"Arshaka bisa stop ngga ganggu gue! daritadi di perpustakaan, ngapain sih?" kesal Nerva yang sedang menggambar dikertas sketchbook itu.
jam literasi sudah selesai kini pergantian jam mapel ips seharusnya. tetapi ibu guru yang mengajar pelajaran ips dikabarkan sedang cuti hamil untuk beberapa bulan, jadi otomatis jamkos lagi. sangat surga sekali..
"gue cuman mau liat aja gambaran lo sebagus apa" ucap Arshaka yang sedaritadi berdiri memerhatikan Nerva menggambar.
"liat liat orang daritadi aja lo ngomentarin gambaran gue dibilang bunganya kebesaran lah, orangnya kepalanya kekecilan kayak klepon lah, awannya kayak pohon beringin lah" celoteh Nerva membuat sang pelaku tertawa.
"lo emang ngga terima gue kasih masukan?" tanya Arshaka.
"lo ngasih masukannya jangan kayak gitu juga lah taik. contohnya kayak 'itu orangnya kepalanya terlalu kecil lo bisa buat lebih gede lagi biar enak diliat' gitu kek, ini malah bilang kayak klepon" jelas Nerva membuat Arshaka lagi dan lagi tertawa.
"mending lo sama temen lo sana, kalo disini terus lama lama gue ketempelan pocong" ucap Nerva jujur.
"gue kasian ngeliat lo sendiri ngga ada temen dikelas ini" ucapan Arshaka membuat Nerva melotot.
"enak aja. gue punya temen cuman emang lagi pengen ngegambar karena bosen" tak terima Nerva.
"sok introvert" Arshaka mengalihkan pandangan saat Nerva menatapnya.
"YA ELU SOK ASIK" nyolot Nerva berdiri berhadapan dengan Arshaka.
saat ini mereka sedang berdiri berhadapan dan saling berpandangan, seperti orang ingin bertengkar.
Nerva memutuskan berjalan keluar kelas menuju toilet. lama lama dia bisa gila jika berhadapan dengan Arshaka terus terusan.
Nerva berdiri tepat pada depan cermin wastafel yang ada pada toilet itu sembari menahan rasa kesal.
"gue bener bener ketempelan hantu pocong sekarang" ucap Nerva memandang dirinya dikaca toilet itu.
ia mencuci muka bermaksud agar lebih tenang serta rileks.
selesai mencuci muka otomatis ia akan lap mukanya menggunakan tisu memang sudah tersedia.
"ANJING" umpat Nerva memundurkan langkahnya saat Arshaka tiba tiba muncul dihadapannya.
"apa yang mau lo lakuin?!" tanya Nerva yang sudah berdiri tersandar pada tembok.
seakan akan pergerakannya sudah di block oleh Arshaka.
"gue ngga ngapa ngapain" ucap terdengar santai Arshaka.
"brengsek ini tangan lo ngapain ngunci langkah gue buat maju" jawab Nerva sudah merasa hampir gila.
"MISI GUE MAU KELUAR BANGKE!! GAJELAS BA-" baru saja ingin menyeloteh lagi tiba tiba bibir Nerva dibekap oleh Arshaka.
"shut up" ucapan itu keluar dari bibir Arshaka.
tiba tiba dengan situasi seperti itu..
Arshaka memerengkan sedikit kepala, mendekatkan wajahnya dengan wajah Nerva.
CUP
satu kecupan Arshaka timbulkan pada bibir Nerva, membuat Nerva terdiam sangat kaget pastinya. apalagi mereka sekarang sedang situasi tatap tatapan tidak tau apa arti tatapan itu.
Arshaka terlarut perasannya binggung tak menyangka akan melakukan sejauh ini sedangkan Nerva sudah campur aduk seperti nasi goreng abang abang sedang diaduk..
"FUCK YOU" teriak Nerva tersadar lantas berusaha mencari celah melangkah keluar.
Arshaka dengan mulut terkunci juga jantung terasa terus berdebar tak karuan, memandang punggung Nerva yang memang sudah terlihat keluar dari kamar mandi tersebut.
-
Nerva sudah sampai dikelas lagi. ia langsung duduk memegang bibirnya jantungnya tak kalah berdebar, mengingat hal tadi yang tak pernah ia sangka dan pikirkan selama ini.
selain orangtuanya bahkan first kiss itu dari orang lain diambil pertama oleh Arshaka..
orang yang selama ini selalu debat dengannya..
orang yang selalu membuat Nerva kesal..
orang yang membuat Nerva hampir gila setiap hari..
Bagaimana Bisa?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]
Roman pour AdolescentsJabatan mereka berdua membuat mereka masing masing saling berlawanan sehingga membuat setiap harinya terlarut bermasalah. Termasuk dengan lelaki yang bernama Nerva Rafendra, jabatan sebagai wakil kelas tetapi seakan akan dia menjadi ketua kelas isti...