(32)

69 10 1
                                    

Haloo. Maaf ya baru update. Soalnya aku sakit beberapa hari ini, huhuuu 😣

Happy reading ya ☺️

Acara pensi sudah memasuki acara terakhir. Dan penampilan penutup adalah dance cover dari trio cassanova.

Jelita menoleh ke arah sang kekasih yang menatap sendu panggung di depannya. Rafa pasti sedih karena tidak bisa tampil. Padahal kekasihnya itu sudah berlatih sangat keras.

"Pulang yuk sayang" ajak Rafa
"Acaranya belum selesai"
"Aku udah ngantuk. Nggak apa-apa kan kita pulang duluan?"

Jelita terdiam, menatap lamat Rafa. Tak lama kemudian dia mengangguk
"Yaudah ayo pulang"

***
"Maaf ya, kamu jadi nggak bisa nikmatin acaranya" ucap Rafa begitu mereka berada di dalam mobil.

Jelita menggeleng
"Nggak perlu minta maaf Raf. Energiku juga rasanya udah kekuras habis karena berantem sama Rachel"

Rafa menyentuh kepala Jelita
"Sakit nggak?" tanyanya seraya mengusap surai panjang milik sang kekasih
"Dikit"
"Terus perut kamu? Beneran kena tendang?"
"Iya, tapi nggak terlalu kenceng kok"

Rafa menghela nafasnya pelan
"Lain kali jangan begitu ya sayang. Aku nggak suka kamu berantem terus jadi luka"
"Kan kamu liat sendiri dia yang mulai"
"Iya, tapi lain kali kalo bisa dihindari, lebih baik kamu hindarin"
"Iya, maaf"

Hening. Tidak ada lagi percakapan di antara keduanya. Rafa tampak sibuk dengan ponselnya, dan Jelita yang sibuk mengamati pria itu.

Diraihnya salah satu tangan Rafa kemudian menggenggamnya.

"Sedih ya?" tanya Jelita
"Hm? Maksudnya?"
"Kamu sedih karena nggak bisa perform kan?"
"Sedih sih. Tapi aku lebih ke menyayangkan aja karena aku nggak bisa kasih persembahan terakhir buat sekolah"
"Aku juga nggak enak ke Chan sama Ken yang harus latihan ulang semua koreo dari awal dalam waktu singkat" jelas Rafa

"Gitu ya? Aku janji tahun depan aku bakal buat kamu bisa ganti perform kamu tahun ini" celetuk Jelita

"Tahun depan kan aku udah jadi mahasiswa sayang"
"Iya aku tau. Tapi kan aku bisa ngundang kamu jadi guest starnya. Nanti aku bakal ajuin diri jadi ketua panitia biar bisa ngatur itu semua"

"Yakin? Kamu kan paling benci hal yang ribet. Dan jadi ketua panitia sebuah acara itu ribet loh Je"
"Buat kamu apapun bakal aku trabas. Walaupun itu hal yang merepotkan. Percaya sama aku"

Rafa tersenyum gemas lalu mengacak rambut Jelita

"Gemes banget sih kamuu" ucapnya
"Jangan diberantakin ihh" keluh Jelita seraya mengerucutkan bibirnya
"Nikah yuk sayang, biar aku bebas cium kamu"

Mata Jelita seketika membulat sempurna mendengar celetukan sang kekasih.

"Rafa ih!" tegur Jelita seraya memukul lengan pria itu

"Ya habisnya bibir kamu pake digituin segala. Buat aku nggak fokus, terus pengen cium"
"Otak kamu aja yang mesum"
"Aku serius, nikah yuk kita"
"Dih, ngajak nikah udah kaya ngajak beli martabak"
"Kalo kamu mau besok aku lamar ke rumah"
"Nggak mau. Umurku aja belum 17 tahun, masa udah nikah"

"Jangan salah, ada kok yang umurnya baru 15 tahun udah nikah" ucap Rafa
"Iya tapi aku bukan mereka"
"Jadi kapan dong kamu maunya?"
"Kamu ngajak nikah aku emang udah punya kerja? Kamu nggak mikir nanti mau kasih aku makan apa?"

"Makan nasi lah sayang. Sama seblak sesekali boleh lah" celetukan santai dari Rafa itu membuat Jelita kesal dan memukul pelan lengan sang kekasih.

"Yang bener dong jawabnya! Ngeselin deh"
"Aku juga nggak asal ngajak nikah kamu sayang. Aku punya bisnis cafe yang diurus sama sepupu jauh aku, dan hasilnya lumayan"
"Mobil ini dan motor yang selama ini aku pake, itu salah satu hasil dari bisnis cafe aku"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang