11

17 3 0
                                    

"Tidak bisakah kau bertanya tanpa memukulnya. Dia ini putrimu!" tegas pria tampan dengan expresi dingin mematikanya.

"Itu bukan urusanmu!" jawab Ha Seul dengan bahasa isyarat.

"Menjadi urusanku saat kau melukainya." Taehyung memilih membawa Taeri pergi, namun saat beberapa langkah, Ha Seul menarik lengannya dan mengambil Taeri yang memeluknya erat.

"Tidak. Aku ingin bersama ayah," isak Taeri yang tak mau melepaskan pelukannya dari Taehyung.

Ha Seul diam. Putrinya menyebut Taehyung dengan sebutan ayah. "Tenangkan dirimu, daripada kau terus melampiaskan emosimu padanya," tutur Taehyung. Dia melangkah meninggalkan rumah Ha Seul. Tak peduli jika dia akan melawannya, dia hanya ingin Taeri bersamanya.

Namun, Ha Seul tidak mengeejarnya. Dia hanya diam, dengan wajah terkejut saat mendengar putrinya memanggil Taehyung, ayah.

Taehyung membawa Taeri ke mobil, mendengarkan penjelasan apa yang terjadi sampai ibunya tega memukuli tangannya. Dia memang tidak bilang jika ponsel itu dari Taehyung, karena dia juga takut ibunya akan kembali marah.

"Sudahlah, jangan menangis lagi. Bagaimana kalau kita bertemu dengan temanmu itu. Tunjukan di mana rumahnya," ucap Taehyung. Dia berusaha untuk membuat Taeri tenang dan nyaman.

"Apa Ayah akan memarahi mereka? Nanti kalau mereka semakin mengejek Taeri bagaimana?" tanya lugu.

"Tidak. Ayah akan bicara dengan baik." Dengan ragu Taeri mengatakan pada ayahnya di mana rumah temannya itu. Dan Taehyung langsung pergi ke sana di temani J-Hope dan Jimin di dalam mobil yang sama.

Taeri yang merasa takut, hanya banyak diam di pangkuan Taehyung. Ada rasa senang, saat Taehyung menepati janjinya. Namun, juga ada rasa takut jika nanti temannya itu malah mengejeknya setiap hari.

"Apa kau yang sering menghina putriku?" tanya Taehyung pada anak kecil yang usianya beda 5 tahun dengan Taeri. Dia bersama kedua orang tuanya bertemu dengan Taehyung. Orang tuanya sendiri tidak bicara apapun ketika melihat Taehyung datang bersama kedua pengawalnya.

"Aku ingatkan, jika dia ini putriku. Jangan pernah mengganggunya lagi dan mengatakan jika ibunya suka dengan pria hidung belang. Apa orang tuamu yang mengajarkan hal seperti ini? Kau ini masih kecil, tapi sudah menghancurkan mental putriku. Lantas jika Taeri tidak sering bersama ayahnya apa itu salah? Jangan lagi menganggunya, jika kalian tidak mau aku laporkan tindakan kalian. Bilang pada semua orang yang ada di sini, Ha Seul itu memiliki suami, dan aku suaminya. Haruskah aku juga mengatakan itu pada orang desa ini?" tanya Taehyung. Perkataannya tidak bisa dibantah, sorot matanya menusuk orang yang menjadi lawan bicaranya.

"Tidak, Tuan. Maafkan anak saya. Candaan anak-anak saja, kenapa di ambil hati," ucap ayah dari anak itu.

"Kalau itu candaan, apa saat aku bilang rumahmu kecil dan jorok itu juga candaan untukmu? Jangan sekali-kali membiarkan anak yang menyudutkan orang lain. Tegas pada anak itu perlu, atau harus aku yang memberikan anakmu pelajaran?" Taehyung benar-benar menunjukkan jika dia memang ayah Taeri, agar mereka tidak menyudutkannya.

Puas mencaci mereka, sekarang Taehyung berjalan ke rumah Taeri. Dia sengaja mengendong Taeri agar siapapun melihat dan berpikir jika Taeri memang memiliki ayah, bukan seperti yang mereka tuduhkan.

"Apa ayah bermalam di sini?" tanya Taeri.

"Apa kau ingin Ayah bermalam?" Taehyung balik bertanya pada gadis kecil yang ada di gendongannya.

"Tidak bisakah Taeri ikut dengan Ayah saja? Di sini mereka jahat," ucapnya sambil memeluk erat tubuh Taehyung.

"Mereka sudah Ayah marahi, tidak akan bicara yang tidak-tidak lagi," sahut Taehyung.

"Ibu juga tidak percaya Taeri lagi. Taeri tidak mencuri, kenapa Taeri di pukul," timpa Taeri.

"Ibu hanya sedang lelah, dia tidak sengaja memukulmu. Jangan diambil hati ya?" Taehyung coba membujuk gadis kecil itu agar tidak merasa takut pada sang ibu.

Sampailah mereka di rumah Ha Seul, dengan segera Ha Seul menghampiri mereka dan berharap ingin menggendong putrinya, namun Taeri masih takut ibunya akan memukul lagi.

Terlihat penyesalan dalam sorot mata Ha Seul, dia begitu ingin memeluk putrinya. "Maafkan Ibu, Nak. Bukankah Taeri mengerti jika Ibu salah paham. Lihatlah, ibu ingin minta maaf padamu dan juga memelukmu," ucap Taehyung.

"Tidak mau. Taeri ingin bersama Ayah saja." Dia kembali menangis mengatakannya. Hatinya begitu sakit, ingat sang ibu memukulnya.

Ha Seul coba mengusap punggung putrinya yang Taehyung gendong. Dengan air mata yang menetes, Ha Seul coba membujuknya. Hatinya hancur mengingat sikapnya begitu kasar pada Taeri.

"N-a-k," panggilan Ha Seul membuat Taehyung menatapnya terkejut. Terdengar suara Ha Seul memanggil putrinya. Meski hanya itu, tapi dia tidak menyangka Ha Seul bisa bicara.

"Apa Ibu sungguh minta maaf?" tanya Taeri dan langsung mendapat anggukan dari ibunya.

"Kalau begitu bisakah kita pergi bersama Ayah saja, Taeri tidak mau tinggal di sini lagi. Mereka jahat pada Taeri," ungkapnya. Kembali Ha Seul dibuat bingung. Bukan hanya memanggil dengan sebutan ayah, tapi dia ingin tinggal bersama Taehyung.

"Jika Ibu tidak mau, Taeri juga tidak mau. Taeri tidak mau tinggal di sini lagi. Mereka jahat pada Taeri." Dia menjelaskan dengan derai air mata. Siapa yang akan tega saat mendengar penjelasan Taeri, terdengar begitu menyakitkan.

Ha Seul menatap Taehyung, bagaimana dia bisa melakukan apa yang Taeri minta saat sebelumnya dia memilih pergi dari Taehyung. Seperti tidak tau malu saat Ha Seul mau kembali pada Taehyung lagi, namun takdir tetaplah dia yakini.

"Taeri ingin tinggal bersama Ayah, Ibu," ucapnya sebelum dia berpindah pada gendongan ibunya.

Ha Seul mengangguk. Syarat jika dia mau melakukan apa yang putrinya mau. "Apa boleh?" tanya Ha Seul dengan bahasa isyarat pada Taehyung.

Taehyung mengangguk, mengiyakan apa yang Taeri mau. Tidak ada lagi penolakan. Taehyung mengiyakan kemauan Taeri. Setelah mendengar penjelasan jika mereka berdua akan ikut pulang bersama Taehyung, Taeri sudah mulai tenang. Dia senang jika ibunya mau tinggal bersama.

"Kenapa? Apa kau masih ragu saat putrimu yang mau?" tanya Taehyung.

"Aku melakukan ini demi putriku. Aku membuang harga diriku karena dia juga. Dia tidak perlu tau masalah kita, cukup aku dan kau saja," jelas Ha Seul dengan bahasa isyarat.

"Ya, walau sebenarnya tanpa kau sadari seseorang yang kau pisahkan akan kembali padanya lagi," sahut Taehyung. Caranya bicara seakan tau jika Taeri putrinya.

"Aku harap putriku tidak tau pekerjaanmu," jelas Ha Seul.

"Pada akhirnya dia akan tau, itu sudah menjadi resiko saat kalian memilih bersamaku. Tapi, bagaimana denganmu, bukankah kau yang membuangku?" Taehyung lebih dekat dengan Ha Seul. Baru kali ini dia berani membahas hal itu setelah tidak bertemu begitu lama.

"Bukankah takdir sedang mempermainkan kita," bisik Taehyung lagi.

Moonlight (MAFIA-KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang