Melihat Ha Seul berada dalam bahaya. Taehyung segera turun dengan pistol yang ada di tangannya. "Mau ke mana?" tanya J-Hope.
"Bukankah aku sudah memintamu untuk membawanya pergi. Kenapa dia di sini?" Taehyung menatap marah atas kebodohan yang mereka lakukan.
Taehyung mengarahkan senjatanya tepat ke ganggang pintu saat merasa pintunya terkunci. Dia menembaknya sampai pintu itu terbuka dan segera masuk. Tampak Jungkook berada di posisi di atas Ha Seul yang berusah untuk kabur, namun tidak bisa.
Door
Satu tembakan Taehyung lepaskan, mengenai lengan Jungkook. Bukannya membalas atau apa. Jungkook tertawa setelah meringis kesakitan. Lengan kirinya tertembak karena kakaknya melihat Ha Seul coba dilecehkan.
Taehyung mecengkram kera baju Jungkook dan memukulkan ujung pistol yang ada di tangannya hingga kepala adiknya berdarah. Tak hanya sekali, Taehyung memukulnya Jungkook dengan membabi buta. Sudah masalah penghianat, sekarang Jungkook ingin melecehkan Ha Seul.
Seperti orang bodoh, Jungkook tertawa dengan kondisi wajahnya babak belur. Seperti apa yang Taehyung lakukan tidak berarti apapun. "Apa untuk urusan wanita juga aku harus mengalah darimu, Hyung?" tanya Jungkook.
Taehyung coba menyelimuti tubuh Ha Seul dengan selimut yang ada di tempat tidur. Dia tidak peduli dengan yang Jungkook katakan. Dia sudah cukup puas dengan menghajar adiknya, meski dia sangat ingin membunuhnya.
"Apa kau pikir aku membawanya ke sini tanpa alasan? Kau tau gadis kecil yang bersamanya? Itu itu putriku! Jika kau melecehkan dia bukankah artinya kau sedang melecehkan diriku juga. Lalu saat kau mencintainya, haruskah aku memberikan keluargaku untukmu? Apa itu yang kau mau?" Taehyung berjongkok dan menatap Jungkook yang sudah babak belur.
"Kau selalu mendapatkan apa yang kau mau. Tidak denganku. Kau merebut semua dariku!" Teriak Jungkook.
Taehyung kembali mencengkram kera baju Jungkook dan membuatnya berdiri. Menyudutkannya pada dinding yang ada di hadapannya. "Memang harusnya kau mati saja. Tidak ads untungnya kau hidup saat hanya rasa iri yang kau miliki di hatimu." Taehyung mencekik leher Jungkook yang sudah tak berdaya karena kakaknya membuat tubuh pria dengan tatto di lehernya itu tidak bisa bergerak.
Ha Seul memegang lengan Taehyung agar tidak melanjutkan apa yang ingin dia lakukan pada Jungkook. "Kenapa? Kau ingin membelanya?" Tatapan Taehyung tidak lepas dari Jungkook yang ada dalam cekikannya.
"Ayah--" Suara lirih itu memanggil Taehyung. Dia tau suara siapa itu, perlahan cekikannya mengendur saat sadar akan kehadirannya.
Benar saja ada Taeri yang sedang berdiri di ambang pintu dengan Jimin yang menggandengnya. "Ayah--" panggilnya dengan menangis karena takut.
Ha Seul coba menghentikan Taehyung karena ada putrinya. Melihat itu segera Ha Seul menghampiri putrinya dan membawa dalam gendongannya. Dia juga membawa putrinya keluar dari kamar itu. Membiarkan Taehyung meredakan emosinya.
"Akhh!!!" Teriakan Taehyung terdengar bersamaan benda jatuh. Dia melempar Jungkook ke sisi kirinya. Tubuh Jungkook membuat Vas Bunga yang ada di sana jatuh bersamaan tubuhnya.
Taehyung meluapkan kemarahannya pada Jungkook. Dia lanjut menghajar tubuh Jungkook yang sudah terkapar tak berdaya. Jika sudah seperti ini akan percuma menghentikan Taehyung, yang ada amarahnya semakin melebar. Sikapnya berubah setelah mengenal dunia hitam, jika dulu dia masih bisa menahannya. Kali ini apa yang menurutnya salah, dia akan habisi tanpa ampun.
***
Taeri menangis ketakutan. Dia melihat Taehyung sedang mencekik Jungkook yang sudah terluka. Ini pertama kalinya melihat kekerasan seperti itu. Dia tadi memang sempat tidur, terbangun karena suara tembakan yang memang dekat dengan kamarnya.
"Ibu, ayo kita pulang saja," ucap Taeri pada sang ibu. Dia memeluk erat tubuh ibunya sambil menangis.
Ha Seul sendiri hanya mengusap pelan punggung putrinya. Berharap putrinya bisa tenang. Dia sendiri masih tidak habis pikir dengan yang Jungkook lakukan. Kenapa dia tiba-tiba datang dan ingin melecehkan dirinya.
Ha Seul membuat putrinya menatapnya. "Tenanglah, dia tidak akan melukaimu. Itu sedang menghukum Tuan Jungkook karena nakal. Jangan takut, aku bersamamu." Dengan bahasa isyarat, Ha Seul menenangkan putrinya agar tidak takut pada Taehyung, yang memang ayahnya sendiri.
"Apa Ayah jahat, Ibu?" tanyanya.
"Tidak, Tuan Jungkook saja yang nakal dan harus dihukum. Ayah Taehyung tidak jahat, apa kau mengerti?" Jika dengan melihat kejadian itu membuat Taeri takut pada ayahnya, bukankah itu salah Taehyung sendiri. Dia tidak bisa mengontrol emosinya, ketika dia tau ada Taeri tinggal bersamanya.
Setelah puas menangis, Taeri akhirnya tidur dengan memeluk ibunya. Takut jika nanti ibunya akan meninggalkannya. Gurat ketakutan tergambar jelas dari raut wajahnya. Dia memang belum tau, jika pekerjaan ayahnya menjadi ketua mafia yang sangat ditakuti. Mungkin juga ini akan menjadi hal biasa yang dilihat Taeri nantinya. Membiasakan diri, walau Ha Seul harus berjuang keras agar putrinya paham dan menerima apa yang ayahnya lakukan.
***
Paginya, tidak terlihat Taehyung ke meja makan. Hari ini Taeri akan berangkat bersama sang ibu dan juga Jimin. Saat Ha Seul coba tanyakan pada Jimin di mana Taehyung, dia hanya diam. Seakan tidak ingin memberitahu keberadaan Taehyung di mana. Jungkook juga tidak ada. Hanya ada mereka dan juga beberapa pelayan ataupun pengawal.
"Sudah siap untuk berangkat?" tanya Jimin.
"Paman, apa Ayah masih marah? Kenapa Ayah tidak ikut sarapan kita? Apa Ayah juga marah pada Taeri?" Dia menatap pengawal tampan yang menggendongnya untuk masuk ke mobil. Jujur, walau dia ketakutan, tapi dia berharap melihat ayahnya sebelum pergi.
"Ayah sudah berangkat bekerja. Nanti makan malam Taeri akan bertemu dengannya," jelas Jimin dengan senyum manis yang pasti akan membuat siapapun terpikat menatapnya.
"Ayah tidak marah pada Taeri?" tanyanya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
"Tentu tidak, Sayang. Tuan Jungkook saja yang nakal, jadi harus di hukum, memangnya apa Taeri nakal? Kenapa harus dimarahi. Jadi, tidak perlu takut. Ayah nanti akan bermain lagi bersama Taeri," ujar Jimin.
Taeri mengiyakan apa yang Jimin jelaskan. Di sisi lain Ha Seul dengan pikiran yang mengganggu hanya diam. Dia masih penasaran ke mana Taehyung sejak semalam dia tidak melihatnya.
"Dia ada di kamarnya. Apa kau ingin bicara dengannya? Biar Taeri aku yang antar," jelas Jimin. Dari sorot mata Ha Seul jelas terlihat jika dia ingin tau di mana Taehyung.
"Apa tidak apa-apa, Oppa?" Ha Seul menunjukkan ponselnya untuk memberitahu jawabannya.
"Temui dia, setidaknya dia tidak terus minum untuk menenangkan diri saat bertemu denganmu, karena kondisi tubuhnya tidak akan baik untuk itu," jawab Jimin.
"Apa maksud Oppa, dia sedang sakit?" tanya Ha Seul.
"Dia itu alkoholic, dan kebiasaannya itu berimbas pada lambung dan juga paru-paru nya karena sering minum. Aku sudah ingatkan untuk memeriksakan kondisinya, tapi gagal." Ha Seul tidak tau jika patah hati Taehyung bisa separah itu, hingga dia membiarkan dirinya sakit.
"Perlahan dia ingin membunuh dirinya karena luka hati yang dirasakan. Aku harap kau mampu membujuknya agar peduli dengan kondisinya. Dan tentang Jungkook kemarin, apa kau yang memintanya datang?" tanya Jimin.
Ha Seul menggeleng kepala. Bagaimana dia meminta datang, saat Jungkook bersikap tidak sopan padanya. "Aku harap kau tidak dekat dengannya. Karena sedekat apa Jungkook dengan Taehyung, masih ada dendam diantara mereka. Jungkook merasa semua tentang Taehyung. Padahal Jungkook saja yang tidak becus. Jangan mudah percaya dengan siapapun yang ada di sini, apalagi denganku. Karena yang dekat bisa menjadi musuh, jadi berhati-hatilah," jelas Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (MAFIA-KTH)
FanfictionKetua genk Mafia yang jatuh cinta pada wanita tuna wicara. Tanpa memandang kekurangan itu, Ketua Genk Mafia itu dengan sangat tulus mencintanya, sayangnya, semua itu berantakan ketika wanitanya memilih mengakhiri hubungannya karena merasa dibohongi...