'dendam' →[23]

1.3K 79 2
                                    

"buru buru banget lo, tuh juga kenapa tumben mesen yang pedes. kan lo kagak doyan" Brayden memberi Arshaka air minum.

bibir Arshaka memerah tebal rasanya melepuh kepedasan,
panas hawa mulai menerka pada tubuh Arshaka.

ia meneguk kasar air minum yang Brayden berikan. nasi goreng itu sudah habis dimakannya.

Stephen dan Brayden diam menatap heran Arshaka..

"udah jam lima sore. cepet kemarkas itu sebelum anggota kita kesini dan tau mereka bakal murka" ucap Arshaka merasa pedas itu sudah mulai terasa lega.

"oke oke, lo sama Stephen duluan aja kedepan. gue kunci dulu markas biar aman, anak anak juga udah pada punya kuncinya" ucapan Brayden disetujui oleh Arshaka dan Stephen.

mereka berdua keluar mempersiapkan motor masing masing, tak lupa saat diatas motor mereka menunggu Brayden yang kini telah selesai mengunci markas.

setelah itu mereka bertiga yang sudah siap lanjut menempuh perjalanan dengan motor sport milik mereka masing masing, jarak dari markas ini ke markas itu bisa dibilang lumayan jauh karena didaerah agak terhimpit.

-

sampai mereka menurunkan motor pada markas berlingkungan sekitar cukup besar tersebut, bahkan untuk membaca spanduk nama markas itu saja Arshaka sudah ogah ogah an.

'BRUKK'

baru saja memasuki markas itu dengan sarkas, mereka sudah disungguhi pukulan oleh anggota suruhan dari ketua markas TOPCER, siapa lagi kalau bukan Galang.

mereka hanya bertiga tetapi benar benar sadis melawan balik lapar anggota anggota sangat banyak markas TOPCER tersebut.

tepat sekali Arshaka berhadapan dengan tiga orang dari tujuh orang yang telah melukai Nerva tadi.

'BRUKK'

'BRUKK'

"BRUKK'

tiga pukulan tersebut melayang dengan rapi, sekaligus headshot mengenai wajah ketiga orang itu. melihat ketiganya nyaris sudah tersungkur tak berdaya akibat pukulan dan tendangannya,
Arshaka juga memutarkan lengan tangan mereka satu satu ganas sampai sedikit bersuara.

"INI AKIBAT LO NYENTUH PRIORITAS GUE ANJING!" teriak sarkas Arshaka tetapi ia puas mendapat mereka masing masing menjerit kesakitan.

merasa tidak akan hanya berhadapan dengan ketiga orang yang membuat Nerva terluka itu saja, Arshaka menoleh kebelakang lagi lagi sudah mendapati lima musuh disana menatapnya siap untuk berantem.
dengan santai Arshaka hadapi tanpa beban, karena memang sudah biasa.

"KA AWAS ADA SATU YANG BAWA KAYU!" teriak Stephen dari arah sana yang juga sedang melawan musuh tetapi masih bisa memperingati Arshaka.

Arshaka paham maksud Stephen, menatap satu musuh licik tersebut akan menyerangnya menggunakan benda, tetapi terlambat sayang sekali. tangan Arshaka lebih dulu menahan beralih mengambil kayu panjang tersebut lantas ia pukulkan keras pada perut orang itu.

'BRUK'

Arshaka menampilkan senyum miring, walau badannya dan wajahnya sudah tidak bisa dikontrol akan darah darah mengalir.

terus terusan Arshaka menyerang siapapun musuh yang memberanikan diri maju kedepannya, dengan timbal balik licik Arshaka menggunakan tongkat kayu panjang tersebut untuk melawan.

inilah dinamakan SWITCH

sedang lema melawan musuh Arshaka sempat menoleh melihat kedua temannya apakah baik baik saja, tetapi Arshaka tidak salah teman dan wakil, mereka berdua masih berdiri tegak sempurna melawan musuh tahan seperti Arshaka.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang