'happiness and end.' →[37]

2K 80 6
                                    

"saya Arshaka Sagarana, mengaku bukan hanya sekedar teman lagi melainkan pacar Nerva Rafendra"

-

melewati moment akward menegangkan seperti itu, tentu membuat seorang Arshaka sedikit gugup ketika sigap berhadapan dengan kedua orangtua Nerva secara langsung. menurut dia masalah diterima atau tidaknya dari pihak orangtua Nerva itu urusan belakang, tetapi mengungkapkan yang sebenarnya adalah point bagaimana hubungan mereka kedepan.

detik ini Arshaka benar benar bahagia mengetahui respon kedua orangtua Nerva. setara hampir sama dengan respon kedua orangtuanya.

kedua lelaki yang mabuk kasmaran tersebut sedang duduk dikursi berada pada halaman belakang rumah Nerva.

"bahagia lo?" tanya Nerva memerhatikan Arshaka terus mengembangkan senyum.

"gue ngga bisa ngga senyum, respon kedua orangtua lo sangat baik bahkan ngajak orangtua gue buat ketemu dan makan bareng" jelas Arshaka diangguki setuju oleh Nerva.

"gimanapun orangtua kita emang cepat lambat harus tau" Nerva memandang keatas langit indah sore itu.

"tumben ngga bawel" celetuk iseng Arshaka menatap wajah Nerva.

"tenggorokan gue sakit ngadepin lo disekolah tadi, terusan ngga tanggung jawab ngurus kelas. emang ketua kelas bangsat" jika diingat kejadian Nerva teriak teriak terus dikelas tadi ia sungguh kesal dengan Arshaka.

"tapi lo sayang gue kan?" secara mendadak Arshaka bertanya.

"heh setan! gue tuh kesel sama lo lagi sekarang karena ngemancing topik itu, sakit nih tenggorokan gue" helaan nafas panjang Nerva buyarkan.

"katanya capek, ini bawel lagi" kekeh Arshaka saat ini sudah melihat wajah masam Nerva.

"gue jadiin es kulkul lo!" kesabaran Nerva setipis tisu.

"enemies to love ternyata ngga buruk" ucap Arshaka membuat Nerva reflek saja menengok.

"siapa?" tanya Nerva binggung bahkan tak menyadari apapun.

"gue sama lo, dulu kita musuh dan buat jadi temen aja mustahil" Arshaka kembali mengingat hari itu.

"bener kok. sekarang gue masih musuhan sama lo bahkan makin tumbuh rasa benci" canda Nerva membuat Arshaka menaikkan satu alis tengil.

"tumbuh rasa benih cinta kan maksud lo?" Arshaka membalikkan menjawab, Nerva hanya menghiraukan ucapan itu.

"gue besok malam mau balap motor, sekalian bakal ngasi tau anggota markas tentang hubungan kita" ucap Arshaka sembari menyedot vapenya.

"dapet berapa lo? terus emang yakin lo nekat kasi tau ke mereka?" kepo Nerva walau dalam hati terkubur rasa khawatir.

"lumayan 3 juta an, masalah itu gue gapeduli mereka masih mau tetep stay atau ngga di markas, gue gamaksa dan gue lebih mentingin hubungan lo sama gue" Arshaka menjawab benar dari lubuk hati, tetapi Nerva masih diam tidak mengelak sama sekali.

"hati hati aja" omongan khawatir Nerva versi gengsi.

"ngeremehin gue apa khawatir" Arshaka kini malah mendekatkan wajahnya dengan wajah Nerva.

"menurut lo" Nerva membuang muka dengan sengaja mengalihkan pandangan.

"sini tengkuk lo" Arshaka sarkas menarik tengkuk Nerva tanpa aba aba.

"ngap-"



'mmmhhh'

lumatan kasar tanpa henti Arshaka berikan serta lampiaskan kepada bibir Nerva. mereka sekarang terlihat bergairah melupakan kondisi mereka
sedang dimana, sedang melakukan apa, sedang dalam kondisi apa.
entah, seketika hilang pemikiran itu.

CUP

berakhir tertutup dengan kecupan terakhir cukup lama serta dalam yang manis, setelah gairah bersifat agresif itu terbuyarkan.


"BANGSATTT!!! BAU VAPE MULUT LO BASTARDD!!"

"i love you too, Nerva"



                           -END-

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

haloo sengg sengku 🫰🫰, makasii banyakk udah ngikutin cerita ini🤍 sengaja ngga bikin yang sampai gimana" apalagi jauh konflik karena emang ini mengisahkan perjalanan cinta mereka aja dan cukup sampai sini, ngerencanain endingnya kayak gini dari awal hehee..

TYSMM LOVEEE💗, TUNGGU CERITA SELANJUTNYA YANG BAKAL AKU BIKIN YAA!!!!

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang