(13)

99 19 4
                                    

"SERIUS??" teriak Wendy dan Vino bersamaan membuat Jelita reflek menutup telinganya

"Nggak usah teriak juga anjir!" sungut Jelita
"Gue nggak mau tau, lo buruan cerita sekarang juga" desak Wendy tak sabar
"Cerita atau lo keluar dari rumah ini" Vino ikut menyahut yang kemudian kembali mendapat pukulan di kepalanya oleh Wendy

"Ini rumah gue ya bego!"
"Sakit anjir! Lama-lama gue jadi bego beneran lo geplak terus pala gue"
"Ya lo..."

"Ini jadi mau dengerin cerita gue apa nggak?" potong Jelita yang sudah jengah melihat kedua sahabatnya ini yang terus saja bertengkar

"Jadi" sahut keduanya bersamaan lagi

Jelita pun menceritakan semua yang terjadi tadi malam sampai dengan Rafa yang membelikannya baju dan makanan.

"Ihh, kak Rafa so sweet banget" ucap Wendy yang merasa ikut meleleh mendengar perlakuan rafa ke Jelita
"Kak Rafa kok bisa suka sama cewek kaya lo Je?"

Plak! Lagi dan lagi kepala Vino menjadi sasaran empuk tangan Wendy

"Emangnya Jeje kenapa? Dia cantik, baik, kenapa kak Rafa nggak boleh suka ke dia?" ucap Wendy marah

"Dengerin dulu anjir, jangan langsung main hakim sendiri lo" Vino memberengut kesal seraya mengusap kepalanya

"Maksud gue, Jeje kalo sama kak Rafa kan bawaannya judes, kasar, susah di atur, pokoknya semua sifat jelek Jeje udah kak Rafa tau"
"Jadi kok bisa dia suka sama Jeje, aneh aja gitu" lanjut Vino

"Iya ya, bener kata Vino, kok bisa dia suka sama gue setelah tau sifat gue kaya gimana?" batin Jelita

"Ya itu berarti kak Rafa beneran tulus sama Jeje. Dia nggak hanya ngeliat sifat buruk Jeje aja, tapi pasti ada sifat baik Jeje yang buat dia jadi suka" ucap Wendy

"Emang sifat baik gue apaan?" tanya Jelita

Jujur saja dia tidak pernah merasa menjadi orang yang baik. Dia selalu merasa jika dia adalah cewek yang kasar yang selalu membuat masalah.

"Banyak lah Je, lo baik, lo selalu perhatian sama orang di sekitar lo, lo juga kadang bisa bersikap manis kok, lo juga kadang bisa di atur" jawab Wendy lalu menyentuh kedua pundak Jelita dan menatap lekat sahabatnya itu

"Lo cewek yang paling baik yang gue kenal, dan gue yakin kak Rafa juga ngerasa begitu" lanjutnya memberi keyakinan bahwa Jelita adalah orang baik yang layak untuk di cintai.

"Terus perasaan lo sendiri gimana? Lo juga suka sama bang Rafa?" tanya Vino
"Nggak tau, gue bingung"
"Kalian tau kan gue nggak pernah suka sama cowok sebelumnya, jadi gue nggak tau gimana rasanya"

"Menurut gue lo udah mulai tertarik ke kak Rafa sih" ucap Wendy
"Sok tau anjir" timpal Vino
"Lo diem"

"Lo sadar nggak sih Je, kalo baru kali ini lo bingung sama perasaan lo sendiri?"
"Biasanya setiap ada cowok yang confess ke lo langsung lo tolak, tapi kak Rafa? Lo keliatan bingung banget gimana nolaknya" jelas Wendy

"Bener. Ini pertama kalinya gue bingung sama perasaan gue sendiri?"
"Gue beneran udah mulai tertarik sama Rafa?" batin Jelita

"Tapi apa yang di bilang Wendy bener sih Je. Belakangan ini lo jadi lebih kalem dan nurut sama dia. Gue juga beberapa kali ngeliat lo ketawa saat bareng dia" ucap Vino

"Tuh kan, gue bilang juga apa. Lo cuma belum sadar aja sama perasaan lo sendiri"
"Aaaaa, akhirnya Jeje gue jatuh cinta juga" Wendy berseru senang.

"Nggak, gue nggak boleh jatuh cinta sama Rafa. Gue nggak mau nantinya gue di buang kaya ayah yang buang bunda"

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang