Arshaka sekarang telah sampai tepat pada depan rumah Nerva. mendapati pekarangan rumah Nerva sepi saat Arshaka disuruh Nerva memasuki motornya.
"orangtua lo kemana baby?" tanya Arshaka melihat rumah gede itu sepi hanya ada Nerva sepertinya.
"barusan pergi ada urusan" jawab Nerva, tetapi matanya tak luput lepas memandang detail Arshaka yang banyak darah seperti itu tertutup oleh jaket.
"sini lo" Nerva yang lebih pendek meraih telinga Arshaka lantas menjewer membawa kedalam kamarnya.
'ssshh! baby..'
keluh Arshaka dengan telinga sudah memerah akibat jeweran Nerva.
Nerva mendorong Arshaka agar anak itu duduk berada diatas kasurnya, sedangkan Nerva sibuk mengambil sesuatu.
Arshaka sempat menatap sudut sudut kamar Nerva yang luas bertema polos, benar benar tembok selebar itu tidak ada apa apa terpajang.
Nerva sudah mengambil p3k yang lengkap ia miliki, tanpa basa basi menghampiri Arshaka untuk duduk sebelah anak itu.
"hadap sini" Nerva mengarahkan kedua bahu Arshaka agar menghadapnya.
dengan perlahan lahan Nerva sekarang giliran mengobati luka Arshaka teliti yang bahkan lebih banyak.
Nerva sangat fokus mengoleskan kapas berlapis alkohol pada wajah Arshaka, sampai baru saja menyadari bahwa Arshaka terus terusan menatapnya.
berakhir mereka berdua melakukan kontak mata dengan tangan Nerva masih stuck diam mengobati pipi Arshaka.pada akhirnya Nerva sadar lantas memutuskan kontak mata itu tak lupa melanjutkan apa yang ia sedang lakukan, jantungnya tetapi tidak bisa bohong.
lihat sekarang wajah mereka benar sama sama lebam luka, juga tertempel plaster plaster bagian tangan mau pun kaki disana.
-
Nerva setelah mengobati Arshaka merebahkan diri pada kasur, tangannya meraih mengambil handphone. keasikan sampai lupa kepada seseorang sedang duduk menatapnya daritadi.
"issshh" Nerva kaget karena Arshaka langsung merebahkan diri serta menjadikan tangan kirinya sebagai bantal.
"kenapa gue dicuekin?" tanya Arshaka menghadap samping menatap Nerva yang sama sekali tak menatapnya, melainkan bermain handphone.
"apasih. ini kepala lo minggir, tangan gue pegel" rengek Nerva kini menatap wajah Arshaka.
"jangan cuekin gue" Arshaka mengelus wajah Nerva, membuat sang empu mengelak tetapi tetap saja energi Nerva lebih kecil.
Nerva meletakkan handphone, berbalik tak takut memandang Arshaka lebih dekat. ia akan mengomel sekarang juga.
"lo tu emang suka nyari penyakit ya! dikit dikit nerobos main hantam sana sini tanpa mikir dulu, gimana kalo orangtua lo nanti ngeliat banyak luka gini, lo mau dimarah hah? kalo ketahuan. mau diusir?! kapan kapan kalo bertindak mikir dikit lebih jauh dulu, bisa aja ketahuan polisi tiba tiba lo dipenjara mau? gue juga khawatir bangsat" ucap Nerva melampiaskan emos, lelaki berada sampingnya terdiam.
Arshaka tiba tiba saja malah melakukan serangan memeluk Nerva sungguh erat, Nerva jujur sedikit meleleh akan perilaku Arshaka ini.
"lepas anjing" umpat Nerva tetapi sungguh percuma.
tipikal badan Arshaka kekar padat.
Nerva berujung diam pasrah."gue baik baik aja. gue tau lo khawatir, makasih" ucapan Arshaka lembut diberikan helaan nafas berat oleh Nerva.
"gue kasih nginep sini asal jangan aneh aneh, kalo sekarang lo pulang kerumah gue tahu bakal dimarah" pasrah Nerva mengerti keadaan.
CUP
"thank you so much baby" sebelum berucap seperti ini Arshaka sempat mendaratkan ciuman pada pipi Nerva.
"nerobos lagi gue usir lo" Nerva mengigit bibir kesal, namun satu sisi ia diam diam menyembunyikan wajah merona.
beberapa menit kemudian dengkuran halus Nerva dengar. sumber suara sudah pasti seseorang dari pelukannya yang sudah memejamkan mata pulas.
Nerva jujur memandang merasakan kenyamanan. ia binggung bagaimana cara memindahkan Arshaka ketempat lebih nyaman, tetapi mana bisa.. kepala Arshaka saja menempel pada sela leher begitu pun kedua tangan Arshaka dibawah memeluk tubuh Nerva sangat erat.
Arshaka kecapean.
"kenapa gue bisa terjebak ke perangkap cinta lo sih" binggung Nerva bahkan tak menyangka.
sebab awalnya mereka hanya seseorang sekelas memiliki jabatan dan juga sering berantem mempermasalahkan tugas tugas jabatan mereka.
baru beberapa hari pacaran sudah seperti ini. bahkan mereka jarang komunikasi membicarakan tentang hubungan mereka.
ah biarkan pikiran pusink pusink itu..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
KETUAKEL VS WAKILKEL [BXB]
Novela JuvenilJabatan mereka berdua membuat mereka masing masing saling berlawanan sehingga membuat setiap harinya terlarut bermasalah. Termasuk dengan lelaki yang bernama Nerva Rafendra, jabatan sebagai wakil kelas tetapi seakan akan dia menjadi ketua kelas isti...