Fredrin menatap xavier yang sedang melamun ditepi sungai. Wajah xavier yang sedih membuat hati fredrin sangat sakit. Fredrin memutuskan untuk memberi xavier waktu dan mengikuti nya.
Sudah satu bulan fredrin mengawasi xavier. Xavier tampak semakin kurusan dan pucat. Itu membuat fredrin tersiksa. Ingin fredrin peluk dan menyuapi nya tapi dia tau, xavier akan semakin marah jika melihatnya saat ini itulah sebab nya fredrin menahan diri.
Di suatu malam saat xavier selesai berbelanja, xavier melewati jalan yang sangat sepi dan saat itu juga salah satu dari pasukan abyss muncul. Dia tampak akan menyerang xavier. "Dimana... " dia mengangkat senjatanya "anakku?!" bentaknya sambil menghantamkan senjatanya ketanah. Tanah tampak terbelah dan xavier hampir jatuh saat sebuah tangan menariknya.
"Kau baik baik saja?"
Suara yang sudah lama tak xavier dengar, dan wajah orang yang sangat dia cintai, kini xavier bertemu lagi dengannya.
Fredrin mengangkat xavier dan membawanya pergi. Sedangkan orang yang menyerangnya mulai mengejar mereka. Dia memanggil pasukan yang lain untuk mengejar mereka dan puluhan, ratusan atau bahkan ribuan pasukan abyss datang untuk mengejar mereka.
Fredrin mengeluarkan senjatanya dan berlari sambil melawan pasukan abyss. Fredrin benar benar menjaga xavier dan menggenggamnya erat erat namun pemimpin mereka semakin dekat.
"Dimana anak ku?!" bentak nya sambil mengeluarkan rantai. Xavier tak bisa berbuat banyak karena tenaganya yang tak cukup. Xavier merasa benar benar membebani fredrin karena dia tak bisa melakukan apapun.
"Kau membunuh anak dan istriku!" bentak nya. Tak salah lagi, dia adalah terizla. Xavier lansung menyadari bahwa yang mengejarnya adalah terizla yaitu ayah dari julian.
"Berhenti! Aku harus bicara dengannya!" ucap Xavier. "Apa kau gila?! Aku tak akan melepaskanmu!" bantah fredrin. Xavier yang mulai kesal lansung melompat. Menyadari itu, fredrin mengejar Xavier.
Terizla berjalan kearah Xavier dan saat berdiri di depan Xavier, Xavier bersujud pada terizla. "Xavier-" fredrin sangat kaget melihat itu sedangkan terizla menatap Xavier dengan kesal dan menginjak injak Xavier dan tentu itu membuat fredrin sangat marah.
"Aku minta maaf telah membunuh istrimu... Sedangkan anakmu, aku telah merawatnya... Dia sudah tumbuh dewasa dan pintar... Aku merawatnya layaknya dia anakku... Dia berada dirumah jika kau ingin bertemu dengannya..."
Ucapan Xavier membuat terizla berhenti. "Bawa aku" fredrin menepuk pundak Xavier dan menggendongnya. Terizla menyurus pasukan abyss untuk mundur dan mengikuti fredrin. Xavier yang tampak lemah akhirnya pingsan.
Saat sampai dirumah, yin, lieh, julian dan melisa kaget melihat keadaan Xavier. "Apa yang terjadi kepada papa?!" tanya melisa panik. "Julian... Anak ku..." terizla memeluk julian erat. Mendengar itu, mereka semua kaget.
Tak lama kemudian mereka duduk dan fredrin menjelaskan semuanya.
"Jadi... Kau ayah ku.... Tapi.... Aku tak bisa meninggalkan papa..." ucap julian. "Aku mengerti... Jaga dirimu... Dan maaf telah berbuat kasar padanya.." ucap terizla sambil menunduk. Fredrin membelai rambut Xavier dengan lembut "dia pasti akan memaafkanmu..." ucap fredrin sambil menatap Xavier.
Setelah itu, terizla pergi dari rumah mereka dan anak anak bertanya apa yang terjadi dan Fredrin menceritakan semuanya.
Mereka mengangguk mengerti. "Bisa bantu aku kembali bersamanya? Termasuk kau lieh" dengan berat hati, lieh menyetujuinya dan mereka merawat xavier.
Setelah Xavier sadar, Xavier tampak heran. "Dimana aku? Siapa aku? Dan... Siapa kalian?" semua pertanyaan Xavier membuat semua orang kaget. "Salah satu dari kalian cepat panggil estes atau rafaela!" ucap fredrin dan lansung di lakukan oleh melisa.
Setelah di periksa, ternyata Xavier hilang ingatan jangka pendek. Fredrin tampak sedih dan hey, itu akan menguntungkan bagi fredrin. Iyakan?
Mereka semua merawat Xavier dengan baik terutama fredrin. Xavier cukup nyaman bersama fredrin karena fredrin terus menjaganya.
Saat anak anak pergi sekolah, xavier masuk ke kamar fredrin. "Ada apa?" tanya fredrin. Xavier hanya diam dan memeluk fredrin. Fredrin heran ada apa dengan Xavier.
"Aku sudah cukup memaafkanmu... Sudah berkali kali aku memaafkanmu... Mau sampai kapan kau terus membohongiku? Aku juga bisa lelah..."
Mendengar itu, fredrin memeluk Xavier dengan erat. "Maaf... Maafkan aku... Itu sepenuhnya salahku... Aku berjanji tak akan melakukannya lagi... Sungguh..."
"Bagaimana aku bisa percaya?"
"Jika aku mengingkarinya lagi, maka bunuh aku saat itu juga"
Ucapan fredrin membuat Xavier takut. Baru kali itu dia takut untuk membunuh seseorang. Xavier menangis dan memeluk fredrin lebih erat.
"Tolong... Jangan katakan itu... Kumohon... Aku tidak bisa melakukan itu... "
Mendengar isakan Xavier, fredrin merasa sangat sesak. Tapi dia tau, itu semua tak sepadan. Fredrin mencium pipi Xavier dan memasangkan cincin pada jarinya.
"Ayo kita mulai lembaran baru... Kau, aku dan anak anak..."
Xavier menatap cincin nya dan mengangguk.
Setelah anak anak pulang, mereka menatap fredrin dan Xavier heran dan gemas dimana fredrin sedang menertawakan Xavier yang masih menangis. Xavier menangis seperti anak kecil yang tak sadar akan ingusnya. Yin dan melisa yang melihat itu lansung memotret moment itu.
༺mlbb yaoi end༻
Ngapain bahn?
Masih scrol ae lu
Iya anjir iya kagak jadi end ni book
KAMU SEDANG MEMBACA
mlbb yaoi
Diversossemua char hanya milik papi muntun ya. saya mah minjam doang Dosa au di tanggung reader ya Tiati ada nsfw dikit :D Jan lupa di like cuy masa baca doang ngelike kagak:( Bagi yang ga suka jan di baca apalagi sampe di laporkan