Roda kehidupan akan terus berputar.
Jadi jangan heran jika ada banyak kejutan
yang akan kamu dapatkan.─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──
Hari ini, tepat ditanggal 4 April Gea merayakan sweet seventeen-nya.
"Happy birthday, sayangkuu!" Binar merentangkan lengannya lebar-lebar menyambut Gea yang baru saja masuk ke kelas. "Yee, hadiahnya cuman pelukan mulu, heran" cibirnya. Meski begitu Gea tetap menerima dekapan hangat yang Binar beri untuknya.
"Eitss, kali ini gue bawa sesuatu buat elo!" Gea sontak menguraikan pelukannya, kemudian menatap netra Binar yang bersinar dengan penuh tanda tanya. "Sesuatu apaan?" Binar melangkah ria menuju tempat duduknya, kemudian mengambil 'sesuatu' di dalam tas berwarna biru muda itu.
"Taraa!" Binar mengangkat tinggi-tinggi sebuah toples bening yang berisikan....
"Ikan?" Gea tak lagi bisa berkata-kata dengan hadiah yang sahabatnya berikan. Sebetulnya ikan pemberian Binar itu memang menggemaskan, tapi orang aneh mana yang tiba-tiba menghadiahkan seekor ikan? Dikira Gea ini kucing garong kali, ya?
Syukurlah hewan yang hidup di air itu berjenis ikan mas koki, bukan ikan lele. "Kesian loh, Bin. Liat tuh ikannya lemes gegara lo taroh di tas," Gea menunjuk pada ikan koki barunya yang terlihat berenang dengan gelisah, tanpa pergerakan lincah.
"Yaelah, bentar lagi juga bakal balik petakilan, dia ini tuh cuman mabok perjalanan aja" canda Binar yang tentu membuat keduanya terkekeh ria. "Btw, ni ikan gembul banget kayak lo!" Gea tersenyum jahil. "Yeay, berarti gue imut dong!" Gadis berambut sebahu itu bergidik ngeri mendengar jawaban Binar.
Gea mendekatkan benda bening yang dipegangnya pada pucuk hidung mancungnya, dan secara kebetulan ikan mas koki itu juga ikut menempelkan mulut kecilnya dipermukaan toples kaca. "Eh, gue dicium?!" Gea menjerit histeris kegirangan.
"Ihh, masa sih? Kok pas gue yang nyoba enggak mau ya?" Binar mengerucutkan bibirnya, kesal.
Gea terkikik kecil, "gue gitu lohh!"
"Jangan sampe mati loh, Ge!" peringat Binar yang langsung disetujui dengan anggukan kepala dari Gea.
Saat sedang asik-asiknya berbincang dan bercanda ria bersama sahabatnya itu. Tiba-tiba ada seseorang yang merangkulnya dari belakang. "Cie, yang ulang tahun." Siapa lagi seseorang itu jika bukan Elang.
"Widiih, lo masih inget?" Gea menatap Elang dengan netra berkilau. "Masa gue lupa sama ulang tahun sahabat sendiri?" Gea merasa terenyuh dengan sikap pemuda itu, lantaran dirinya sendiri saja lupa tentang kapan Elang akan berulang tahun. Mungkin efek samping dari lama tak bertemu.
"Boleh meluk nggak sih?"
Plak!
"Inget tempat, woe!" Binar menabok pipi Gea setengah kasar. Kurang ajar betul pasangan sejoli ini, berani-beraninya mereka akan berpelukan di lingkungan sekolah, terlebih tepat di depan Binar yang berstatus jomblo.
"Yee, gue juga becanda kali." Meski begitu Binar masih saja merengut, tentu dirinya tidak terima dijadikan obat nyamuk diantara ke'romantis'an kedua temannya itu.
"Nih dari gue."
Kedua mata Gea membola ketika Elang menyerahkan sebuah totebag berukuran cukup besar yang berisi berbagai macam produk perawatan wajah dan badan.
"Lang..., sebanyak ini buat apa coba?"
"Ya buat perwatan diri lo lah, apa lagi?"
"Maksudnya itu lho, aduh... gimana sih ngomongnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME A DOCTOR [TERBIT]
Teen Fiction•--Dilarang mengcopy ataupun plagiat dari segi apapun, karena author buatnya juga dari ide sendiri--• •--Berikan kritik dan masukan secukupnya, jangan lupa pake tata bahasa yang baik dan sopan yaa--• •--Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan k...