26

255 25 0
                                    

~Selamat Membaca~
-
-

Kini Zee dan Marsha sudah berada di rumah sakit. Marsha sudah meraskana kontraksi lebih sering dsri sebelumnya.

"Ini Michae sama Gracie makan dulu ya. Papa nemenin Mama oke?" ucap Zee sambil mengancung kan jempolnya.

Gracie san Michae pun mengangguk lalu memakan makanan nya.

"Kamu makan dulu ya. Biar keisi tenaganya." ucap Zee sambil mempersiapkan makanan untuk Marsha.

Marsha pun mengangguk lalu mulai memakan makananya dengan perlahan.

Zee pun hanya melihat Marsha dan kedua anak makan. Dirinya sudah makan tadi sebelum datang, Zee sengaja makan duluan agar bisa membantu Marsha dan kedua anaknya makan.

"Papa. Kakak udah selesai." ucap Gracie sambil mengelap bibir nya dengan tissue.

"Okee. Taro di plastik itu ya. Nanti Papa buang." ucap Zee. Gracie pun mengangguk dan menaruh bekas makan nya di plastik yang disuru Zee.

"Minum nya disitu ya." ucap Zee.

Zee kembali ber alih ke arah Marsha. Zee melihat Marsha makan membuat pipi chuby nya bergerak.

"Lucu banget sih Pipi nya."

"Apa sih! Aku gendutan ya?"

"Wajar dong. Kan lagi hamil." ucap Zee sambil tersenyum.

"Kamu tetep suka aku kan?"

"Nanya? Udah pasti lah. Kalau aku gak suka kamu gendut gak mungkin aku ada disini." balas Zee.

"Udah gak usah overthinking, apapun keadaan kamu aku tetep suka." sambung Zee membuat Marsha tersenyum malu.

Marsha oun melanjutkan makan nya. Setelah selesai Zee keluar untuk membuang sampah bekas makan.

Baru ingin masuk kedalam ruangan, Zee mihat Kakak nya datang bersama suaminya. Anin pun melambaikan tanganya kepada Zee.

Zee pun membalas.

"Udah pembukaan berapa Marsha?" tanya Anin.

"Terakhir sih tadi Tujuh. nanti dokter dateng lagi buat ngecek. Baru selesai makan." ucap Zee.

Anin pun masuk kedalam melewati Zee. Gracio pun merangkul Zee menatap wajah Zee yang yerlihat tegang.

"Santai Zee. Tegang banget." ucap Gracio

"Pertama kali nemenin orang lahiran." ucap Zee

"Loh Gracie Michae?"

"Waktu itu gue lagi berantem sama dia. Dan Marsha di temenin sama tetangga gue." ucap Zee.

Gracio hanya mengangguk. Mereka berdua pun masuk, Anin didalam menanyai keadaan Marsha.

"Lebih baik sih, cuman kontraksi nya udah lebih cepet gitu." ucap Marsha mengelus perutnya.

"Permisi. Eh Anin." ucap Feni sambil memeluk Anin teman lama nya.

"Udah lama gak ketemu." ucap Anin membalas peukan Feni.

"Ya ampun. Makin kece aja nih, yaudah bentar dulu ya gue mau mgecek Marsha." ucap Feni lalu beralih ke Marsha.

"Aku cek lagi ya Sha." ucal Feni meminta izin lalu mulai mengecek pembukaan Marsha.

Feni pun merasa pembukaan Marsha sudah pas, dirinya meminta kepada suster untuk membawa ke ruangan bersalin.

"Pembukaan nya sudah pas. Ayo lamgsung bawa ke ruangan bersalin." ucap Feni.

Zee yang mendengar langsung kaget. Gracio pun menyemangati Zee.

"Kak aku nitip mereka berdua ya." ucap Zee menunjuk Gracie dan Michaebyang sedang menggambar bersama.

Anin pun mengacungkan jempolnya kepada Zee. Zee pun ikut bersama Marsha yang sudah di bawa ke ruangan.

Setelah sampai di rumahan bersalin Zee menunggu diluar hingga akhirnya Suster menyuru Zee masuk untuk membantu dan memberi Marsha semangat.

"Ini lahiran normal pertama kan?" tanya Feni yang diangguki oleh Zee.

"Marsha kalau saya suruh push kamu push ya oke. Tarik nafas." ucap Feni memberi intruksi kepada Marsha.

Marsha pun mengikuti Intruksi yang Feni berikan. Zee yang disamping Marsha mengusap kepala Marsha dengan lembut lalu mencium nya.

"Push Marsha!" ucap Feni lalu Marsha mulai mendorong.

Setelah hampir 20 menit Akhirnya Marsha berhasil melahirkan anak ketiga nya. Zee yang melihat pun menangis haru. Dirinya mencium Marsha berkali-kali sambil berucap terima kasih.

"Makasih sayang." ucap Zee sambil menangis.

Bayi tersebut pun di taruh di dada Marsha, Marsha tentunya ikut menangis menggendong bayi tersebut.

"Ganteng Zee." ucap Marsha menatap wajah anaknya.

"Kaya aku." balas Zee sambil tersenyum walaupun air matanya masih keluar.

"Udah ah jangan nangis. Malu sama Kak Feni." ucap Marsha.

"Terharu loh ini." balas Zee mencium Marsha kembali.

"Baik karena tadi ada sedikit robekan, jadi tadi saya jahit. Tolong jangan berhubungan dulu ya." ucal Feni.

Mereka berdua pun mengangguk. Bayi tersebut kembali diambil untuk dibersihkan. Marsha pun di bawa kembali ke kamar.

Zee mengikuti dari belakang sambil tersenyum bahagia. Dirinya berfikir, tiga cukup kali ya.

Di ruangan ternyata sudah ada Aran dan Ashel. Aran dan Gracio sedang asyik mengobrol sedangkan Ashel dan Anin bermain dengan Gracie dan Michae.

Melihat Marsha datang Michae yang menghampiri Marsha. Dirinya menggenggam tangan Mamanya itu dengan sangat erat.

"Mama gak kenapa-kenapa kan? Adek nya gak nyakitin Mama kan? Mas dari tadi sedih takut Mama sakit lagi." ucap Michae lalu memeluk Marsha walaupun susah karena ranjang Marsha lebih tinggi dari dirinya.

Di ruangan itu pun tertawa mendengar ucapan Michae yang sangat lucu. Bocah 8 tahun itu saya sayang sekali sama Mama nya.

"Mama gak papa kok Mas. Kan ada Papa di sampingnya jadi Mama tambah semangat buat lahirin Dedenya." ucap Zee menggendong Michae.

"Idih." balas Michae dengan wajah jijik nya.

"Anak sendiri aja jijik." ucap Aran menatap Zee dan Michae yang selalu lucu.

Terima kasih telah membaca. Sampai jumpa di Part selanjutnya.

Angel! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang