Percayalah, semua masalah tidak akan pernah
tuntas jika tidak diselesaikan dengan kepala dingin.─── ⋆⋅☆⋅⋆ ───
□---Flashback On---□
"Dengan demikian, kalian telah resmi menjadi siswa dan siswi SMA SASTRA CENDEKIA."
Dug, dug, dug. Riuh tepuk tangan mengiringi ketukan mic yang dipukul tiga kali oleh Kepala Sekolah.
Rea yang merupakan salah satu calon siswa tahun pertama di SMA Sastra Cendekia tentu bahagia mendengar kabar menggembirakan itu. Pasalnya SMA Sastra Cendekia adalah sekolah menengah atas ter-favorit di kota ini dan menjadi sekolah incarannya sejak dulu.
Setelah mendengar pengumuman peresmian peserta didik baru tersebut, kehidupan Rea di masa SMA pun dimulai.
Pada tahun pertama, semuanya berjalan mulus tanpa ada masalah sedikitpun. Rea selalu mendapatkan nilai dan peringkat sesuai harapannya, mengikuti berbagai macam lomba entah itu dibidang akademik maupun non-akademik, serta bergabung dalam ekstrakulikuler baseball.
Meski di dalam klub tersebut Rea belum terlalu menonjol dan baru bisa menempati posisi sebagai pemain cadangan, ia tidak terlalu mempermasalahkannya. Yang terpenting bagi Rea adalah ia bisa mendapatkan banyak koneksi dengan orang-orang diluar kelasnya.
Tahun pertamanya di SMA Sastra Cendekia ia lalui dengan penuh kegembiraan dan kenangan.
Memasuki tahun ke-dua, prestasi Rea di bidang akademik masih bisa ia pertahankan. Namun perlahan mulai timbul masalah di klub bisbolnya ketika terjadi pergantian ketua klub.
Para siswa berebut kursi ketua dengan cara yang cukup mengerikan. Mereka bersaing bukan hanya lewat peraturan yang berlaku, tapi juga lewat kekerasan. Bahkan banyak anggota klub bisbol yang keluar dan berhenti bermain akibat kekacauan itu.
Rea tidak mempedulikan masalah besar tersebut, sebab ia sama sekali tidak tertarik menempati kursi ketua, ia hanya ingin menjadi pemain inti dalam permainan bisbol.
Tanpa ia sadari, ketua klub bisbol baru telah terpilih. Siswa yang menjadi ketua klub itu bernama Sean Dewandhana. Bersamaan dengan terpilihnya Sean sebagai ketua, Rea juga terpilih menjadi anggota pemain inti bisbol.
Berita menyenangkan itu tentu Rea terima dengan senang hati, meski sedikit terbesit sebuah kejanggalan dibenarnya.
Sebab pemilihan pemain inti pada saat itu tidak seperti yang sebelum-sebelumnya, dimana para pemain cadangan akan melewati beberapa seleksi yang diadakan oleh ketua dan para alumni terlebih dulu untuk menempati posisi pemain inti. Sedangkan pada saat itu pemilihan anggota pemain inti seperti dipilih secara random oleh Sean sendiri.
Lebih mengherankannya lagi, kebanyakan dari pemain inti adalah teman-teman satu komplotan Sean. Hanya Rea dan 2 siswa lainnya saja yang tidak berasal dari sana.
Berhubung sekarang Rea telah memiliki anggota tim baru, ia harus bisa berkoordinasi dengan mereka. Jadi Rea tidak ingin terlalu dalam memikirkan perkara ini, ia terima-terima saja segala keanehan yang sedang terjadi sekarang. Namun, disanalah masalah besar mulai mengintai dirinya dan anggota klub bisbol yang lain.
Minggu pertama masa kepemimpianan Sean, semuanya masih baik-baik saja, mereka berlatih seperti biasa untuk perlombaan bisbol yang akan diadakan 3 bulan mendatang. Namun ketika mulai memasuki minggu ke-tiga, keadaan klub mulai tidak baik-baik saja.
Banyak anggota yang bolos setiap kali waktu latihan, terutama Sean dan teman satu tongkrongannya. Sampai guru pembimbing sudah berkali-kali menegur mereka, namun ke-enam pemuda itu tidak kapok sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
BECOME A DOCTOR [TERBIT]
Teen Fiction•--Dilarang mengcopy ataupun plagiat dari segi apapun, karena author buatnya juga dari ide sendiri--• •--Berikan kritik dan masukan secukupnya, jangan lupa pake tata bahasa yang baik dan sopan yaa--• •--Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan k...