'one day' →[27]

1.3K 64 2
                                    

kejadian dimarkas tadi,
Nerva tak lupa mengobati luka Arshaka. meskipun dalam keadaan seperti itu mereka adalah mereka. tetap berdebat kecil, Arshaka trouble maker suka menggoda dan memancing emosi, sedangkan Nerva orang yang gampang terpancing emosi.

kini mereka sedang pergi untuk membeli makan. Arshaka dan Nerva harap anggota lainnya tidak curiga.

"Kang nasi goreng biasa dua makan disini" pesan Arshaka kepada tukang nasi goreng itu alias Kang Beben.

"satu pedes kang!" teriak Nerva yang sedang duduk menoleh.

"ngga Kang, keduanya bikin biasa aja" tidak setuju Arshaka membuat Nerva melotot.

"pedas!" teriak tak mau kalah Nerva.

"engga." tekan Arshaka juga tak mau kalah.

"jadi ini teh gimana den, satunya pedes atau keduanya bi-"

"pedess kang!" potong Nerva akhirnya diberikan ancungan jempol oleh
Kang Beben.

Arshaka menghela nafas panjang lantas menghampiri Nerva ikut duduk sebelah anak itu.

"prinsip gue tu emang nasi goreng ngga enak kalo ngga pedes, lo aja yang aneh" ucap Nerva tidak setuju akan prinsip Arshaka.

"pedes cuman penambah rasa, pikirin dampak kedepannya kalo baby sakit perut gimana?" Arshaka tetap bertegak teguh dengan prinsipnya.

"ngga akan tuh, gue kebal.
inimah kecil dilambung gue" tengil Nerva, Arshaka hanya diam menuruni niat menanggapi.

"by the way, masih sakit tuh luka?" tanya Nerva diangguki Arshaka.

"sakit" keluh Arshaka seakan pura pura dramatis.

"lagian lo sok sok an jadiin gue bahan tawuran, makan tuh" kesal Nerva jika diingat ingat kembali.

"tapi lo jatuh cinta kan?" kekeh Arshaka saat melihat ekspresi berubah Nerva.

"gue pukul lagi lo ya" ancam Nerva.

"pukul lagi dong, cantik" bisik Arshaka dalam telinga Nerva.

seketika pipi Nerva muncul memerah merona, bahkan ia mengalihkan pandangan sekarang.
Arshaka menyadari hal itu tertawa terbahak-bahak akan kegemasan seorang Nerva Rafendra.

"gue cari cewek lain nangis lo" ucap bercanda Nerva.

"gue bikin mati siapapun cewek atau cowok deketin lo" jiwa psikopat Arshaka sudah keluar.

"lo anak SMA tersinting yang pernah gue temuin" jujur Nerva.

selang beberapa menit menunggu, nasi goreng tersebut datang dengan wangi harum sangat khas. membuat keinginan untuk makan semakin bertambah.

"nih den, hati hati panas" Kang Beben meletakkan nasi goreng satu satu sesuai request mereka berdua.

"makasih Kang Beben" ramah senyum Nerva dibalas anggukan senyum balik oleh Kang Beben.

"sami sami. akang mau bikin pesanan orang dulu, den Arshaka juga Nerva sok habisin dulu" ucap Kang Beben.

"nunggu apaan dah cepat makan" binggung Nerva yang bahkan sudah menyuapkan tiga suapan kedalam mulutnya.

"ngapain senyum senyum kayak tadi" ucap Arshaka terdengar ketus.

"harus pake bahasa apalagi gue ngehadapin lo bangsat, masa sama Kang Beben doang cemburu. pengen gue pukul lagi disini juga kah?" tawaran Nerva emosi kepada Arshaka.

Arshaka lagi lagi tertawa. walau ia iri sebenarnya karena Nerva jarang sekali memberikan senyuman untuknya.

-

kini selesai makan menikmati enak nasi goreng Kang Beben, kedua insan itu memutuskan singgah sebentar kesupermarket sebelum Arshaka menghantar Nerva pulang, karena Nerva bilang stock cemilan dikamarnya habis, maka menyuruh Arshaka menghantarnya.

"suka susu lo?" tanya Arshaka melihat Nerva tampak banyak memasukan susu dalam troli.

"terus emang kenapa?" tanya Nerva sensi.

"beneran baby" jelas Arshaka menahan senyumnya.

"baby baby, lo kira gue bayi" ucap Nerva sembari memilih deretan rasa susu susu tersebut.

"iya bayi gue. beli aja apa lo mau asal jangan jajan pedes, nanti gue bayarin" ucap Arshaka membuat kedua mata Nerva menatapnya berbinar.

"serius?" Nerva mengerjapkan mata berkali kali.

"buat apa bohong" mendengar ucapan Arshaka, Nerva langsung mengajak keliling supermarket membeli cemilan benar benar stok bulanan.

Arshaka tak masalah sama sekali asalkan Nerva bahagia, ia punya uang banyak bukan dari orangtuanya lagi melainkan juga uang yang ia simpan ketika dapat dari menang taruhan balap motor.

"segitu aja? ngga ada yang mau dibeli lagi?" Arshaka melihat sekilas troli belanja tersebut.

"lama lama gue takut uang lo habis" pikir Nerva merasa tidak enak.

"ngga juga, uang gue banyak hasil taruhan menang balap motor. ambil lagi aja apa lo mau" ucap Arshaka memberi Nerva space.

"gila, uang haram dong" Nerva tadinya menunjukkan mata berbinar berubah melotot.

"yang penting gue bisa bayar. daripada lo gue jual disini, mau?" canda Arshaka lagi dan lagi.

"kurang ajar" Nerva sudah memandang Arshaka tak tahu tatapan mengartikan apa.

"bercanda baby lagian kalo misalnya gue jual gue ngga bakal biarin lo disentuh. gue serius nawarin mau apa ambil aja, terserah lo itung itung permintaan maaf karena bikin lo nangis tadi" Arshaka mengelus surai rambut Nerva.

"gue segini aja. lagian udah malem juga, nanti mama khawatir gue ngaku kerja kelompok sampe malam gini" jelas Nerva.

"ayo bayar kalo gitu" setuju Arshaka mengajak Nerva menuju kasir.

singkat cerita, setelah selesai berbelanja dengan traktiran Arshaka, Arshaka menyuruh duduk sebentar pada depan supermarket agar Nerva memakan eskrim tadi dibeli terlebih dahulu.

"tumben anteng" Arshaka menatap Nerva hanya diam tak menanggapi fokus memakan eskrim.

"kenapa sih baby?" Arshaka mengarahkan wajah Nerva agar menatapnya.

"gue tuh lagi kesel tau ngga? ngapain sih mba kasir tadi tu ganjen banget memeknya gatel. natap natap lo terus sok asik, kasih kasih senyum. dikira gue ngga liat apa?!" rengek Nerva memasang wajah kesal saat lema menatap Arshaka.

sial Arshaka tidak bisa menahan senyum lebar lagi, Nerva mengapa selalu gemas sekali?! Arshaka lebay, karena ingin mimisan akibat kegemasan Nerva.

CUP

satu kecupan cukup berdurasi lama Arshaka berikan pada bibir Nerva.

'emmmhhh'

namun apa hanya kecupan? tentu tidak.
Arshaka melumat pelan intens bibir Nerva, ketika mendapat celah ia kesempatan memasukan lidahnya bermain menelusuri dalam mulut Nerva disana.

pada akhirnya ciuman tersebut berjalanan tidak terlalu lama menyadari akan situasi kondisi dimana mereka berada.

alhasil terlepas ciuman itu Arshaka mendekap memeluk tubuh Nerva, sebaliknya Nerva sama sekali tidak menolak merasakan nyaman.

"itu artinya lo cemburu, baby"

membahas hal baru saja terjadi membuat mereka pasti sama sama tersenyum malu kucing, Nerva menyelesaikan makan eskrim cepat dalam kondisi tetap berada didekapan tubuh Arshaka.

semua berlarut selesai, Arshaka tentu mengantarkan Nerva pulang kerumah dengan selamat sentosa, begitu setelah mengantar Nerva ia langsung pulang kerumahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang