「 ✦ Taman ✦ 」

14 9 1
                                    

Tidak ada siapapun dan apapun di dunia ini yang lebih cantik dari seseorang di sampingnya.

-- Reagen Alfansya Samudra

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Geazie
| Wey |
  (17. 48 )
| Akhir PeKaM lo fRee enggAk? |
(17.48)

Reagen
| Iya, gue free.|
(18.37)
| Kenapa? |
(18.37)

Geazie
| Ayo, jAlan-jalAn!|
(18.40)
| Mau kaga? |
(18.40)

Reagen
| Boleh, gue jemput lo jam berapa? |
(18.45)  

Geazie

| Nggak UsAh, biAr gue Aja yang kesana |
(18.46)

| Toh, niatnya JalAn-jAlan di sana|
(18.46)

Reagen
| Ok👌 |
(18.55)

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

Begitulah riwayat chatting  mereka 2 hari yang lalu. Setelah sekian lama mereka tidak pernah berkomunikasi lewat daring maupun luring akhirnya keduanya bisa kembali mengobrol seperti semula.

Andai saja Mawar tidak menuruti apa yang Gea minta kemarin lusa, pasti mereka tidak akan bertatap muka seperti sekarang ini. Yahh, walaupun mereka hanya saling diam di ruang tamu panti.

Saat ini, di ruangan berukuran kurang lebih 5×6 meter itu bukan hanya mereka berdua, ada Mama dan juga Mawar di sana. Kedua wanita yang usianya hanya terpaut 4 tahun itu saling beradu pandang dalam keheningan.

Rea berdehem, mencoba mencairkan suasana. Namun ia malah mendapatkan tatapan tajam dari kedua wanita itu. "Ini kenapa jadi diem-dieman?" celetuk Gea dengan santainya.

"Rea...."

"Gea...."

Panggil Mawar dan Mama secara bersamaan. Rea menoleh ke arah Mama, sedangkan Gea menoleh ke arah Mawar. "Kenapa, Ma?" tanya Rea heran, apalagi setelah melihat wajah Mama penuh keseriusan. Begitupun dengan Gea yang memandang wajah serius Mawar.

Mawar mendekatkan bibirnya pada telinga Gea, sedangkan Mama mencekal bahu Rea kemudian menariknya agar dapat lebih meminimalkan jaraknya dengan pemuda itu.

"Inget kata Mama. Sesekali jadi egois itu nggak masalah, prioritaskan dirimu sendiri sebelum memprioritaskan orang lain. Langsung telfon Mama kalo ada apa-apa, ya?"

"Inget kata Buna. Sesekali jadi egois itu nggak masalah, prioritaskan dirimu sendiri sebelum memprioritaskan orang lain. Langsung telfon Buna kalo ada apa-apa, ya?"

Bahkan mereka berdua membisikkan sesuatu yang sama di telinga kakak beradik itu. Padahal mereka nggak janjian loh.

Rea dan Gea memangguk bersamaan, "siap, Kanjeng Ratu!"

─── ⋆⋅☆⋅⋆ ──

"Gimana sekolah lo?" tanya Rea yang baru saja menaruh pantatnya di samping kursi bus yang Gea tempati. "Ya nggak gimana-gimana, lancar jaya kayak biasanya." Rea ber'o'ria kemudian menghela nafas lega, cukup puas dengan jawaban Gea.

BECOME A DOCTOR [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang