chapter 6

167 8 0
                                    

Ratna dewi pun bergegas menemui paman nya Surawisesa.

Ratna dewi : maaf paman aku terlambat.

Prabu Surawisesa: tidak apa apa, keponakan ku kenalkan dia adalah calon bibi mu nyimas kinawati dari Kerajaan tanjung barat.

Ratna dewi: Terima lah hormat ku bibi.

Kinawati: cantik sekali diri mu nyimas sudah cantik baik ramah handal bermain pedang lagi.

Ratna dewi: bibi kau berlebihan memuji ku.

Ratna dewi yang tersipu malu pun mulai merasa gugup karna dia baru kali ini berbicara dengan orang yang tidak ia kenali.

Tiba tiba nyimas candra wulan datang.

Candra wulan: terima lah hormat ku paman Prabu.

Prabu Surawisesa: ada apa kau ke sini keponakan ku?.

Candra wulan: aku ingin mengajak Yunda berlatih pedang beramai ramai dengan yang lain banyak yang menunggu nya untuk berlatih.

Prabu Surawisesa: baiklah kami akan ke sana

Candra wulan: Yunda ayo

Ratna dewi: ayo rayi

Skip arena latihan

Gagak ngampar: lama sekali kalian

Raden permana: benar dari mana saja kalian?.

Ratna dewi: maafkan aku aku sedang berada di depan istana dengan paman Prabu.

Abikara: yasudah ayo kita mulai.

Semua putra putri raden kian santang dan Prabu Siliwangi pun mulai mengeluarkan pedang mereka masing masing.

Sring sring

Suara pedang yang berisik

Ratna dewi kali ini bertarung dengan uwak nya rara santang
Ratna dewi menggunakan pusaka pedang cakra dewi sedangkan rara santang menggunakan pedang bidadari milik nya

Sring sringg

Ratna dewi: huh uwak ternyata kau sangat kuat juga.

Rara santang: ayolah apakah kau tidak bisa mengalahkan uwak mu ini?.

Ratna dewi yang mendengar itu langsung membelah raga nya menjadi dua

Skip raden permana

Raden permana melawan Gagak ngampar

Raden permana: uwak ternyata kau lebih kuat daripada paman surosowan.

Skip sisi Ratna ayu melawan Dyah sawitri dan Ratna wulan.

Skip selesai berlatih

Ratna dewi: huh tenaga ku sudah terkuras banyak. Ucap nya sambil ngos ngosan dan berkeringat.

Citraloka: semua nya minum dulu

Sekartanjung dan Rengganis: benar itu kalian pasti lelah

Ratna dewi dan saudara saudari nya: Terima kasih ibunda

Semua : Terima kasih rayi/Yunda.

Layang kusuma: Ratna dewi ayah mu memanggil mu.

Ratna dewi: sendika uwak.

Skip

Ratna dewi: assalamu'alaikum ada apa ayahanda memanggil ku?.

Kian santang: putri ku Ratna dewi ayahanda sudah bicara dengan nenek mu ratu melatih .

Ratna dewi: ayah kepala ku pusing

Kian santang yang mendengar itu langsung mendekat dan membopong putri nya ke wisma nya.

Candra wulan: ayah ada apa dengan yunda.

Kian santang: Yunda mu bilang kepalanya sangat pusing.

Ratna dewi :aku akan ke wisma ku sendiri ayah.

Kian santang: baiklah.

Saat Ratna dewi berjalan menuju wisma tiba tiba ada yang melemparkan belatih lagi dan mengenai dada dekat leher Ratna dewi Ratna dewi yang masih setengah sadar dia pun langsung membuat ledakan.

Duaar

Rara santang: astagfirullahalazim keponakan ku Ratna dewi. Ucap Rara santang yang langsung keluar istana karena melihat Ratna dewi yang tergeletak kesakitan.

Rara santang: astagfirullahalazim keponakan ku, rayi!!!! Raka!!!ibunda!!!.

Citraloka: Yunda bagaimana bisa Ratna dewi terkena belatih?.

Ratu ambet kasih: Nanda Rara santang apa yang terjadi

Kian santang: putri ku Ratna dewi bangun lah jangan tinggal kan ayahanda!!. Ucap sang ayah sambil menangis.

Candra wulan: Yunda bangun lah aku tidak ingin kau pergi.

Parashini : raden aku akan memeriksa nyimas Ratna dewi, tenang lah semua ia hanya terkena luka kecil luka tusukan pada Ratna dewi tidak dalam masih bisa ku sembuhkan.

Kian santang dan Rara santang: alhamdulillahirabbil alamin.

Raden kian santang dan Rara santang pun menyalurkan hawa murni mereka begitu juga semua anggota istana yang menyalurkan hawa murni mereka ke Ratna dewi agar luka nya cepat sembuh.

Setelah itu Ratna dewi pun membuka mata perlahan dan alangkah terkejutnya ayah nya dan saudara saudari nya memeluk nya secara brutal sampai sampai dia terjatuh

Ratna dewi: hei bangun lah berat sekali kalian aku tidak bisa bernafas.

Para ratu padjajaran dan juga yang lain hanya bisa tertawa melihat sang ayah dan anak anak nya memeluk putri Mahkota mereka.

Bersambung

kembalinya raden kian santang final season √EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang