Arshaka memang sedang bolos untuk pergi kemarkas diam diam karena bosan sekali mendengar kata belajar, bahkan kedua temannya tidak tahu bahwa ia sedang bolos.
"siapa tikus kecil yang berani masuk lagi" Arshaka buru buru turun motor saat keadaan markas tiba tiba sudah kacau terbuka.
buru buru ia masuk kedalam markas dengan hasil nihil tak ada siapa siapa, tetapi dengan jelas Arshaka menemukan pintu dalam markas beberapa terbuka. tentu ada orang masuk, apalagi pintu kamarnya juga terbuka.
"sialan" umpat Arshaka juga menemukan jendela kamarnya sudah terbuka dengan lebar membuat ia menutupnya dengan erat.
ingin melacak cctv tetapi Arshaka tidak bisa karena tidak ahli, hanya satu satu orang yang bisa ia andalkan adalah Stephen, cowok Intel itu.
Arshaka memutuskan menghubungi nomer Stephen agar kedua temannya berjalan menuju markas memecahkan masalah ini.
"step"
'lo bolos ke markas ya? kenapa?'
"markas diacak lagi sama tikus kecil entah siapa, tolong kesini cek cctv"
'si bangsat Galang lagi?'
"bukan kayaknya. cara buka gemboknya aja beda, kalo Galang sama suruhannya biasanya gembok udah tumbang patah kalo ini beda cara ngebukanya dia ngedobrak menurut gue"
'gue sama Brayden otw kesana'
"cepet"
TUT
Arshaka duduk diam pada sofa ruang tengah sembari menunggu. tak lupa pikiran lema penasaran tingkat tinggi.
otak Arshaka sempat sekilas berpikir Nerva karena anak itu beberapa hari lalu sudah tampak curiga dan tahu tempat markas ini, tapi apa mungkin bahwa yang melakukan Nerva?
tak mungkin.
-
"kacau bagian mana?" suara seseorang membuat Arshaka menoleh, tertampang Stephen serta Brayden.
"lantai satu aja sampai kamar gue dia buka terus masuk" ucapan Arshaka dipelototi oleh Stephen juga Brayden.
"ayo buru kelantai dua cek cctv" menyetujui ucap Brayden, mereka bertiga menaiki anak tangga menuju ruangan tempat cctv tersebut.
Stephen langsung duduk pada kursi dengan kemampuannya dia melakukan aksi melacak memutar ulang untuk melihat siapa pelaku itu.
setelah Stephen mengatur, cctv tersebut menunjukkan rekaman ulang.
pelaku itu ternyata seorang lelaki tapi tidak terlalu jelas wajahnya, ketiga orang yang memantau fokus tiba tiba sarkas menengok bertatap tatapan."jangan bilang pikiran kita sama?" mendengar ucapan Brayden kedua orang mengangguk setuju.
"masa iya?" tak percaya Stephen.
sebab cowok itu memiliki ciri ciri jelas seperti Nerva. tentu mereka binggung tak percaya..
"tapi emang Nerva bilang ke lo libur karena apa?" pertanyaan Brayden diberi gelengan kepala oleh Arshaka.
"gue cuman ngarang aja. sebenernya gue juga ngga tau kenapa dia ngga sekolah" ucap Arshaka terdengar santai tetapi kedua temannya menepuk jidat.
"ada dua hal lo harus lakuin
cegat dia buat nanyain atau kita ngga bakal tau sama sekali kenyataannya" final Stephen diangguki oleh Arshaka.ketiga orang itu akhirnya melakukan perbincangan perbincangan untuk mencari jawaban masalah ini.
"jadi waktu itu Nerva udah pernah jalan kesekitar sini terus nemuin lo?" Brayden mendengar serius ucapan Arshaka.
"iya gue juga binggung kenapa dia bisa tau sekitar sini, padahal ya lumayan aja cukup jauh dari rumahnya buat kesini paling puluhan menit" ucap Arshaka jelas.
"kalo itu bener dia kita bisa ancem kalo berani berani nyebar kesana kesini tentang kita" Arshaka terdiam, sehabis Stephen berbicara ia sempat menoleh Arshaka.
"lo jatuh cinta beneran kan sama dia? bukan taruhan lagi?" Stephen melirik Arshaka.
-
singkat cerita, semakin sore hari semakin banyak anggota anggota memenuhi markas. seperti biasa akan berkumpul diruang tengah sembari bermain main santai.
Arshaka, Stephen, dan Brayden memutuskan untuk tidak menceritakan kejadian tadi siang itu karena anggota pasti akan memanas apalagi dalam situasi santai seperti ini.
"gue mau tanya, kalian ada musuh diluar musuh markas?" tanya Arshaka membuat yang lainnya sedang asik bermain diam pada menoleh.
berbicara berbicara dengan beberapa anggota tetapi tidak ada yang mendekati ciri ciri pelaku tadi siang itu. Arshaka benar benar kepikiran sekarang.
firasatnya apakah akan benar?
"Arshaka, ada cowok mau join nih" ucap Gangga datang tiba tiba membuat semua yang sedang duduk menatapnya.
mendengar ucapan Gangga, Arshaka pun ikut melihat kepada seseorang tepat berada samping Gangga.
"hah?" sangat kaget Arshaka menatap seseorang berdiri sebelahan dengan Gangga itu.
begitu Stephen dan Brayden.
NERVA????
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]
Dla nastolatkówJabatan mereka berdua membuat mereka masing masing saling berlawanan sehingga membuat setiap harinya terlarut bermasalah. Termasuk dengan lelaki yang bernama Nerva Rafendra, jabatan sebagai wakil kelas tetapi seakan akan dia menjadi ketua kelas isti...