas dia sedang marah. Dia terlihat dingin, tegas, tapi juga kejam. Siapa yang akan berani menatapnya saat seperti ini.

Meski apa yang dia lakukan sekarang bukan keinginannya, tapi tetap saja. Menjadi Ketua Mafia adalah hal yang wajib dia lakukan. Saat genk mafia yang dia naungi menjadi sangat disegani karena cara kerjanya.

Setelah memasangkan sabuk penggaman pasa tubuh Ha Seul, dia kemudian meninggalkan gedung tua itu. Membiarkan anak buahnya mengurus masalah di sana.

Hqa Seul memegang lengan Taehyung yang fokus dengan kemudi, agar menatapnya sebentar. Dia ingin bicara padanya. "Sebenarnya siapa dirimu? Kenapa mereka tampak begitu takut denganmu?" Dengan bahasa gerakan tangan yang dia tunjukkan pada Taehyung, dia butuh kejelasan dari apa yang sudah terjadi.

"Apa itu penting untukmu? Bukankah lebih penting dirimu selamat sekarang, daripada kau terus menanyakan hal itu." Taehyung sudah cukup kesal atas kejadian Ha Seul di culik oleh salah satu lawannya. Padahal, dia sudah sangat rapi untuk menyembunyikan pekerjaannya dari wanita yang sangat dia cintai ini.

"Ya, ini penting. Aku pikir kau sering terluka, tapi kau tidak pernah menjelaskan apa yang terjadi. Bisakah aku menikah dengan pria yang suka menyembunyikan rahasia padaku?" Kembali gerakan tangan menjelaskan apa yang ingin Ha Seul katakan. Dengan sangat mengerti Taehyung apa yang dijelaskan.

"Apa maksudmu kau tidak ingin menikah denganku?" Kali ini Taehyung menepikan mobilnya dan menatap Ha Seul dengan seksama.

"Apa kau seorang Mafia? Bukankah apa yang aku katakan sebelumnya benar? Kau ini ketua genk mafia." Di sudah memgetahuinya beberapa waktu ini, hanya saja Taehyung selalu mengelak karena tidak ingin Ha Seul tau pekerjaan yang dia lakukan.

Memiliki hubungan dengan seorang wanita polos yang memiliki kekurangan tidak membuat Taehyung malu, hanya saja dia tidak ingin Ha Seul terseret dengan masalahnya karena hal ini sangatlah berbahaya. Pikir Taehyung wanita sebaik Ha Seul hanya akan celakan dekat dengannya, namun dia tidak bisa jika harus meninggalkan wanita yang membuatnya nyaman.

Memiliki kekurangan tidak bisa bicara, bukan berarti Ha Seul mau dikasihani. Hanya saja ini sangat bertolak belakang dengan pribadi Taehyung. Terlahir dari keluarga Mafia kelas kakap, membuatnya di tuntut menjadi pribadi yang dingin. Hanya pada Ha Seul dia bersikap manis. Selain itu, dia tetap Kim Taehyung dengan sifat yang tak jaug beda dengan ayahnya, Kim Seokjin.

"Sebaiknya aku mengantarkanmu pulang." Tanpa ingin menjawab pertanyaan Ha Seul, dia kembali melajukan mobilnya. Tak peduli dengan apa yang wanita itu katakan lagi.

Dalam perjalanan mengantarkan Ha Seul pulang, suasana di dalam mobil tampak sunyi. Ha Seul hanya diam sambil menatap keluar dengan berderai air mata.

"Aku hanya tak ingin kau tau apa yang aku lakukan sekarang. Aku tak ingin kau celaka karena pekerjaanku, tapi aku tidak mau berbohong padamu. Aku dituntut melakukan ini semua oleh orang tuaku, karena ini memang pekerjaanku. Saat kau bilang tidak ingin aku membohongimu, sejak awal aku sudah membohongimu. Bisakah aku terus bersamamu saat kau tau apa yang aku lakukan selama ini. Aku hanya ingin hubungan kita seperti dulu, tidak ada bahaya yang mengancammu," tutur Taehyung. Otaknya terus berpikir tentang apa yang harus dilakukan. Ini pilihan sulit untuknya harus memilih Ha Seul atau menjadi Ketua Genk Mafia.

Ha Seul diam. Dia tidak berkeinginan menjawab ataupun menatap Taehyung. Dia merasa Taehyung yang duduk di sampingnya seseorang yang berbeda. Awal dia menatap Taehyung saat di gedung tua tadi sudah menunjukkan sikap pria tampan itu berbeda. Dia begitu tegas dan juga kejam pada lawannya.

"Aku tak bisa hidup tanpamu. Aku tak ingin kau celaka karenaku," imbuh Taehyung.

Sesampainya di depan apartemen mewah milik Taehyung, mereka tidak langsung keluar mobil. Taehyung coba kembali bicara pada Ha Seul tentang apa yang selama ini menjadi pertanyaan Ha Seul tentang dirinya.

Darah di kening sebelah kiri masih mengeluarkan darah, mengalir ke leher dan juga membasahi kemeja putih yang dikenakan. Seperti hal itu tidak membuatnya sakit, Taehyung tidka memperdulikan itu.

"Tolong maafkan aku, sekarang masuk dan istirahatlah. Kita bicara lagi nanti pukul 8 malam," pinta Taehyung. Dia masih harus pergi untuk urusan lain.

"Lebih baik kita putus saja. Aku tidak mau menjalin hubungan dengan seorang berandalan sepertimu." Dengan gerakan tangan yang dia gerakan di depan Taehyung, dia mengatakan ingin mengakhiri hubungan dengan Taehyung.

"Apa aku tidak salah? Kau ingin mengakhiri hubungan ini?" tanya Taehyung.

"Ya, aku ingin pergi darimu."

Moonlight (MAFIA-KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang