(01)

207 22 2
                                    

"Cepetan Je!" seorang cewek berambut bob menggerutu kesal saat melihat sahabatnya yang berjalan santai dibelakangnya.

Hari ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang akhir semester, dan keduanya sudah terlambat 5 menit.

Jelita Andini, cewek imut itu menghela nafasnya pelan. Dia sangat malas untuk ke sekolah hari ini. Matanya terasa berat karena dia begadang hingga jam 2 pagi.

Merasa gemas dengan Jelita yang terlalu santai, sahabatnya yang bernama lengkap Wendy Elyana itu pun akhirnya menarik tangannya dan berlari menuju gerbang yang tengah di tutup oleh satpam.

"Tunggu pak!" teriak Wendy
"Hah, hampir aja kita dikunciin" leganya
"Wen, gue bolos deh, males belajar hari ini"

Wendy menatap jengah sahabatnya itu.
"Jangan mulai deh Je. Kita udah ada di sekolah. Lo mau wali kelas nelpon bunda terus lo dimarahin kayak yang udah-udah?"
"Ck! Ribet banget dah"

Jelita hanya bisa menghela nafas pasrah saat tangannya kembali ditarik oleh Wendy

***
"Je, ada kak Rafa Je" bisik Wendy saat melihat cowok yang tengah mencatat nama siswa yang terlambat

"Siapa kak Rafa?"
"Itu, temennya abang gue yang gue bilang ganteng itu"

Jelita ikut menatap Rafa yang dimaksud oleh Wendy.

"Oh, Biasa aja"
"Lo mah semua cowok lo bilang biasa aja. Udah yuk, kita berdiri dibarisannya kak Rafa aja"
"Ogah, lo nggak liat barisannya panjang gitu. Mending dibarisan sebelahnya aja"

Tanpa menghiraukan Jelita yang keberatan, Wendy lagi-lagi menarik tangan sang sahabat menuju barisan cowok bernama Rafa itu.

Setelah menunggu hampir 10 menit, kini tiba giliran Wendy.

"Nama" tanya Rafa
"Wendy Elyana, kelas 11 IPA 2 kak"

Rafa menatap Wendy sesaat, lalu kembali menuliskan namanya.

"Kakak inget gue nggak? Adiknya bang Chan" ucap Wendy
"Hm. Lanjut" Rafa hanya berdehem kemudian menyuruh Jelita yang dibelakang Wendy untuk maju.

"Nama" tanya Rafa

Jelita tidak menjawab. Dia menatap Rafa datar dengan tangan yang dilipat didada.

"Nama" tanya Rafa lagi, yang kini mengalihkan tatapannya ke Jelita. Namun Jelita lagi-lagi tidak menjawab dan membuatnya mulai kesal.

"Lo..."
"Gimana rasanya nggak dijawab pertanyaannya? Kesel kan? Gitu juga sahabat gue"
"Dia nanya baik-baik, dan lo jawab dengan acuh gitu, padahal dia nggak salah apa-apa ke lo" ucap Jelita panjang lebar

Rafa terdiam, menatap Jelita dengan tatapan dingin nan menusuk tapi tidak membuat Jelita takut sama sekali.

"Je udah, kak Rafa orangnya emang gitu. Irit ngomong" bisik Wendy
"Ya tetep aja, dia kan bisa jawab 'Iya'. Apa susahnya coba?"

"Yaelah perkara itu doang dibesar-besarin. Buruan panas ini!" siswa dibelakang Jelita menegurnya

"Je.." panggil Wendy seraya memberinya tatapan yang menyiratkan agar dirinya segera menyebutkan nama.

Jelita berdecak kesal
"Ck! Jelita Andini, 11 IPA 2" ucapnya dan berlalu dari sana

"Mau kemana?" tanya Rafa

Jelita berhenti lalu berbalik
"Lo nanya gue?"
"Hm"
"Ke kelas lah. Kenapa?"
"Hukuman lo"
"Hukuman apaan?"

Rafa menunjuk beberapa siswa yang melakukan squat jump dengan dagunya.

Jelita lagi-lagi berdecak kesal kemudian melaksanakan hukumannya.

"Udah selesai, puas lo?" dengan perasaan kesal bercampur malu Jelita menuju ke kelasnya
"Kak Rafa gue duluan ya" ucap Wendy yang hanya dibalas Rafa dengan deheman lagi.

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang