(24)

64 10 8
                                    

"RAFA AWAS!"

BRAKK!!

Belum sempat Rafa menghindar motor itu sudah menabraknya hingga membuat tubuhnya terpental cukup jauh.

Prang!

Mangkok di tangan Jelita terjatuh dan pecah. Tubuhnya bergetar hebat melihat tubuh Rafa yang tergeletak beberapa meter di depannya.

Tatapannya mulai mengabur karena air matanya yang berdesakan keluar. Hingga sebuah tepukan di bahunya menyadarkan gadis itu.

"Nak Jelita" panggil pak Tejo
"Jangan diem aja, itu nak Rafa ketabrak motor" lanjut pak Tejo

Jelita langsung berlari menghampiri sang kekasih yang kini sudah di kerubuni warga.
Tubuhnya semakin lemas dan air matanya semakin deras saat melihat banyak darah disekitar kepala Rafa

"Raf" cicitnya sembari mendekati tubuh Rafa lalu memangkunya
"Ja..ngan na..ngis sa..sayang" ucap Rafa terbata

Dengan lemas tangannya menggapai wajah Jelita dan mengusap lembut air mata sang kekasih.

"Ambulannya bakal dateng bentar lagi, please bertahan ya Raf, please"

Rafa tidak membalasnya dan hanya tersenyum.

"Can..tik" gumamnya lemah dan tak lama kemudian matanya tertutup membuat Jelita panik setengah mati.

"Enggak! Please jangan tidur dulu Raf, buka mata lo!" ucapnya seraya mengguncang pelan tubuh Rafa

"Raf, nggak lucu, please" lanjutnya namun pria itu masih saja menutup matanya membuat tangis Jelita semakin menjadi.

***
Ken, tante Iren, dan Chan berlari menyusuri koridor rumah sakit disusul oleh Wendy dan Vino serta Rachel.

Terlihat Jelita tengah duduk termenung di depan ruang operasi.

"Rafa gimana Je?" tanya tante Iren
"Di dalam tan" jawab Jelita

Tante Iren mengangguk. Ditatapnya penampilan Jelita yang jauh dari kata baik.
Matanya sembab dan pakaiannya penuh dengan noda darah yang dia tau itu pasti darah dari anaknya

"Kamu nggak kenapa-napa kan?" tanyanya

Jelita menggeleng pelan

"Aku baik, tapi Rafa.." tatapannya menatap sendu ruangan di depannya

Sudah satu jam lebih kekasihnya di dalam sana, tapi belum ada tanda-tanda operasinya selesai.

"Kamu tenang aja, tante yakin Rafa pasti baik-baik aja" ucap tante Iren seraya mengusap lembut punggung Jelita

"Kenapa Rafa bisa sampe celaka?" tanya Rachel
"Tadi dia mau beli minum, terus pas nyebrang tiba-tiba ada motor yang larinya kenceng banget dan nabrak dia"

"Pasti lo kan yang nyuruh dia buat beli minum? Semenjak jadi pacar lo Rafa tuh sering kena sial tau nggak" ucap Rachel
"Mending lo diem Chel, jangan buat suasana makin nggak enak" tegur Ken

"Gue cuma ngomong fakta. Kemarin Rafa jatuh pas main basket, terus sekarang dia di tabrak motor, dan itu terjadi dalam waktu yang berdekatan sejak Rafa jadian sama dia" Rachel menunjuk kasar Jelita

"Lo ngerti musibah nggak? Jeje juga pasti nggak mau hal ini terjadi" ucap Vino
"Kalo lo disini cuma buat keributan, mending pulang Chel" usir Chan
"Lo nggak ada hak buat ngusir gue ya"

"Stop!" teriakan tante Ica membuat mereka semua terkejut
"Kalo kalian disini cuma buat ribut, mending kalian pulang. Biar saya sama Jelita saja yang menunggu disini" ucap tante Ica

Bersamaan dengan itu pintu ruangan operasi dibuka. Jelita bersama yang lainnya menghampiri dokter.

"Gimana anak saya dok?" tanya tante Ica
"Ada pendarahan di otaknya karena benturan yang sangat keras"
"Tapi dia baik-baik aja kan?" tanya Jelita
"Untuk kelanjutannya silahkan ikut saya ke ruangan" ucap dokter berlalu dari sana

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang