'sadar?' →[8]

2K 97 1
                                    

"beberapa hari lalu gue liat lo istirahat bareng Arshaka, tumben tumbenan" ucap Marlen sembari menyantap makanan kantin itu.

"kebetulan doang itu" jawab Nerva tidak dengan ekspresi apa apa, karena memang seperti itu.

"gue cuman ngga expect aja gitu" klarifikasi Marlen.

"biasalah" ucap Wikan diangguki setuju oleh Marlen.

"oiya Nerv, lo tau ngga? si Wikan udah punya pacar anjir!" seru Marlen membuat Nerva yang sedang makan terbatuk kaget.

karena Wikan dimata
Nerva dan Marlen, biasanya tidak peduli tentang hal 'berpacaran' apalagi Wikan tidak terlalu banyak omong dan cukup cuek, dari dulu pun banyak cewek mendekati Wikan tetapi ia tidak peduli, entah.

"serius?? anak mana?" kepo Nerva sampai betah diam menunggu jawaban.

"adek kelas! smp cui lumayan deket smpnya dari sini, tapi gue lupa namanya" ucap Marlen berusaha mengingat nama cewek yang sedang dekat bersama Wikan itu.

"bukan, gue ngga pacaran sama dia kita cuman deket" Wikan membuka suara.

"bagus deh kalo lo udah mulai ngebuka hati lo, lancar lancar" Nerva menepuk bahu Wikan, diangguki oleh Wikan.

"deket apa deket? jangan sampe lo ngegantung anak orang deh!" ucapan Marlen membuat Wikan menghela nafas panjang.

mereka kembali memakan makanan masing masing, sesekali bercerita cerita apapun, mereka tidak mungkin kehabisan topik.

• • •

selesai istirahat pastinya ketiga orang itu berjalan kearah kelas mereka yang berbeda masing masing.

begitupun dengan Nerva sudah sampai dikelas sedang duduk pada bangkunya sembari memainkan handphone menunggu guru mapel masuk kelas.

"apa?!" Nerva menoleh kebelakang ketika seseorang terus mencolek punggungnya.

"pms lo?" siapa lagi kalo bukan, Arshaka.

"mata lo, muak gue denger itu kata kata" jawab Nerva sensi.

"sensi amat. anyways ada yang mau gue omongin sama lo" ucapan Arshaka membuat Nerva heran.

"apaan?" Nerva masih dengan perasaan herannya.

"mulai sekarang gue aja yang ngurusin kelas karena gue sebagai ketua kelas. gue nyadar kalo gue punya banyak tanggung jawab dikelas ini dan selalu ngebebanin lo, gue ngerasa bersalah aja. jadi terserah mau lo gimana gimana, sebagai pengalihan" ucapan Arshaka membuat Nerva tertawa kencang.

"lagi sakit lo?" Nerva sampai meletakkan tangannya ke kening Arshaka, namun nihil karena suhunya normal.

"taik, gue serius" jengkel Arshaka diangguki oleh Nerva.

"bagus deh kalo ketua kelas dongo udah sadar, sering sering yaa. kalo gini hidup gue kan abadi" jawaban Nerva membuat Arshaka memutarkan bola mata malas.

"kayak barusan yang lo bilang, bikin gue jadi ngga sabaran nunggu deh" nada Nerva memang remeh, Arshaka semakin jengkel.

saat Arshaka ingin membalas tetapi didahului oleh guru mapel yang sudah memasuki kelas, pertanda tidak akan jamkos hari ini.

Nerva duduk pada bangku depan tersenyum tak sabaran, sedangkan Arshaka duduk pada bangku belakang menahan kesalnya.

mengikuti pelajaran sampai dengan jam pulang dengan lancar.

"dia kayaknya udah tobat deh, bagus lah meringankan beban gue" gumam Nerva.

"Nerva siapa yang kamu ajak bicara?" tanya guru mapel yang melihat Nerva berbicara sendiri.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang