12

17 3 0
                                    

Sampailah mereka di rumah Taehyung, rumah besar itu terlihat modern tapi juga ada kesan vintange nya. Langkah kecil Taeri menaiki tangga rumah menuju pintu masuk. Terlihat megah dan sangat mewah.

"Ibu, apa ini istana barbie?" tanyanya lirih sambil menarik tangan Ha Seul.

Selama 5 tahun hidup bersama ibunya, dia belum merasakan hal yang membuatnya tercengang seperti ini. Dia menjadi anak desa yang lugu dan juga lucu.

"Kau membawanya pulang?" Suga menghampiri Taehyung dan menunjukkan ketidak senangannya atas keputusan yang Taehyung ambil.

"Mulai hari ini, mereka akan tinggal di sini," jelas Taehyung. Tidak hanya pada Suga, tapi juga pada seisi rumah. Seperti sebuah perintah, mereka harus menuruti apa yang menjadi kemauan Taehyung tanpa peduli Suga yang tidak setuju.

"Benarkah? Wah, senang sekali bisa lebih dekat dengan Nona cantik ini." Jungkook yang terlihat senang saat mendengar apa yang kakaknya katakan.

"Jangan coba mengganggunya!" tegas Taehyung.

"Memangnya kenapa? Apa dia isterimu, Hyung?" tanya Jungkook.

"Tak perlu dengan alasan, cukup pahami apa yang aku katakan. Saat kau tidak suka dengan aturanku di sini, pergilah," sahut Taehyung. Dia menepuk dada sebelah kiri adiknya, sedikit menekan agar adiknya paham.

Jungkook hanya tersenyum. Dia senang saat tau Ha Seul akan tinggal satu rumah dengannya, itu akan membuatnya lebih dekat dengan wanita yang bisa merebut perhatiannya sejak pertama kali bertemu.

"Ayah, dia siapa?" Suara kecilnya membuat mereka menatap terkejut. Bukan karena keberadaannya, melainkan tentang panggilan gadis kecil itu pada Taehyung.

"Apa aku tidak salah dengar? Dia memanggilmu Ayah?" Jungkook menatap terkejut ke arah kakaknya.

"Sebaiknya antar mereka ke kamar. Buat mereka nyaman, saat ada yang mengganggunya, jangan sungkan untuk memberikan hukuman," pinta Taehyung. Setelah mengusap ujung kepala Taeri, dia kemudian naik ke kamarnya. Membiarkan Ha Seul dan putrinya istirahat karena juga sudah malam.

Mulai sekarang dia harus hidup dengan mantan kekasihnya, tanpa status dan juga komunikasi yang bagus. Karena Taehyung seperti menghindar meski dia juga yang membolehkan tinggal.

"Sebenarnya apa rencanamu?" tanya Suga pada Ha Seul yang baru keluar kamar setelah menidurkan putrinya.

"Aku ingatkan, kalau apa yang pernah aku katakan akan aku lakukan," imbuh Suga.

Ha Seul menatap tanpa ingin menjawab, karena kebodohan yang dia ambil, dirinya harus berpisah dengan Taehyung. Padahal itu hanya akal-akalan Suga agar dia pergi. Melindungi menjadi alasan Suga untuk memisahkan hubungan mereka berdua.

"Kau seperti sedang menutupi hal buruk yang kau lakukan dengan menyingkirkan dia. Apa yang sebenarnya kau lakukan, Hyung?" Jungkook menghampiri Suga yang baru bicara dengan Ha Seul, dia mendengar apa yang Suga katakan.

"Bukan urusanmu," jawab Suga.

"Akan menjadi urusanku, kalau hal itu menguntungkan untukku. Seperti dia bisa menjadi milikku," bisik Jungkook. Karena dia menyukai Ha Seul, itu menjadi hal yang bagus untuk berunding dengan Suga.

"Kalian sama bodohnya. Kenapa menyukai wanita bisu seperti dia." Suga tidak memperdulikan apa yang Jungkook katakan. Itu hanya akan menjadi boomerang untuknya, saat membantu Jungkook mendapatkan cinta Hae Seul.

Apa spesialnya Ha Seul untuk mereka, dan kenapa juga Suga begitu ingin memisahkan mereka berdua. Tapi apa peduli Jungkook, dia hanya ingin dekat dengan Ha Seul.

***

Ha Seul berjalan masuk ke kamar Taehyung yang tampak gelap, dia menghentikan langkahnya saat melihat cahaya api dari rokok yang sedang Taehyung hisap.

"Ada apa?" tanya Taehyung pada Ha Seul yang berdiri tak jauh darinya.

Ha Seul menyalakan lampu kamar Taehyung, menampilkan dengan jelas pria di hadapannya itu sedang menikmati waktu minumnya. Ha Seul masuk di waktu yang tidak tepat karena Taehyung sedang mabuk.

"Aku akan pergi dari rumah ini besok. Aku tidak ingin hanya diam di sini, saat kita tidak memiliki hubungan apapun," jelas Ha Seul dengan bahasa isyarat.

"Terdengar apa yang kau ingin kejelasan hubungan kita. Apa benar begitu?" Taehyung beranjak dari tempatnya dan berjalan lebih dekat dengan Ha Seul.

Saat Ha Seul akan mundur, Taehyung menarik lengannya, membuat tubuh Ha Seul lebih dekat dengan tubuhnya. "Katakan lagi jika kau membenciku. Sikapmu tidak menunjukkan kau ini membenciku. Sebenarnya siapa yang mempengaruhi dirimu agar menjauh dariki, dan apa rencananya." Taehyung tersenyum. Dia sebenarnya tau, tapi dia masih bertanya pada Ha Seul.

Ha Seul berusaha untuk melepaskan pelukan Taehyung darinya, namun gagal karena semakin dia coba lepas, semakin erat Taehyung memeluknya. "Aku marah padamu, tapi aku butuh jawaban dari apa yang kau katakan 5 tahun lalu. Apa benar kau membenciku saat kau pergi dengan kondisi hamil," bisik Taehyung.

Ha Seul terkejut dengan penuturan Taehyung, ternyata dia tau jika waktu itu kekasihnya hamil. "Bukankah Taeri itu putriku. Lantas kenapa kau ingin pergi, saat kau mau ikut denganku sekarang. Sebenarnya apa yang sedang kau rencanakan. Kau ingin pergi dan meninggalkan putrimu di sini? Lakukan!" Taehyung mendorong pelan tubuh Ha Seul darinya. Dengan tatapan tajam dia tersenyum tipis, di campakan oleh wanita pujaannya karena lebih percaya orang lain daripada dirinya itu sangat sakit.

"Tidak masuk akal alasanmu pergi dariku hanya karena aku seorang mafia, karena kau tau pelaku yang menghancurkan keluargamu itu bukan aku. Tapi ingat, saat kau pergi dari rumah ini, jangan harap bisa kembali. Aku tidak akan mengambil seseuatu yang membuatku terluka untuk kedua kalinya, walau orang yang aku cintai. Bukankah kau ingin pergi, lakukan saja. Jangan dengan Taeri," tegas Taehyung. Sikapnya dingin pada Ha Seul, tidak ada sikap dirinya begitu merindukannya ataupun perhatian yang dulu dia berikan pada Ha Seul.

Taehyung bersikap seperti apa adanya sekarang, jika Ha Seul merasa tidak nyaman, itu bagaimana dia. Karena dia sudah pernah mencintai seseorang dengan tulus, namun malah terluka karena di tinggalkan pergi.

"Apa itu artinya aku di sini untuk karena kau ingin melampiaskan dendammu?" tanya Ha Seul dengan bahas isyarat.

"Bukankah aku sudah katakan. Pergi saja jika kau mau, tapi jangan membawa Taeri," sahut Taehyung.

"Bagaimana bisa. Dia putriku," jelas Ha Seul.

"Bukankah dia juga putriku? Haruskah aku melakukan tes DNA untuk membuktikan kebenaran yang kau tutupi." Dengan kasar Taehyung menarik lengan Ha Seul, bicara lebih dekat. Bahkan bibir Taehyung menyentuh telingan Ha Seul. Aroma khas minuman keras tercium oleh Ha Seul.

"Kenapa? Bukankah dia memang putriku? Kau bohong saat bilang memiliki suami, karena orang suruhanku sudah mendapatkan banyak bukti tentang dirimu. Kau melarikan diri karena mempercayai seseorang, kau meninggalkanku tanpa peduli luka yang kau tinggalkan begitu dalam. Sekarang saat aku bertemu denganmu seperti ini, bukankah takdir mempermainkan kita. Haruskah kita jalani hubungan kita lagi?" Bibir Taehyung menempel pada bibir Ha Seul yang berusaha untuk menghindar, namun Taehyung tidak membiarkannya pergi. Bibir mereka saling menempel, dan Taehyung melumat bibir Ha Seul perlahan dengan perlawanan yang tidak dia pedulikan.

Moonlight (MAFIA-KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang