Taehyung menyandarkan kepala karena terasa sakit. Dia sudah di dalam mobil dan perjalanan pulang. Setelah membujuk putri mantan kekasihnya, dia segera pergi karena Jungkook membuat ulah. Anak itu memang sering membuat ulah, entah apalagi sekarang.
"Haruskah kita ke rumah sakit sekarang?" tanya J-Hope.
"Tidak. Aku ingin bertemu dengan Jungkook." Padahal otaknya terus memikirkan pertemuannya tadi dengan Ha Seul. Ternyata dengan mudahnya Ha Seul berpaling darinya dan memiliki seorang anak.
Selama perjalanan pulang, Taehyung masih mengingat kejadian yang baru terjadi. Dia tidak menyangka jika selama 3 hari dinrawat oleh Ha Seul. Selama tidak mendengar kabarnya, Taehyung pikir dia tinggal di tempat yang sama, nyatanya dia pindah di desa, pinggiran kota Seoul.
"Apa lagi yang kau lakukan sekarang?" tanya Taehyung pada Jungkook yang sedang duduk di meja kerja kakaknya.
"Akhirnya Hyung pulang juga. Apa harus aku berulah dulu saat mereka membiarkanku bertemu denganmu," ucap pria dengan beberapa tatto di bagian tubuhnya.
Taehyung perlahan merebahkan tubuhnya di sofa saat Jungkook tak ingin pindah dari kursi kerjanya. Melepaskan jaket dan juga kaos yang dikenakan. Sampai menampilkan luka di bahu kanannya.
"Aku pikir Hyung tidak bisa terkalahkan, ternyata sama saja. Kau juga bisa terluka," ucap Jungkook.
"Apa kau pikir aku memiliki kulit baja. Sekarang katakan apa yang ingin kau lakukan? Saat kau datang ke sini, kau harus mengikuti aturan di sini. Jika tidak, pergi saja. Aku tidak mau kau mengacaukan pekerjaanku," tutur Taehyung.
"Jangan keras padaku, bagaimanapun juga aku memiliki hak atas apa yang Hyung miliki di sini," sahut Jungkook. Dia itu memang pemberontak, Taehyung tidak kaget saat adiknya mengatakan itu. Pasti ada rencana Jungkook mau datang ke Seoul.
"Katakan saja apa masalahnya? Kau masih memiliki masalah? Kau ingin dilindungi?" Sekeras apa Taehyung, dia tidak bisa membiarkan adiknya terluka.
"Aku selalu senang dengan cara kerjamu." Jungkook kemudian menceritakan apa yang dia mau. Tanpa terkecuali, dia mengatakan semuanya.
"Jika hanya itu yang kau mau. Katakan itu pada J-Hope Hyung. Dia akan membantumu, aku harap kau tidak mencampuri urusanku. Walau kau adikku." Akan menjadi tantangan untuk Taehyung saat adiknya itu memilih tinggal bersamanya, apalagi dia datang dengan wanitanya.
"Ke mana anak yang katakanya anakmu itu?" tanya Taehyung.
"Mereka saja yang membuat berita bohong tentangku, padahal yang terjadi kau ini yang memiliki anak. Apa kau membunuh anakmu dengan wanita simpananmu? Lain kali kenalkan padaku, aku ingin tau standart Hyung seperti apa," jawab Jungkook. Ada saja yang melaporkan berita padanya, meski mereka tidak tinggal dekat.
Tanpa memperdulikan ucapan Jungkook, dia memilih untuk berbaring. Tubuhnya masih sangat lemah untuk sekedar duduk terlalu lama. Taehyung kebanyakan begitu banyak darah, belum lagi kondisi Desa yang jauh dari rumah sakit, itu yang membuat Ha Seul merawatnya sendiri.
***
3 hari berlalu, harusnya hari ini Taehyung mendatangi putri Ha Seul karena dia sudah berjanji, namun dia tidak kunjung datang. Membuat Taeri, putri Ha Seul menangis sejak pagi.
Ha Seul sendiri dibuat bingung harus bagaimana, karena dia tidak tau kapan Taehyung akan datang. Entah apa yang terjadi, sampai dia mengingkari janjinya.
"Ibu, kenapa dia tidak datang? Kalau memiliki janji harus ditepati," renggek Taeri yang sejak tadi menunggu kedatangan Taehyung.
[Ibu tidak tau, Nak. Mungkin saja dia sedang sibuk]
Ha Seul menuliskan jawaban di secarik kertas yang ada di hadapannya. Beruntung memang, Taeri sudah bisa banyak hal diusianya sekarang, dengan kerja keras Ha Seul, di bisa mengajarkan putrinya dengan video pembelajaran yang dia cari.
Tok tok tok
Suara ketukan dari depan terdengar, berpikir jika itu Taehyung, Taeri segera berlari dan membuka pintunya. "Apa Tuan Aneh itu tidak datang?" tanyanya pada seseorang yang dia pikir Taehyung.
"Ke mana Ibu? Bisakah kau berikan ini pada Ibu?" Dia memberikan selembar surat dan langsung diberikan pada Ha Seul yang tak jauh dari putrinya.
[Maaf, aku tidak bisa datang. Tapi bisakah kau datang menemuiku? Jika iya, ikutlah bersama J-Hope Hyung.]
Secarik surat itu memberitahu jika Taehyung tidak bisa datang, dan meminta dia datang bersama putrinya. Ha Seul dengan tegas menolaknya. Dia menarik lengan putrinya agar tidak dibawa oleh J-Hope, orang suruhan Taehyung.
"Apa itu dari Tuan Aneh itu, Bu?" Taeri ingin merebut secarik surat itu, namun sang ibu melarangnya.
"Kenapa? Taeri ingin melihatnya." Taeri kembali meminta secarik surat yang ada di tangan ibunya. Karena tidak berhasil mendapatkannya, dia menangis. Menyalahkan ibunya jahat karena tidak memberikan dia surat itu.
"Maaf, Tuan Taehyung sebenarnya sedang sakit. Beliau tidak bisa datang karena kurang sehat. Tidak bisakah kau ikut denganku, dia sudah berjanji pada putrimu, tapi dia tidak bisa datang," jelas J-Hope.
[Tidak. Sebaiknya Anda pergi] Ha Seul menuliskan di ponselnya, kemudian menunjukkan note itu pada J-Hope agar mudah dipahami apa yang dia katakan.
"Apa kau tidak kasihan puterimu menangis di sana. Aku akan mengantarkanmu lagi nanti, jika aku tidak membiarkanmu pulang, kau bisa melaporkanku," tutur J-Hope.
Ha Seul menggeleng kepala, syarat tetap tidak mau dengan tawaran yang J-Hope berikan. "Apa kau tidak percaya dengan apa yang aku katakan? Kalau begitu tunggu." J-Hope merogoh saku untuk mengambil ponsel dan segera menghubungi Jimin yang ada di rumah.
"Bukankah apa yang aku katakan benar?" tanya J-Hope sambil menunjukkan video call pada Taehyung yang sedang memejamkan mata. Di lengannya ada infus dan juga alat medis lainnya.
"Taeri ingin menemui Tuan Aneh. Ayo, Ibu," ujar Taeri sambil menarik lengan ibunya.
Matanya masih menatap layar ponsel J-Hope yang sedang menunjukkan Taehyung yang sedang terbaring lemah. "Ayolah, aku tidak banyak waktu. Apalagi lusa Tuan Besar tidak di Korea, beliau akan pergi. Sebelum beliau berangkat sebaiknya kau ikut," jelas J-Hope. Di tidak menyerah dengan apa yang dia tawarkan, karena dia paham betul, bertemu dengan mantan kekasihnya akan membuat berubah, tetap saja saja sama putrinya berharap bertemu.
"Ayolah, Ibu. Kita datang ke Tuan Aneh," pinta Taeri lagi.
Ha Seul menggeleng kepalanya, dia tidak mau putrinya memaksa pergi. "Kalau begitu biar Taeri saja yang pergi." Ancaman itu membuat Ha Seul menatap terkejut dengan kerasnya hati sang putri.
"Ikut saja, aku berjanji akan mengantarkanmu." Melihat Ha Seul bingung, J-Hope coba membuat dia semakin bingung saja.
"Ibu ..." Lengan Ha Seul ditarik agar cepat bersiap. Mata putrinya sudah derai air mata. Dia sampai tidak tega untuk membuat putrinya bersedih.
[Baiklah, tapi biarkan aku pulang sebelum makan malam] Ha Seul kembali menjelaskan dengan tulisan. Hatinya bimbang, tapi dia harus tetap fokus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight (MAFIA-KTH)
Hayran KurguKetua genk Mafia yang jatuh cinta pada wanita tuna wicara. Tanpa memandang kekurangan itu, Ketua Genk Mafia itu dengan sangat tulus mencintanya, sayangnya, semua itu berantakan ketika wanitanya memilih mengakhiri hubungannya karena merasa dibohongi...