"deket banget kayaknya ketua" goda iseng Dilan melihat ketuanya serta anggota baru itu tak berhenti berbicara entah apa terlihat sangat akrab.
seperti biasa sore hari hingga larut malam markas bernama
'Malevolent Midnight' akan rame atas perkumpulan lelaki lelaki itu."dia anggota baru. harus belajar banyak" ucapan Arshaka membuat Brayden duduk disebelahnya menahan ketawa yang memang sedaritadi mendengar percakapan mereka berdua.
bukan masalah belajar atau edukasi, tetapi sudah bisik bisik membicarakan topik random tanpa anggota lainnya ketahui.
"oiya Nerva, lo udah pernah mukul orang?" tanya salah satu seseorang lelaki bernama Juan penasaran.
mendengar pertanyaan juan membuat Nerva sempat menoleh kearah Arshaka, serta mereka tatap tatapan sebentar.
"gue udah ajarin. tinggal tunggu praktek gue jadi tumbal" ucap Arshaka berbohong, padahal Nerva sudah pernah menghabisi tujuh anak buah Galang.
yang ditanya siapa yang menjawab siapa, hadeh..
"kalo gitu gue mau ngomong bertiga dulu sama Stephen Brayden ngomongin beberapa persoalan diatas, kalian semua kalo ada yang mau ditanyain ke Nerva tanya aja, ya kan?" ucap Arshaka menoleh kearah Nerva, diberikan anggukan ragu oleh sang empu.
melihat Arshaka, Stephen, Brayden menaiki anak tangga menuju lantai dua, Nerva benar benar mendapatkan banyak lontaran pertanyaan seperti ia diwawancarai saja. bahkan beberapa anggota bercanda iseng kepada Nerva, dan Nerva juga merasa jokes jokes mereka cocok dengannya. karena ketika salah satu anggota mengeluarkan jokes walaupun garing, Nerva bahkan tertawa menganggap itu lucu.
"pihak kepolisian lagi ngeledah markas TOPCER buat nyari bukti tentang kematian Galang, gue takutnya anak buah Galang yang waktu itu berhadapan sama kita bilang bahwa itu ulah kita" wajah Brayden tampak gelisah.
"ngapain panik? mereka ngga ada bukti kuat sama sekali, kalo mereka bilang bahwa kematian Galang ulah kita kepolisi tanpa bukti, kita bisa bilang timbul balik atas kematian kak Raga juga. karena pas tawuran kak Raga sama markas Galang waktu itu ada beberapa anak buah Galang yang berhadapan sama kita lusa lalu sempet ikut nyaksiin kematian kak Raga tapi mereka ngga ngaku, lagian mereka juga bukan apa apa hanya budak cupu ngga berani bertindak kecuali tekanan Galang, kan?" aura serius ketua Arshaka keluar, Stephen Brayden menyetujui setiap ucapan serius Arshaka pasti benar dan fakta.
"evil behavior deserves a comeback, no more good drama holding grudges, he deserve get this karma" diikuti oleh Stephen.
"that is literly true, masalah busuk Galang udah kita kubur kok kemarin juga. dia emang pantes dapetin karma ini, anak buahnya bakal ngerasain binggung nyari busuk Galang sama kayak waktu itu kita berjuang terus terusan kemarkas mereka walaupun bolak balik kondisi kita ancur lebur dihabisin mereka demi nyari busuk kak Raga dan akhirnya ketemu sampai sekarang semua udah tenang" flashback Brayden sedikit.
"mayat dibalas mayat"
benar benar definisi dendam anak SMA sadis mereka ini. toh gapapa hitungan bulan mereka bukan anak SMA lagi dan akan lulus SMA.
-
sesudah berbincang bincang membahas beberapa persoalan sebagai ketua dan wakil, sekarang mereka telah menuruni anak tangga menuju lantai satu untuk berkumpul kembali. apalagi Arshaka otaknya memikirkan kondisi Nerva bagaimana karena bisa dibilang anggota anggota markas cukup genit lah suka iseng menggoda goda anak baru join.
"Nerva mana?" tanya Arshaka kepada mereka yang mendapati Nerva tidak ada pada perkumpulan itu.
"dikamar pribadi ketua, kita nyuruh dia kesana karena mukanya kelihatan ngga enak badan" ucap Jiro membuat Arshaka tanpa basa basi menghampiri kamar miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]
Novela JuvenilJabatan mereka berdua membuat mereka masing masing saling berlawanan sehingga membuat setiap harinya terlarut bermasalah. Termasuk dengan lelaki yang bernama Nerva Rafendra, jabatan sebagai wakil kelas tetapi seakan akan dia menjadi ketua kelas isti...