"Astaga, jam berapa sekarang Raf?" tanya Jelita yang tersadar jika mereka sudah cukup lama berpelukan
"Nggak tau"
"Ayo pulang" Jelita hendak melepas pelukannya tapi ditahan oleh Rafa
"Bentar lagi Je. Gue nyaman begini"
"Wendy pasti lagi nunggu gue sekarang"
"Wendy?"
"Hm. Gue nginep di rumah dia"
"Kenapa?""Bunda pasti lembur lagi, gue takut sendirian dirumah malem ini"
"Nginep di rumah gue aja kalo gitu"
"Ngaco! Udah ah, ayo pulang" rengek Jelita namun Rafa tetap bergeming"Raf.." panggil Jelita lagi
Dengan berat hati Rafa pun melepas pelukan mereka.
"Baru aja jadian, masa udah ldr" keluhnya lalu mulai melajukan mobilnya kembali.
Tak lupa dia menarik tangan Jelita untuk di genggamnya.Jelita menatap aneh Rafa. Jujur saja Jelita belum terbiasa dengan perubahan Rafa sekarang.
Cowok cool dan galak yang dikenalnya ini seketika berubah menjadi manja saat jatuh cinta."Raf sumpah, gue geli liat lo yang begini" jujur Jelita
"Mulai sekarang harus di biasain"
"Lo emang begini juga waktu sama Rachel?"
"Enggak"
"Bohong"
"Serius"
"Gue tanya kak ken ah. Awas aja kalo bohong"
"Jangan tanya ken"
"Kenapa?"
"Omonganya nggak ada yang bisa di percaya. Mending tanya Chan aja""Bang Chan juga banyak bohongnya"
"Tapi masih mending dia dari pada Ken"
"Mending nggak usah tanya siapa-siapa deh"
"Good girl" ucap Rafa sembari mengusap lembut rambut Jelita***
"Bunda lo emang sering lembur ya Je?" tanya Rafa kembali membuka pembicaraanDia baru sadar jika selama les bersama Jelita dia sangat jarang melihat bunda Ica. Bahkan saat dia pulang malam hari dari rumah Jelita, ibu dari cewek yang kini menjadi pacarnya ini belum juga pulang ke rumahnya.
"Hm. Bisa dibilang dalam sebulan cuma dua atau tiga hari dia nggak lembur"
"Terus selama ini gimana lo bisa tidur kalo tiba-tiba turun hujan malem-malem?"
"Biasanya Vino langsung jemput gue"
"Buat nginep di rumah dia?"
"Enggak lah, gue nginep rumah Wendy. Kan mereka 1 komplek""Vino effort banget ya" ucap Rafa.
Ada sedikit kecemburuan di hatinya saat tau ternyata sahabat Jelita yang satu itu sangat perhatian padanya."Dari dulu di antara kita, Vino emang yang paling effort. Biarpun kelakuannya absurd gitu, tapi kalo gue atau Wendy lagi kesusahan dia garda terdepan yang bantuin kita"
"Gitu ya?"Jelita menoleh, dia bisa melihat perubahan pada raut wajah Rafa. Cowok yang kini sudah menjadi pacarnya itu tampak sedang kesal sekarang.
"Lo nggak lagi cemburu sama Vino kan?" tanya Jelita
"Kalo iya gimana?"
"Serius?"
"Hm"
"Vino sahabat gue njir"
"Gue tau"
"Terus?""Nggak ada yang namanya persahabatan antara cewek dan cowok, pasti salah satu di antara mereka ada yang punya perasaan lebih" jelas Rafa
"Ada. Buktinya gue, Wendy, sana Vino bisa tuh"
"Itu menurut lo. Tapi kita nggak tau perasaan Vino ke kalian tuh gimana"
"Jadi menurut lo Vino suka sama gue gitu?"
"Mungkin aja""Ngaco ah. Gue udah kenal Vino setengah dari umur gue, dan gue yakin banget dia nggak punya perasaan yang lebih ke gue"
"Yaudah kalo gitu"
"Jelek banget cemburunya, masa sama Vino" Jelita terkekeh pelan"Udah sana masuk" titah Rafa tiba-tiba
"Hah?"
"Kita udah sampe sayang"Mata Jelita membulat kala mendengar panggilan yang baru saja Rafa sematkan untuknya
"Sayang? SAYANG?" batin Jelita"Gemes banget sih saltingnya" ucap Rafa gemas saat melihat semburat merah di pipi Jelita.
Di cubitnya pelan pipi cabi pacarnya itu."Dih, siapa yang salting" elak Jelita
"Tau nih, siapa ya yang salting cuma gara-gara di panggil sayang?"
"Apaan sih Raf"
"Haha, udah sana masuk, keburu tambah dingin" titah Rafa saat menyadari wajah Jelita yang sudah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Privat Teacher Became My Boyfriend
Teen FictionJelita Andini, kerap disapa Jeje oleh orang-orang terdekatnya. Karena perselingkuhan ayahnya membuatnya trauma dan sifatnya berubah total . Gadis manis yang dulunya ceria, berubah menjadi gadis yang kasar. Dia menjadi suka berkelahi dan bolos sekola...