'lagu untuk?' →[11]

1.7K 96 0
                                    

singkat cerita, beberapa hari setelah kejadian itu membuat Arshaka dan Nerva jarang berkomunikasi bahkan sehari bahkan bisa tidak berbicara. itupun jika hal benar benar penting..

Nerva yang masih terbayang juga syok begitupun dengan Arshaka disana.

tetapi selama beberapa hari setelah kejadian itu Nerva bisa merasakan bahwa Arshaka lebih baik bertanggung jawab seperti benar benar ketua kelas menghadapi kelas itu, jadi hal itu membuat Nerva tidak repot repot lagi.

-

kebetulan hari ini adalah hari minggu yaitu hari libur bagi semua murid murid sekolah. saat sore jam 6 dihari minggu ini Nerva sedang bersiap siap untuk pergi ke cafe daerah sana bersama Marlen dan Wikan.

terakhir, ia memakai parfum menyemprotkan keseluruh badan lantas buru buru turun menuruni anak tangga ketika mendapat notifikasi bahwa Wikan dan Marlen sudah didepan rumah Nerva.

orangtua Nerva memang sedang pergi jalan jalan. Nerva sempat ditawarkan ikut atau tidak tetapi Nerva membiarkan orangtuanya healing berdua tidak ingin menganggu.

tak lupa ia kunci pintu rumahnya agar nanti tidak kemalingan, setelah itu berjalan menuju gerbang depan.

"woi bukain pintu" Nerva mengetuk kaca mobil tersebut.

Wikan yang duduk pada tempat menyetir mengendalikan agar Nerva bisa membuka pintu.

"nah udah yuk gas" ucap Marlen yang melihat Nerva sudah masuk mobil.

Mereka bertiga berangkat ke cafe menggunakan mobil Wikan. dengan Wikan menyetir, Marlen duduk didepan sebelah Wikan, dan Nerva duduk dibelakang.

mendengar ucapan Marlen, Wikan langsung mulai menyetir mobilnya.

saat diperjalanan mereka bertiga terus mengobrol apalagi terus terusan menggoda Wikan yang sedang dekat dengan adkel cewek itu.

"pasti lo udah jadian kan sama cewek itu?" tanya Marlen penasaran kepada Wikan.

"ngga belom" jawab Wikan jujur.

beda dalam hati Wikan, ada alasan tersembunyi yang membuat komitmen itu terhalang..

"lo bisa kenal dia darimana dah" kali ini Nerva bertanya kepada Wikan.

"waktu itu gue ke supermarket terus ketemu dia ya kita tiba tiba ngobrol kecil dan sempet tukeran nomor" jelas Wikan membuat Nerva geleng geleng.

"anjir ngga nyangka lo ngincer anak smp" ucap Nerva masih saja tak percaya.

"apalah" jawab Wikan menyembunyikan salah tingkahnya.

"gue mau nanya deh ke lo Nerv" Nerva langsung menengok kearah Marlen.

"nanya apa?" Nerva menggoyang- goyangkan kakinya dibawah.

"lo ada berantem kah sama Arshaka? soalnya akhir akhir ini aneh aja kalian" Nerva mengigit bibir saat mendengar pertanyaan Marlen itu.

sempat terdiam karena binggung..

"gue? ngga ada berantem kok, dia sekarang juga lebih better aja ngga nyusahin gue" Nerva berusaha memasang wajah santai seperti tidak terjadi apa apa.

"gue nebak aja sih soalnya pas kita makan bareng di kantin, gue liat lo tatap tatapan mulu dari jauh sama dia" ucap Marlen seadanya.

"kebetulan aja itu" Nerva mengalihkan pandangan ketika Marlen menengok kebelakang melihat wajahnya.

"ngga bisa bohong lo ketahuan dari muka. tumben juga akhir akhir ini lo jadi lebih ngga banyak omong terus diem aja, cerita ke kita kalo ada apa apa" Marlen menyadari perubahan sifat Nerva.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang