'Perintah Nerva' →[2]

3K 129 1
                                    

"lo mau nyuruh gue apa?" Arshaka menghampiri Nerva, lalu duduk diatas meja bangku Nerva.

Nerva terdiam melihat wajah babak belur Arshaka. tertampang wajah lelaki itu meninggalkan cukup banyak sisa luka.

"hei?" ucap Arshaka melambaikan tangan didepan wajah Nerva yang terlarut diam.

Nerva lalu tersadar.
entah apa yang dilamunkan.

Lagi pula mengapa dia harus tau?

udahlah Nerva sudah tidak sabar duluan sekarang.

"kecil si, cuma hari ini lo ngurusin semuanya tentang kelas.
itu emang cukup banyak, tapi lebih banyak lagi pas gue gantiin setiap hari kerjaan lo mulu" ucap Nerva menaikki alis tengilnya.

Arshaka sempat ingin menentang. singkat saja, dia sangat malas
tetapi melihat ekspresi wajah Nerva membuat dia mengangguk terpaksa menyetujui.

"gue ulang, jadi hari ini siapa yang ngurusin kelas?" ucap Nerva sembari menaikkan alis.

"Arshaka Sagarana" ucap Arshaka jengkel.

Nerva menahan tawa melihat ekspresi Arshaka, wajah babak belur ditambah jengkelnya membuat paras lelaki itu bercampuran.

Nerva tidak bisa menahan tawa,
Dia tertawa membuat insan didepannya menatapnya binggung.

"why?" cowok bernama Arshaka itu diselimuti rasa heran.

"muka lo.. kondisikan! kkkkkkk kocak" Nerva tertawa hingga mengeluarkan sedikit air mata.

"lo ngeledek gue?" Arshaka memandang Nerva sedikit kesal.

"kkkk ngga tahan gue!" Nerva memegangi perut karena sakit terlarut tertawa.

Arshaka memutar bola mata malas.

"udah udah, intinya lo kerjain semua sedangkan gue free.
right?" Nerva menatap Arshaka sembari mengeluarkan sedikit senyuman, tetapi dimata Arshaka senyuman tersebut dajjal.

Arshaka mengangguk bagaikan anjing yang menurut perintah tuannya. Nerva tersenyum puas setelah itu meninggalkan Arshaka keluar kelas..

Arshaka mungkin sial hari ini.

• • •

dikabarkan ibu guru mapel matematika tidak bisa hadir dikarenakan sakit guru tersebut hanya menitipkan tugas kepada Arshaka, lebih tepatnya mapel pertama jamkos.
Arshaka tau, temen sekelasnya semua seperti anjing menggongong jika tidak ada guru.

Arshaka baru saja memasuki kelas sedaritadi mengambil tugas,
Kelas terlarut berisik sekarang saat ia masuk kelas membawa tugas.

Ada yang bermain game, cewe bergosip, bermain lempar lemparan kertas, bernyanyi, dan hal lainnya membuat Arshaka pening sendiri.

Nerva tetap santai duduk menatap pergerakan Arshaka.

"DIEM BISA NGGA? DUDUK DIBANGKU KALIAN MASING MASING!" teriak Arshaka merasa pening.

Hening.

Mereka kembali ketempat duduk masing masing..
Tentu saja hening, ini pertama kali Arshaka berteriak. bahkan teriakan itu terdengar sangat keras.

Stephen Brayden sebagai kedua teman Arshaka yang sudah lama, sedikit terkejut mendengar teriakan Arshaka.

Beda halnya jika teriak di markas sudah sering mereka berdua dengar.

"kerjain tugas matematika paket halaman 65 buat dibuku tulis latihan.
Kalau selesai, kumpul ke meja gue" ucap Arshaka terlihat tak main main.

"Sekali lagi jangan berisik.
gue catet." Sambungnya mengancam.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang