"Nerva Rafendra" ucap seseorang cewek berjabatan sebagai guru itu sedang mengabsen.
semua orang berada dikelas
12 IPA 1 tersebut langsung menegok kearah bangku yang diduduki oleh Nerva.tetapi nihil.
Nerva tidak masuk sekolah tanpa keterangan, bahkan tidak ada pun pesan yang ia titipkan kepada salah satu teman kelasnya.
"Nerva sudah pesan saya bu kalo dia izin sekolah dan dia ngga bisa anter suratnya hari ini" ucap Arshaka yang sadar bahwa Nerva pasti akan diberi alpa, jadi dia berbohong.
"baik, kita lanjut materi bab ini" ucap guru itu membuat Arshaka diam diam menghela nafas lega.
"lo kemana" dalam hati Arshaka berbicara sembari menatap bangku kosong Nerva yang entah kemana.
-
Nerva memandang terdiam tempat didepannya sekarang. tempat yang sepi serta terkunci dengan banyaknya gembok.
sengaja ia tidak masuk sekolah untuk mengungkapkan rasa penasarannya belakangan ini, sebenarnya cukup nekat emang tetapi dia tidak bisa membiarkan saja entah mengapa sangat penasaran.
karena pagar itu tergembok sangat ketat serta tak mendapatkan kunci. Nerva sempat terdiam berpikir apa yang harus ia lakukan.
berdiam seperti itu tumbuhlah akal cerdik pada benaknya bahwa akan memanjat pagar ini agar bisa masuk kedalam. terus bergerak memanjat pagar yang tidak terlalu tinggi itu dan mendarat tepat sudah masuk.
"yes" gumam Nerva senang sekali rasanya.
tanpa mengulur waktu Nerva sangat berusaha mendobrak pintu utama tersebut dengan gerik pelan, membuat banyaknya gembok menonjol pada pintu itu langsung terjatuh lepas.
pelan pelan masuk kedalam menulusuri ruangan gelap misterius itu. melihat sekeliling ia pertama mendapat ruang seperti tempat santai juga ada sofa besar, memang cukup gelap Nerva bergerak menghidupkan lampu agar lebih terang.
"anjing" umpat Nerva saat baru saja memasuki salah satu pintu utama dalam yang bagi Nerva ini puncaknya.
Nerva melihat ruangan sangat luas dan banyak sekali tempelan poto poto serta identitas lengkap seseorang yang sudah tercoret tanda '×' berwarna merah.
"bangsat. ini orang markas gila, udah kayak mafia" ia dengan sangat jelas melihat ada penjelasan tertulis dibawah foto orang yang berisi tanda '×' berwarna merah, kasus yang dilakukan orang tersebut.
"43
penjelasan : tikus kecil markas" Nerva melihat salah satu foto seorang lelaki yang belum tercoret dengan tanda merah.apakah orang tersebut akan menjadi korban selanjutnya..
"Galang Brasmana" Nerva membaca nama orang yang terlihat akan menjadi korban selanjutnya.
Nerva semakin linglung bahkan tidak menyangka akan sesarkas ini ternyata. ia memutuskan berbalik badan melangkah menuju keruangan pintu selanjutnya.
sampai pada pintu kedua Nerva lagi lagi mencermati memerhatikan seisi ruangan, tempat ini adalah tempat berisinya identitas bersama foto anggota anggota dan jabatan yang mereka pegang.
tampilan paling atas Nerva lihat adalah 'Malevolent Midnight'
"Arshaka Sagarana, leader" Nerva membaca membuat dia teringat omongan Kang Beben, bahwa Arshaka benar benar ketua dalam markas ini.
"Stephen Adhiyaksa, wakil 1
Brayden Sadipta, wakil 2" Nerva dibuat jumpscare tak menyangka.Stephen? Brayden? ini kedua teman Arshaka sering bersama Arshaka saat sekolah, bahkan sekelas dengan Nerva juga.
semakin mata Nerva menerus kebawah semakin banyak identitas anggota markas ini. alhasil mempersingkat waktu Nerva keluar menuju ruang tengah.
karena cukup banyak ruangan bahkan ada lantai dua Nerva tentu kewalahan, tidak mungkin kan ia memasuki satu satu pasti akan semakin lama juga anggota markas ini pasti akan datang.
Nerva sedaritadi bener bener salfok sama isi meja ruang tengah karena minuman beralkohol tampak disana.
"gue kesitu aja" Nerva tertarik memandang ruangan yang dari luar tertulis 'leader room', berarti ini ruangan khusus milik Arshaka.
setelah mendobrak dengan susah payah karena terkunci, kamar itu hanya terlihat kasur luas dan gitar, meja serta kursi. dan seperti kamar pada umumnya, tempelan tempelan menarik berada pada tembok kamar.
saat saat seperti itu..
Nerva tiba tiba mendengar suara langkah kaki menuju ruangan khusus Arshaka ini, sudah panik duluan dia.
melihat jendela kamar Arshaka Nerva buru buru buka dengan nekat melompat, untung saja tidak terlalu tinggi jaraknya.
terakhir kali Nerva lihat adalah tempelan stickynote warna hijau pada meja Arshaka berisi tulisan namanya dan ada lagi tulisan yang entah tak jelas karena terburu panik pergi.
sampai halaman depan markas dengan Nerva ngos-ngosan Nerva melihat motor Arshaka tertampang, pasti Arshaka sedang berada didalam sekarang! pintu pagar terbuka, Nerva langsung mengambil kesempatan kabur berlari menjauh agar tak ketahuan.
sangat pintar sekali bukan?
"den Nerva kenapa ngos-ngosan? ini nasi gorengnya udah jadi agak dingin sedikit den ngambilnya kelamaan" ucap Kang Beben menyodokkan nasi goreng terbungkus.
"gapapa kok kang saya cuman olahraga bentar lari, makasi kang ini uangnya" Nerva memberi uang lantas tanpa basa basi menaiki motornya dan pergi.
"ini uangnya kelebihan den!" teriak Kang Beben melihat Nerva belum terlalu jauh.
"AMBIL AJA KANG" teriak balik Nerva mendengar ucapan Kang Beben.
Kang Beben ingin berterimakasih namun Nerva terlarut sudah jauh.
"dia teh kenapa yak" heran Kang Beben menggaruk kepala belakang tak gatal.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
gimanaaa gimanaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]
Ficção AdolescenteJabatan mereka berdua membuat mereka masing masing saling berlawanan sehingga membuat setiap harinya terlarut bermasalah. Termasuk dengan lelaki yang bernama Nerva Rafendra, jabatan sebagai wakil kelas tetapi seakan akan dia menjadi ketua kelas isti...