Seperti mengerti jika ayahnya akan melakukan pekerjaan berbahaya, pagi itu Taeri yang biasanya penurut menjadi manja. Dia ingin dekat dengan Taehyung, semalam saja dia pergi ke kamar Taehyung dan menyelinap masuk. Untung Taehyung belum mengambil Wine yang rencananya akan dia minum. Sekarang dia malah demam dan ingin digendong ayahnya.
"Biarkan Ayah pergi 1 jam saja. Setelahnya Ayah akan cepat pulang," bujuk Taehyung pada Taeri yang memeluknya erat. Dia menggelang, menjawab pertanyaan Taehyung.
Taehyung menatap Jimin yang menunggunya. Mereka harus segera pergi dan menjalankan rencana mereka. Namun, Taehyung malah terhalang Taeri yang tidak mau jauh darinya.
"Nak, biarkan Ayah bekerja. Apa kau ingin Paman Jimin memarahi Ayah nanti," jelas Ha Seul menggunakan bahasa isyarat.
"Tapi Taeri ingin bersama Ayah." Dia malah menangis saat semua ingin dia membiarkan ayahnya pergi.
"Baiklah, tapi jangan menangis. Sebaiknya siapkan mobil, kita bawa ke rumah sakit," pinta Taehyung pada Jimin yang langsung menjalankan apa yang menjadi perintah Taehyung tanpa membantah.
Karena demamnya tinggi, Taehyung membawanya ke rumah sakit untuk di rawat dan kebetulan sekali dia bisa berhasil pergi saat Taeri terlelap karena efek obat yang diberikan. Walau harus menunggunya sampai benar-benar terlelap, Taehyung tetap harus pergi.
Sebelum pergi, Taehyung memeluk Ha Seul tanpa bicara apapun. Ada keraguan dalam hati Taehyung, namun dia tetap harus melakukan tugasnya. Mencium lama kening Ha Seul, setelahnya pergi.
"Tae, kau yakin ingin melakukannya?" Jimin meyakinkan Taehyung sebelum dia masuk dengan truk pengirim senjata dan amunisi ke gudang yang menyimpan barang bukti itu.
"Tetap awasi dari cctv. Jika aku ketahuan, berikan aku waktu untuk lolos melalui pintu darurat," jawab Taehyung.
"Ingat, kau hanya butuh 15 menit untuk mengangkut semua barang itu, jika tidak kau akan mati," imbuh J-Hope.
"Aku anggap itu nasehat darimu." Taehyung coba untuk fokus seperti yang dia mau. Dengan waktu 15 menit, Taehyung harus memindahkan barang itu dengan cepat.
Sebelum mulai aksinya, Taehyung memejamkan mata sejenak. Dia harus segera pulang sebelum Taeri bangun agar putrinya tidak menangis mencari dirinya.
Dia juga dibantu oleh 3 sekawan yang akan membantunya untuk berhasil lolos. Ada J-Hope yang bersiap untuk menggantikan dirinya yang sudah memindahkan barang itu ke mobil yang dia bawa. Hal sepele yang rumit.
Taehyung meyakinkan diri dan melajukan mobil box yang dia bawa. Penyamarannya begitu teliti, sampai dia bisa masuk dengan penyamarannya. Saat di dalam gudang yang cukup besar Taehyung cona mencari keberadaan barang itu, hingga dia melihatnya.
"Aku mendapatkan target," ucap Taehyung melalui Earpiece yang dikenakan.
"Baiklah, kau harus hati-hati. Aku matikan cctv selama 15 menit, dan saat itu juga kau bisa melakukannya," jelas Jimin.
"Jika aku mati di sini, lindungi Ha Seul dan juga putriku. Jangan pernah membiarkan mereka pergi tanpa perlindungan kalian. Karena saat aku mati, itu artinya aku gagal. Dan untuk kegagalan, aku harus membayarnya dengan nyawa mereka. Aku tidak mau itu terjadi maka--" Belum menyelesaikan ucapannya. Terdengar ada yang datang dan sedang bicara dengan Taehyung.
"Bisa kau mulai sekarang," pinta Taehyung lirih.
Dalam hitungan ke tiga, Taehyung coba memindahkan bukti berjumlah 250 kg dari penyimpanan yang ada di samping senjata di simpan.
"Kim Taehyung, kau berani sekali menghantarkan nyawa pada kami."
Door
Suara tembakan membuat Jimin yang fokus dengan cctv segera menyalakan kembali pencahanyaan ruangan itu. Taehyung yang merasa ditembaki, dia segera masuk mobil dan melajukan pergi. Sepertinya dia tejebak dalam perangkap. Terjadi pengejaran antara Taehyung dan polisi yang mengetahui rencananya. Mereka juga menembaki mobil Taehyung yang tidak mau berhenti. Dia hanya akan menghantarkan nyawa jika menyerahkan diri.
Tembakan yang mengerah padanya bahkan menembus masuk, padahal dia pikir mobil itu anti peluru. Dia benar-benar masuk dalam perangkat yang entah siapa yang merencanakan ini. Bisa saja ini dari Namjoon yang memang berharap Taehyung mati.
Dengan kecepatan tinggi, Taehyung melajukan mobilnya tanpa ingin berhenti. Mobil yang mengejarnya bahkan menabrak bagian belakang mobilnya. Membuat mobil Taehyung terpanting dan berbalik arah karena kerasnya benturan.
"Shitt!!" gerutu Taehyung saat di depannya terdapat kounteiner yang menabrak bagian depan mobilnya.
Mobil terserat hingga beberapa meter dengan adu moncong antara mobil Taehyung dan juga truk itu. Tidak biasanya Taehyung selenggah itu, namun mungkin ini kesialan Taehyung.
Dengan tubuh yang terluka, dia berusaha meninggalkan kemudinya sebelum Truk itu membuat mobilnya ringsek. Dia membuka pintu mobil dan melompat ke aspal dan hampir terlindas oleh mobil lain.
Tubuhnya yang terluka segera berdiri sampai beberapa mobil polisi membuatnya tidak bisa berkutik. Apalagi mereka menodongkan senjata ke arah Taehyung dengan wajah penuh darah dari keningnya karena benturan, dan masih ada luka di bagian tubuh yang lain.
"Angkat tanganmu!" teriak salah satu polisi pada Taehyung yang coba untuk tetap tenang.
Mereka kemudian menyergap tubuh Taehyung, membuatnya mencium aspal kemudian mengikat tangan sebelum mereka membawanya pergi dengan tangan yang terborgol. Senyum tipis tersungging saat dia melihat seseorang yang memanggilnya tadi. Seseorang yang dia anggap mendapatkan informasi dari Namjoon itu menatapnya juga.
"Atas dasar apa kalian mengejarku?" tanya Taehyung dengan tangan di belakang karena mereka memasangkan borgol padanya.
"Kau ingin mengambil narkoba di gudang itu," jelas orang itu.
"Aku hanya mengantarkan senjata, kenapa kalian menuduhku mengambil. Apa kau sedang menjebakku?" Taehyung tersenyum tipis karena pernyataan yang Letnan Polisi itu.
"Jelaskan itu di kantor polisi," sahutnya. Dia menarik Taehyung dengan kasar.
"Ya, aku harap kau minta maaf padaku nanti saat kau salah menuduhku," timpa Taehyung dengan tatapan tajam.
***
Di tempat berbeda. Dua orang sedang sibuk memindahkan barang yang harusnya Taehyung bawa. Namun, dia malah ketahuan sebelum dia mengambilnya. Padahal Taehyung jelas-jelas masih memindahkan senjata yang ada di mobi. Akan tetapi, mereka malah menggangap Taehyung berbuat yang tidak-tidak dan langsung melepaskan tembakan.
"Cepat selesaikan sebelum mereka curiga," ucap salah satu dari mereka. Memanfaatkan kesempatan di mana polisi fokus pada Taehyung, mereka berdua mengambil barang yang harusnya Taehyung miliki.
Ini semua kesalahan Jungkook, tapi tetap Taehyung menanggungnya. Dia harus turun tangan mengambil itu, dan berakhir gagal karena polisi mengetahui rencananya.
"Dia itu bodoh, merelakan nyawa untuk hal semacam ini. Tapi bukankah ini menguntungkan untukku saat dia mati. Aku harap Polisi menembak kepalanya," tuturnya.
"Sudah cepat selesaikan sebelum kepalamu yang mereka tembak," sahut temanya yang lain. Mereka tanpa rasa bersalah memasukkan semua barang itu dan membawanya pergi dengan aman.
Saat di sisi lain Taehyung tertangkap karena tuduhan yang mereka sebutkan, ada orang lain yang mengambil barang itu dengan mudahnya. Padahal keinginan Taehyung ingin segera menemui Taeri yang ada di rumah sakit.
Taehyung hanya menjadi pengalihan. Suga yang membawa barang itu dari gudang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (MAFIA-KTH)
FanfictionKetua genk Mafia yang jatuh cinta pada wanita tuna wicara. Tanpa memandang kekurangan itu, Ketua Genk Mafia itu dengan sangat tulus mencintanya, sayangnya, semua itu berantakan ketika wanitanya memilih mengakhiri hubungannya karena merasa dibohongi...