04

33 2 0
                                    

Ha Seul keluar gerbong kereta saat dia sampai di stasiun tujuan. Dia terdiam sejenak sebelum berjalan agak jauh dari lintasan kereta. Dari jendala kereta yang perlahan berjalan kembali, Taehyung menatap Ha Seul yang hanya diam. Ingin dia turun, namun akan percuma karena dia kembali gagal meminta maaf pada wanita yang membuat hidupnya hancur sekarang.

Perlahan kereta itu mulai berjalan, Ha Seul yang hanya diam mengusap pelan perutnya. Kepalanya tertunduk sambil menangisi kebodohan atas pilihan yang dia ambil. Hatinya begitu sakit saat dia sendiri yang milih ini semua.

'Kau harus selamat, tidak ada yang bisa membuatmu pergi dari Ibu.' Batin Ha Seul sambil menempelkan tepalak tangannya pada perut.

Ibu? Apa maksudnya Ha Seul sedang hamil. Bukankah itu artinya anak yang ada diperutnya itu buah cintanya dengan Taehyung. Lantas kenapa Ha Seul memilih pergi saat Taehyung ingin bersama dirinya.

***

Beberapa hari yang lalu sebelum semua ini terjadi, Ha Seul tampak senang. Dia ingin memberikan kejutan pada kekasihnya yakni Kim Taehyung. Kejutan yang pasti akan membuatnya terkejut, rencananya mereka akan menikah bulan depan seperti keinginan Ha Seul. Menikah di hari ulang tahunnya.

Sejak pagi, Ha Seul tidak bertemu dengan Taehyung yang bilang akan pergi ke suatu tempat. Hatinya sungguh senang meski buah cinta mereka belum dalam ikatan pernikahan. Selama 5 tahun menjalin hubungan, mereka benar-benar menikmati waktu layaknya suami isteri. Usia kandungannya jalan 10 minggu, dan itu juga sudah dia periksakan tanpa sepengetahuan Taehyung karena beberapa hari belakangan dia sangat sibuk.

Waktu itu pukul 4 sore Ha Seul menunggu Taehyung di sebuah taman dekat apartemen. Ha Seul tidak sabar menunggu Taehyung di rumah untuk memberikan kejutan itu. Namun, setelah 10 menit menunggu seseorang yang tidak dia kenal datang, menanyakan alamat yang akhirnya membuat Ha Seul pingsan dalam kondisi terkena obat bius. Kejutan yang harusnya dia berikan pada Taehyung, jatuh begitu saja.

"Bangun! Apa kau akan terus tidur. Kau itu cantik, sayang sekali kau ini bisu." Seseorang bicara dengan Ha Seul yang coba untuk membuka mata setelah obat bius itu mulai berkurang efeknya.

"Bagaimana aku harus bicara padamu, tapi aku tidak akan melakukan apapun padamu. Aku hanya ingin kau pergi dari hidup Kim Taehyung. Apa kau tau siapa dia?" tanya Suga yang memang menculik Ha Seul dan membawanya ke gudang tua yang kosong.

Ha Seul sepenuhnua sadar, dia duduk menghadap Suga yang sedang menjelaskan tujuannya membawa Ha Seul ke gudang itu. "Pergi dari Taehyung jika kau sayang pada dirimu ataupun anak yang kau kandung. Ah ... benar juga, apa Taehyung tau kau sedang hamil?" Ha Seul menggeleng menjawab apa yang Suga katakan.

"Kalau begitu itu bagus. Tidak perlu kau katakan jika kau hamil, karena aku tidak akan membiarkanmu hidup bahagia bersamanya. Saat kau keras kepala dengan apa yang aku katakan ini, bukan dirimu ataupun janin itu yang pergi, tapi kau akan melihat Taehyung tersiksa karena kau bersamanya. Rapi juga dia menyimpan rahasia, saat kalian sudah bertahun-tahun menjalin hubungan. Aku tak akan menyakitimu, asal kau mendengarkan aku. Apa kau mengerti?" Suga menepuk pipi Ha Seul pelan.

"Pergi dari Taehyung, bagaimana caranya kau harus pergi. Biarkan dia menjadi Ketua Mafia seperti kewajibannya saat ayahnya sedang sakit keras. Aku akan mengampuni dirimu dan juga janin itu saat kau mau pergi dari Taehyung. Saat kau bersikeras dengan apa yang kau mau, kau akan tau akibatnya." Suga menunjukkan pada Ha Seul sebuah rekaman di mana Taehyung sedang berkelahi dengan beberapa orang, entah apa masalahnya tapi Taehyung kalah jumlah.

"Ayahnya lebih memilih dia mati saat dia tidak mau melakukan kemauannya. Jika kau memilih tetap bersamanya, Taehyung yang akan mati. Apa kau mau Taehyung mati, dan kau melihatnya?" Suga sungguh pintar memprovokasi Ha Seul yang terkejut tentang identitas Taehyunh sesungguhnya.

"Oh ya, apa benar keluargamu hancur karena kelompok gangster? Aku pikir akan menjadi alasanmu kau pergi dari Taehyung saat kau bilang dia yang menjadi dalang dari hancurnya keluargamu. Tuduh dia dan pergi dari sini. Aku akan menepati janjiku setelahnya," tutur Suga.

Ha Seul tidak bisa berbuat apapun selain memilih untuk pergi, dia juga tidak bisa melihat beberapa orang itu membunuh Taehyung dan dia melihatnya. Dia meyakini Taehyung hanyalah pria romantis dan perhatian, walau sikapnya dingin.

"Bagaimana? Kau ingin pergi dan merawat anak itu atau kau ingin melihat Taehyung mati dihadapanmu?" tanya Suga.

Dengan rasa takut, Ha Seul melipat tangan, memohon agar Suga tidak membunuh Taehyung. Dia akan melakukan apa yang Suga katakan dengan menjauhi Taehyung demi keselamatan pria pujaannya.

"Baiklah, aku pikir kau memilih pergi. Karena itu, kau akukan apa yang sudah aku katakan tadi, bersandiwara kemudian pergi dari sini tanpa mengatakan dirimu hamil. Nanti kau akan berterima kasih padaku saat tau alasan sesungguhnya dari apa yang aku lakukan. Taehyung tidak akan aman saat memiliki kelemahan, sejauh ini kelemahannya adalah dirimu. Jadi, sebelum musuhnya tau itu, kau harus pergi dan menganggap tidak mengenal Taehyung. Apa kau mengerti?" Kembali Suga menepuk pelan pipi Ha Seul.

Setelah Suga pergi, Ha Seul menangis melampiaskan kebodohannya selama ini. Bagaimana dia bisa bergaul dengan ketua Mafia yang dia pikir pria baik. Sebuah rahasia harus dia simpan tanpa Taehyung tau.

***

Sampailah Ha Seul di sebuah rumah yang tidak begitu besar milik orang tuanya. Rumah yang beberapa tahun ini tidak dia tempati itu menjadi saksi di mana dia dulu pernah bahagia dengan keluarganya. Sekarang saat kondisi hamil hampir 3 bulan, dia harus berjuang sendiri tanpa bantuan orang tua ataupun Kim Taehyung, ayah dari janin yang dia kandung.

"Kau tetap menjadi wanita bodoh," gerutu Ha Seul sambil memukul kepalanya karena kesal.

Tadi hampir saja dia goyah, dia ingin mengatakan jika sedang hamil, namun dia tidak mau Taehyung celaka, apalagi Suga dengan sangat jelas menceritakan apa yang akan Taehyung alami saat dia memilih Ha Seul.

Tidak ingin Taehyung mengalami sesuatu yang buruk, dia memilih untuk pergi. "Hidup sendiri tidak akan sulit untukku. Ya, kita harus berjuang berdua." Ha Seul bicara dalam hati dengan tangan menggusap perut, mengajak janin di dalam perutnya bicara karena hanya dia yang akan menemaninya sekarang.

Dalam diam, setiap momen bahagia bersama Taehyung terus dia ingat. Dan itu semakin membuat dirinya hancur. Taehyung dengan tulus mencintainya, tapi dia malah mengatakan benci pada pria yang selalu ada untuknya.

"Maafkan aku."

Moonlight (MAFIA-KTH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang