Setiap pertemuan pasti akan berakhir dengan perpisahan. Namun bagaimana jadinya jika tuhan menakdirkan untuk kembali bertemu?
─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Letak SMA SASTRA CENDEKIA memang berdekatan dengan Panti Asuhan Kasih Bunda, bahkan jaraknya dapat ditempuh hanya dengan berjalan kaki selama sekitar 10 menit. Hal itulah yang membuat Gea memutuskan untuk mampir saat pulang sekolah sekaligus menunggu jemputannya datang.
Seperti yang Gea lakukan saat ini, duduk diteras depan panti sambil bercanda ria dengan anak-anak lain. Yap, meskipun ia sudah diadopsi tapi Gea tak ingin memutus komunikasi apalagi melupakan teman serta adik-adiknya.
Lagipula daripada menunggu sendirian dihalte, lebih baik di sini.
"Kak Gea. Bantu Yuna ngerjain pr dong." Seorang gadis kecil dengan bando di kepalanya, berjalan mendekati Gea sambil membawa beberapa buku tentang perhitungan.
Ah, inilah bagian yang ia sukai. "Sini sini, mana yang nggak bisa?"
Gea dengan senyum tengilnya merasa bangga karena meski otaknya bisa dibilang pas-pasan begini, ia bisa menjadi guru privat untuk adik-adik panti. Meskipun tanpa bayaran.
"Ini gimana sih ngitungnya?" gadis bernama Yuna itu menunjuk pada satu soal matematika.
Hehehehehe, gampang ini gampang....
"Ini betul soalnya, 12+6×7:(14-8)?" Yuna memangguk membenarkan.
Ia merobek kertas kosong untuk perantara menjelaskan.
"Nah jadi..., konsep ngerjain matematika model kayak gini itu. Yang pertama, angka didalam kurung harus dikerjain lebih dulu. Terus, jangan lupa konsep KaBaTaKu (Kali, Bagi, Tambah, Kurang). Jadi setelah ngerjain yang didalam kurung tadi, lanjut kerjain yang perkalian sama pembagian. Kalo sudah, baru dihitung biasa urut dari depan. Kayak gini nih...."
Yuna ber'o'ria, sepertinya mulai paham dengan apa yang Gea jelaskan. "Tuh, coba soal selanjutnya kerjain sendiri. Sama saja itu konsepnya."
Saat Yuna sedang sibuk mengerjakan tugas sekolahnya, Gea kembali cengar-cengir tidak jelas. Masih muda tapi udah kena kejiwaannya.
Aduh keren banget guee. Udah cocok banget ini kalo jadi guru, xixixixi.
Terlalu larut dalam angan-angannya hingga tak sadar jika seseorang terus memanggilnya daritadi.
"Mbak!" Pemuda yang sudah kehabisan kesabarannya itu memutuskan untuk menepuk pundak Gea dengan cukup kasar.
"Eitss, kamu nggak sopan ya. Sama gurumu sendiri kok gitu." sungut Gea yang masih belum juga tersadar dari khayalannya. "Mbaknya sehat?"
Seperkian detik kemudian akhirnya Gea kembali waras dan seketika itu pula wajahnya merah padam menahan malu. Memang benar apa kata orang, sesuatu yang berlebihan itu tidak baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME A DOCTOR [TERBIT]
Teen Fiction•--Dilarang mengcopy ataupun plagiat dari segi apapun, karena author buatnya juga dari ide sendiri--• •--Berikan kritik dan masukan secukupnya, jangan lupa pake tata bahasa yang baik dan sopan yaa--• •--Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan k...