7

743 71 4
                                    

~Selamat membaca~
-
-

Setelah kejadian Marsha dan Zee adu mulut itu, sudah hampir seminggu mereka berdua tidak bertegur sapa.

Marsha yang selalu ada dikamar ketika Zee pulang atau berada dirumah, dirinya tidak ada niatan untuk keluar dari kamarnya.

Sedangkan Zee, dirinya selalu langsung ke Cafe, tapi Zee tak lupa dengan rutinitas yang selalu ia lakukan.

Membuatkan Marsha sarapan serta mengawasi setiap gizi dan vitamin yang akan diberikan kepada Marsha.

Kini Zee berada di Cafe nya, dirinya sedang melamun. Bingung, bingung cara untuk membuat dirinya dan Marsha bebaikan.

"Kak Zee! Pesanan" ucap Grabriel sambil menepuk pundak Zee.

Zee pun mengerjap kan matanya lalu menatap ke arah Gabriel.

"Ohh iya Gab, gue buat dulu" ucap Zee lalu dirinya pun mulai membuat pesanan tersebut.

Setelah membuatkan minuman, Zee pun menaruh dua cangkir itu di nampan u tuk di antar ke pelanggan.

"Kak Zee. Ada yang cari diluar cafe."

"Siapa?"

"Ibu-ibu yang waktu itu." balas Callie

Zee pun mengangguk, dirinya pun berjalan keluar dari cafenya. Saat sudah berada di luar diri ya menoleh ke kanan-kiri.

Dirinya pun melihat Cindy yang berada didekat mobil, bersama kedua orang berbadan besar. Zee juga melihat Marsha yang berada di mobil, menatap ke arahnya.

"Zee... saya sudah bilang ke kamu kan. Untuk jaga Marsha, tapi kenapa kamu malah lalai?."

"Saya gak pernah lalai, saya selalu perhatikan Marsha kok."

"Kalau kamu selalu memperhatikan Marsha, Marsha gak akan saya bawa dokter lagi tadi. Dokter bilang Marsha stress, kamu tau kan itu gak baik buat di kehamilan Marsha."

Zee pun mengerutkan keningnya, dirinya bingung. Zee lalu menatap ke arah Marsha seakan-akan bertanya.

"Hajar dia, biar di sadar kalau dia udah gak becus." perintah Cindy kepada kedua bodyguard nya.

Kedua bodyguard itu pun langsung menghajar Zee. Zee, dirinya tak membalas. Mungkin emang itu yang pantas untuk orang yang sudah membuat seorang wanita menangis.

Marsha yang berada di dalam Mobil langsung keluar dan menghampiri Zee yang sudah hampir pingsan.

"Zee. Maafin aku." ucap Marsha sambil menangis. Marsha terus menggoyangkan badan Zee.

"Marsha, jangan kamu disana" ucap Cindy sambil menarik tangan Marsha menjauh dari Zee.

"Udah buk" lapor salah satu bodyguard nya

"Yaudah, tinggal saja." ucap Cindy lalu mereka semua pun meninggalkan Zee yang tergeletak pingsan.

"Zee? Zizi bangun Zee." ucap Ashel yang baru saja datang dari sana, dirinya langsung menghampiri Zee lalu menepuk pelan pipi Zee.

Karena tak ada reaksi, Ashel langsung masuk kedalam Cafe, meminta karyawan laki-laki untuk membantu Ashel membawa Zee ke rumah sakit.

"Gabriel! Rasya!! bantu gue bawa Zee" ucap Ashel

Gabriel dan Rasya pun langsung mengikuti Ashel dari belakang, mereka berdua terkejut melihat Zee yang tergeletak dengan wajah yang lebam dan baju yang terkena noda darah.

"Bawa ke mobil gue ya, pelan - pelan." ucap Ashel sambil membuka pintu mobilnya.

Setelah Zee sudah dimasukkan kedalam mobil, Ashel langsung membawa nya ke Rumah sakit dekat sana.

••

Setelah mendapatkan pemeriksaan, Zee mengalami luka memar dan patah tangan. Dan kini Zee masih belum sadar.

Ashel sudah menghubungi Anin, karena hanya kontak Anin yang ada di ponselnya.

Dan disinilah Ashel, Ashel duduk di kursi samping Zee berbaring. Dirinya masih menunggu Zee untuk membuka matanya.

Tak lama Anin, Aran dan juga Bobby datang. Anin langsung mendekat ke adik bungsunya.

"Kenapa dia bisa begini Cell?" tanya Anin sambil mengelus rambut Zee

"Ashel juga gak tau kak, pas sampe di Cafe, dia udah pingsan." ucap Ashel kepada Anin.

"Kata dokter apa?." tanya Aran sambil m natap sedih ke arah Zee.

"Memar sama tanganya patah."

"Ini udah parah banget. Lulu cari tau tentang ini, kalau sudah dapat langsung kirim ke saya." perintah Bobby.

"Siap pak." balas Lulu

Dirinya pun pergi dari sana untuk mencari tau siapa yang membuat Zee seperti ini.

"Makasih ya nak Ashel, sudah menjaga Zee dan juga membawa Zee ke sini." ucap Bobby k pada Ashel.

"Gak papa kok Kek. Lagian Zee temen aku, udah aku anggap keluarga." ucap Ashel

"Marsha udah tau tentang ini?" tanya Anin

"Aku gak ada No Marsha kak Anin"

" Yaudah nanti aku aja yang kabarin deh." ucap Anin

Dilain sisi, tepatnya kini Marsha sedang menangis sambil menceritakan apa yang sudah terjadi.

"Kamu udah kelewatan. Cindy!"

"Aku cuman mau dia sadar, kalau dia gak becus jaga Marsha."

"Tapi tidak dengan cara itu, aku tau kamu kecewa. Tapi disini yang kecewa bukan cuman kamu kita semua kecewa."

"Kamu tau Zee dimana sekarang?." tanya Kenan kepada Marsha yang masih menangis.

Marsha menggeleng.

"Gak tau, tapi terakhir tadi dia di depan Cafe."

"Yaudah kita kesana." ajak Kenan

"Aku mau kamu diam dikamar, pikirin apa yang udah kamu lakukan tadi. Yang kamu lakukan tadi itu benar atau bukan." ucap Kenan kepada Cindy.

Setelah berkata, Kenan dan Marsha pun pergi meninggalkan Cindy sendirian. Kenan dan Marsha menuju Cafe Zee.

Saat sudah berada di Cafe, Marsha bertanya kepada karyawan Zee.

"Tadi sih kayaknya Kak Zee dibawa ke rumah sakit. Deket sini kok, rumah sakit birajaya." ucap Callie

"Dibawa siapa?" tanya Kenan

"Kak Ashel, temenya Kak Zee." ucap Gabriel ikut dalam percakapan mereka bertiga.

"Yaudah, makasih ya." ucap Marsha.

Mereka berdua pun mulai berjalan menuju Rumah sakit yang diberi tau tadi.


~Hehehe. Segini dulu ya. Terima kasih sudah membaca.

stay tune.

(maaf kalau alay. mwhwhehehe.)


Angel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang