Taehyung sedang terbaring lemah di tempat tidurnya, dia begitu lelap walau sesekali akan terbangun karena merasa kesakitan. Ada Jungkook di sana sedang duduk diam sambil bermain ponselnya. Entah kenapa dia di sana saat Taehyung memintanya untuk mengurus apa yang harusnya Jungkook lakukan.
Perlahan pintu kamar terbuka, tak lama J-Hope masuk dengan mereka yang memang diminta untuk datang. "Apa yang kau lakukan? Apa dia anak isterimu, Hyung?" tanya Jungkook saat melihat Ha Seul dan putrinya masuk mengikuti J-Hope yang memang menjemputnya.
"Beliau tamu Tuan Taehyung," jawab J-Hope.
Jungkook menatap mereka berdua dengan penuh penasaran, siapa wanita cantik yang datang dengan J-Hope, bagaimana dia bisa mengajaknya masuk ke kamar Taehyung. Belum lagi gadis kecil yang bersembunyi di balik tubuh ibunya karena takut itu terlihat mirip.
"Lebih dekat dengan Tuan Taehyung," pinta J-Hope.
Ha Seul dengan berat hati melangkah lebih dekat di sisi kanan ranjang, menatap pria yang sebelumnya dia kenal tebaring tak berdaya dengan alat medis di sebagaian tubuhnya. Entah apa yang terjadi, walau Ha Seul sangat penasaran tapi dia tidak bisa bertanya. Dia datang juga atas kemauan Taeri, kalau putrinya itu tidak menangis, dia tidak akan datang. Apalagi janjinya pada Suga untuk tidak berhubungan lagi dengan Taehyung, dia ingkari.
Taeri yang duduk di samping Taehyung perlahan memegang lengan pria yang sedang sakit itu. "Kalian sudah datang," tutur Taehyung dengan suara lemah. Dia berusaha untuk melepaskan selang oksigennya dan bangun untuk bersandar di headboard tempat tidurnya.
"Tuan Aneh sedang sakit?" tanya gadis kecil itu dengan polos.
"Tuan Aneh? Maksudmu aku?" Taehyung tersenyum mendengar dirinya di panggil seperti itu.
"Aku tidak tau namamu, Ibu juga tidak tau. Makanya aku memanggilmu seperti itu." Dengan malu-malu, dia mengatakan hal itu sambil tertunduk.
Taehyung dibuat tersenyum dengan jawaban Taeri. Senyum yang 5 tahun belakangan ini tidak pernah dia tunjukkan, mengembang karena celotehan gadis kecil di hadapannya.
"Baiklah, kita mau ke mana? Apa kau ingin kita jalan-jalan, mengambil foto agar kau bisa menunjukkan pada temanmu?" Taehyung melepaskan infus dan alat medis lainnya, berusaha duduk dan mengajak Taeri bicara.
"Apa itu tidak apa-apa?" tanyanya takut ketika lengan Taehyung berdarah karena melepaskan jarum infusnya.
"Tidak. Kita keluar sekarang, dia akan mengganggumu jika ada di sini," bisik Taehyung. Orang dia maksud adalah Jungkook yang terus menatap interaksi mereka. Apalagi Ha Seul lebih menjadi fokusnya.
Ha Seul memegang lengan Taehyung agar menatapnya. Sorot matanya seakan bertanya apa Taehyung akan baik-baik saja. "Aku baik-baik saja. J-Hope Hyung, buat dia nyaman di sini. Aku akan bermain bersamanya," pinta Taehyung.
"Tapi kondisimu--"
"Aku tidak akan mati karena ini. Sebaiknya bawa dia sebelum anak itu mulai berbuat ulah," ujar Taehyung. Sejak tadi pandangan Jungkook tidak lepas dari Ha Seul yang hanya banyak diam.
Taehyung kemudian pergi ke taman di halaman belakang rumah dan di sana Taeri banyak bicara, menceritakan banyak hal, seperti dia sedang bertemu ayahnya.
"Kau di sini. Apa--" Suga dibuat terkejut saat melihat Ha Seul ada di rumah Taehyung. Dia duduk tak jauh dari Taehyung dan putrinya yang sedang bermain.
Ha Seul pun menatap terkejut, dia mengingkari janjinya untuk tidak menemui Taehyung lagi. Ha Seul segera mencari note yang biasa dia bawa dan menuliskan apa yang ingin dia katakan.
[Maafkan aku, hanya takdir yang mempertemukan kita lagi. Sekeras aku pergi, aku tetap kembali ke sini dengan putriku]
Membaca itu, Suga langsung menatap ke arah Taehyung yang sedang bersama seorang anak kecil. "Apa dia?" Pertanyaan Suga menggantung. Ha Seul tau apa yang akan Suga maksud, dia hanya mengangguk pelan menjawab Suga.
"Kalian saling mengenal, dan apa kau--" Jungkook menyela obrolan mereka. Dia tanpa rasa sungkan berdiri di dekat mereka.
"Aku perlu bicara banyak padamu nanti," tegas Suga dengan tatapan tajam setelahnya dia pergi menemui Taehyung dan berbisik padanya.
"Ada apa? Apa Paman ini akan membawaku pulang?" tanya Taeri yang menatap Suga dengan tatapan takut.
"Tidak. Hyung, tidak bisakah kau sedikit hangat padanya. Tatapanmu itu membuatnya takut," ujar Taehyung.
"Bukankah lebih baik kau istirahat daripada bermain dengannya. Kau harusnya datang nanti malam, jika kau tumbang nanti. Aku pastikan apa yang akan kau dapatkan berantakan," sahut Suga.
"Kenapa begitu tegang. Apa kau khawatir dia kembali padaku, tenanglah, gadis kecil ini hanya ingin bertemu denganku. Dan aku harus membayar apa yang sudah mereka lakukan demi menyelamatkan nyawaku," jelas Taehyung. Sangat jelas saat Suga tidak suka dengan adanya Ha Seul, namun dia tidak bisa mengatakan identitas gadis kecil di hadapannya.
"Aku pikir kau mulai berani setelah ayahmu tiada," timpa Suga.
"Apalagi yang harus aku takutkan, jika ini semua milikku. Aku pikir kau yang coba menyetirku. Apa yang kau katakan harus aku lakukan. Tidak ada salahnya memang, tapi kau semakin jauh untuk mempengaruhiku," tutur Taehyung. Saat dulu masih ada ayahnya, dia mungkin takut. Apa yang dia mau akan dianggap salah, namun sekarang dia hanya ingin menikmati harinya.
Lagian sejak bertemu dengan Ha Seul, fokusnya bukan pada mantan kekasihnya. Melainkan pada Taeri. Entah dia seperti begitu dekat dengan gadis kecil itu, bahkan dia memaksakan diri saat tubuhnya sedang tidak baik-baik saja.
"Tuan Aneh--" Taeri yang sejak tadi hanya diam memegang tangan Taehyung, mencairkan suasana agar dia tidak terus berdebat dengan Suga.
"Kita ajak Ibu pergi dari sini. Kita main bertiga," ucap Taehyung dengan menatap Suga kemudian berjalan pergi.
Suga sendiri dibuat kesal dengan sikap Taehyung. Kenapa juga Ha Seul kembali setelah bertahun-tahun lalu pergi. Ini akan membuat Taehyung kembali goyah. Meski tidak akan ada masalah lagi, karena ayah Taehyung juga sudah tiada. Harusnya Taehyung bisa melakukan apa yang menjadi kemauannya. Akan tetapi Suga seperti tidak membiarkan itu.
"Biar aku menemanimu," ucap Jimin.
"Dengan mobil berbeda," jawab Taehyung sambil membantu Taeri masuk ke mobil. Diikuti Ha Seul.
"Boleh aku ikut, Hyung?" tanya Jungkook.
"Tidak! Dia merasa tidak nyama bersamamu. Sebaiknya isi waktumu dengan tidak menganggu," jelas Taehyung.
"Kau kan dengannya, aku hanya ingin menemani Nona cantik ini. Bolehkah aku ikut Nona?" Ha Seul langsung menatap Taehyung. Kali ini mereka saling pandang tanpa berkata apapun.
"Haruskah aku menggulangi ucapanku, Jungkook aa?" Ada penekanan dalam bahasa Taehyung, dia tidak mau Jungkook pergi bersamanya.
"Oh, tenanglah. Lagian siapa dia, Hyung. Apa mereka ini anak dan isterimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (MAFIA-KTH)
FanfictionKetua genk Mafia yang jatuh cinta pada wanita tuna wicara. Tanpa memandang kekurangan itu, Ketua Genk Mafia itu dengan sangat tulus mencintanya, sayangnya, semua itu berantakan ketika wanitanya memilih mengakhiri hubungannya karena merasa dibohongi...