chapter 17

111 5 0
                                    

Rara santang: rayi Ratna dewi sepertinya terkena jurus brajamusti mu cukup dalam.

Kian santang: apa? Apakah masih bisa di obati?.

Rara santang: masih tapi jantung nya hampir melemah lagi.

Kian santang menyalurkan hawa murni nya begitu juga putra putri Prabu Siliwangi yang lain nya.

Abikara: keponakan ku kami mohon bangun lah. Teriak abikara yang menyalurkan hawa murni nya.

Suara desahan nafas terdengar.

Rara santang: alhamdulillah

Ratna dewi membuka matanya perlahan.

Rara santang: uwak sudah bilang kepada mu kau harus beristirahat mengapa kau keras kepala?. Tanya nya.

Ratna dewi hanya bisa terdiam.

Kian santang: benar mengapa kau keras kepala.

Ratna dewi pun bangun dan duduk

Ratna dewi: aku hanya ingin bermain apakah tidak boleh?. Ucap nya dengan mata sendu.

Kian santang yang melihat nya tidak tega dan berkata.

Kian santang: kau boleh bermain tapi ayah akan memerhatikan mu.

Prabu Surawisesa: semua nya nanti malam kita akan ada perjamuan besar besaran dengan Kerajaan tanjung barat.

Kian santang: mengapa mendadak rayi?.

Prabu Surawisesa: karna aku akan melamar ratu kinawati malam ini juga.

Ratna dewi yang hanya terdiam dan tersenyum karna dia akan mempunyai bibi dari paman prabu nya.

Skip malam hari nya.

Nyimas kinawati: sampurasun.

Semua anggota padjajaran: rampes

Ratna dewi: terima lah hormat ku bibi.

Nyimas kinawati: nyimas malam ini kau kelihatan anggun sekali.

Ratna dewi: bibi kau membuat ku malu saja.

Perjamuan pun di mulai saat Ratna dewi dan yang lain sedang makan Prabu Surawisesa langsung menghentikan mereka.

Prabu Surawisesa: semua nya mohon perhatian nya, aku ingin menyampaikan informasi penting.

Ratna dewi dan yang lain hanya tersenyum.

Prabu Surawisesa: aku akan segera menikah.

Nyimas kinawati: kalau boleh tau dengan siapa gusti Prabu?. Ucap nya yang takut.

Prabu Surawisesa mulai mendekati kinawati dan berlutut.

Prabu Surawisesa: nyimas apakah kau bersedia menemani ku seumur hidup mu hingga maut memisahkan?.

Ratu kentring manik: nyimas apakah kau menerima putraku menjadi suami mu?.

Ratna dewi: Terima saja bibi aku tau kau mencintai paman Prabu. Teriak Ratna dewi.

Nyimas kinawati: ya aku menerima lamaran ini.

Kian santang: alhamdulillah.

Ambet kasih, kentring manik, kami Raras: syukur lah.

Subang larang: alhamdulillah

Ratna dewi: alhamdulillahirabbil alamin

Tiba tiba ada nyimas kadita yang baru sampai di istana padjajaran.

Kadita : maaf aku terlambat, maaf raka, Yunda atas keterlambatan ku.

Kian santang: tenang saja rayi bersantai lah.

Ratna dewi: paman Prabu pelaksanaan pernikahan nya ingin kapan?.

Prabu Surawisesa: pernikahan ku akan di laksanakan secepatnya, minggu depan paling lambat bulan depan

Ratna dewi: sebaiknya minggu depan saja.

Candra wulan: Yunda seperti nya kau menginginkan adik sepupu dari paman pra-. Belum selesai berbicara mulut Candra wulan di tutup oleh tangan Ratna dewi.

Ratna dewi hanya menatap dengan tatapan tajam.

Rengganis: kanda tatapan Ratna dewi sama persis dengan mu dulu yang menatap rayi Prabu saat kita belum menikah.

Kian santang: ya aku juga masih ingat bahwa rayi Prabu ketakutan melihat ku yang menatap nya dengan tajam.

Ratna dewi hanya bisa tertawa saja sampai ia sesak nafas dan ingin berhenti tapi tidak bisa.

Rara santang: lihat lah rayi Prabu masalalu mu saja menjadi hiburan untuk Ratna dewi karna kau membuat raka mu Kian santang marah pada waktu itu.

Ratna dewi hanya tersenyum karna dia merasa tidak nyaman ia mengikat rambut nya menjadi kuncir satu dan itu mengingat kan kita kepada citraloka ibu kedua Ratna dewi.

Citraloka: Ratna dewi kau mengingat kan ibunda saat mengikat rambut seperti diri mu.

Bersambung...

Maaf kalo pendek soalnya puyeng mikirin ide plus harus rapat osis trus terusan maaf yaa maklum udh kelas 10 naik kelas 11

kembalinya raden kian santang final season √EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang