chapter 10

145 5 1
                                    

Prabu Surawisesa: keponakan ku apakah kau patah hati dengan perkataan perampok itu?

Tidak ada jawaban dari Ratna dewi, dan seketika Ratna dewi meneteskan air mata nya lagi.

Prabu Surawisesa: sudah lah tolong lupakan masalah itu kami tau kau patah hati terhadap kata kata itu tapi jangan lah kau masuki ke hati kau ini seorang putri Mahkota. Ucap Prabu Surawisesa sembari tersenyum dan mencium kening Ratna dewi.

Ratna dewi: baiklah paman.

Candra wulan: ekhem, ayah kapan terakhir kali aku di cium paman Prabu?.

Kian santang: eh. Ucap nya sembari tertawa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







Wajah nya yang hanya tersenyum membuat Ratna dewi berkata.

Ratna dewi: ayah mengapa kau lucu sekali saat tersenyum. Ucap nya yang gemas.

Kian santang: bisa saja kau membuat ayah mu malu saja.

Ratna dewi yang sudah gemas menghampiri sang ayah dan mencubit pipi ayah nya dengan keras.

Istri istri raden kian santang hanya bisa tertawa.

Citraloka: Yunda lihat lah Ratna dewi sangat mirip dengan mu saat gemas kepada kakanda.

Rengganis: kau benar rayi, ternyata tidak semua mirip kakanda kian santang.

Rara santang: keponakan ku sudah lah aku tau kau gemas dengan ayah mu tapi kasihan dia kesakitan lepaskan lah.

Ratna dewi: baik uwak.

Kian santang langsung menoleh ke arah putri nya dengan lembut

Kian santang: putri ku kau juga sama menggemaskan seperti ayahanda.

Rara santang: keponakan ku kau beruntung memiliki ayah seperti rayi kian santang dia dulu banyak di incar kaum hawa di luar sana karna ketampanan nya yang sangat memikat.

Ratna dewi: pantas saja banyak sekali yang jatuh cinta kepada nya. Ucap Ratna dewi yang menajamkan kan mata nya.

Kian santang hanya bisa melihat nya dengan tersenyum tetapi kebahagiaan itu tidak sampai di situ.

Ratna dewi: ayah, paman, uwak, bibi apakah kita boleh berlatih pedang lagi tapi kali ini kita menyatukan kanuragan dan pedang masing masing.

Kian santang: baiklah apakah harus ayah keluarkan pedang Zulfikar?.

Ratna dewi hanya terbungkam mendengar pedang Zulfikar

Candra wulan: tentu saja tapi jangan sampai membuat kami terluka parah.

Ratna dewi: benar itu

kembalinya raden kian santang final season √EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang