'wow' →[12]

1.3K 81 0
                                    

"iya" jawab Arshaka merasa terpanggil.

Nerva memasang wajah binggung ketika ia menyadari bahwa Arshaka terus terusan menatapnya.

"you make me stress" ucap Arshaka memijat pelipisnya.

"why? seharusnya gue yang bilang gitu ke lo" Nerva merasa ini tidak adil.

"what made you think about me?" tanya balik Arshaka.

"lo aneh, lo ngga kayak gini" Nerva menatap Arshaka dengan detail.

"freak.." ucap Arshaka sedang berpikir sedangkan Nerva mengangguk.

"Maybe, cause you make me like this." wajah Arshaka sedikit memerah Nerva bisa lihat itu.

"maksud lo?" Nerva mengalihkan pandangannya.

"apa kurang jelas?"

-

Nerva akhirnya bisa keluar dari dalam toilet setelah beberapa hal yang terjadi. dengan cara ia sengaja meninggalkan situasi menurutnya tidak jelas itu.

"are you okay?" tanya Wikan melihat Nerva sudah duduk.

"iya gue gapapa" Nerva mengangguk memastikan bahwa ia terlihat baik baik saja.

saat makanan datang sekian cukup lama karena cafe cukup rame mereka bertiga langsung menyantap hidangan itu dalam keheningan.

sedang asyik makan, Wikan tiba tiba batuk membuat Nerva serta Marlen menengok kearah Wikan.

"hati hati makan lo ngga lompat, kan" ucap Marlen kepada Wikan.

Nerva memberi Wikan minum, Wikan meneguk minuman tersebut dengan rakus diberikan pandangan heran oleh kedua orang berada didekatnya.

kembali seperti situasi itu lagi.

"natap apa lo" tanya Nerva melihat Wikan terus stuck menatap kearah meja milik orang lain.

Nerva yang memang penasaran berusaha mencari dan melihat apa Wikan liat terus menerus semenjak makan tadi.

Nerva tau, tertampaklah ia bisa lihat sangat jelas...
Arshaka? bersama seorang cewek sedang mengobrol sangat dekat.

"mereka emang kenapa?" Nerva menatap Wikan penasaran.

"LAHH KANN??" tampak wajah Marlen kaget sekaget kagetnya yang ikut melihat hal itu.

"ada apa anjing" lagi lagi Nerva menggaruk rambut binggung.

"itu cewek lagi deket sama Wikan,
si anak smp kita bahas itu" mendengar perkataan Marlen, Nerva mengerutkan alis.

benar benar hidup Nerva penuh dengan kebingungan dan butiran butiran plottwist.

"terus itu mereka?" Nerva bersama ekspresi kerutan alisnya.

"wajar aja. mereka kakak adik" Wikan bernada santai menjawab, dua orang temannya melotot.

"HAH?"

serentak Nerva dan Marlen menutup mulut tak menyangka.

jadi ini alasan mengapa Wikan macet untuk maju lampu hijau,
serta pasrah menggantung cewek itu..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang