(21)

70 16 0
                                    

Pertandingan basket antar sekolah pun sudah di mulai sejak 30 menit yang lalu.
Jelita yang harusnya masih di rawat nekat menonton pertadingan sang kekasih.
“Gue nggak ikutan kalo lo di marahin kak Rafa ya Je” ucap Wendy yang berada di samping Jelita
“Iya tenang aja”
“Kalo gue sampe gue di gebuk Rafa lo tanggung jawab ya Je” Ken yang duduk di samping Wendy ikut bersuara

Karena Jelita yang terus saja merengek ingin keluar dari rumah sakit dan menonton pertandingan Rafa, bunda Ica dan Wendy pun dengan terpaksa memenuhi permintaan gadis itu.

Tapi sebelumnya dia memastikan kondisi Jelita pada dokter, dan dokter menyetujuinya dengan syarat Jelita harus istirahat dan makan tepat waktu.

Karena Vino yang juga mengikuti pertandingan, dan Chan yang ada kepentingan lain, Wendy pun meminta bantuan Ken untuk mengantar mereka.

Dan jadilah ketiganya kini menonton pertandingan itu dideretan bangku paling belakang agar Rafa tidak melihatnya.

Awalnya pertandingan berjalan dengan baik, dan tim Rafa memimpin jauh.
Tetapi di pertengahan pertandingan, Darel masuk, dan membuat permainan mereka menjadi kacau.

Tampak sesekali dia menyenggol Rafa, dan itu di lihat oleh Jelita.
“Si Darel kalo mau main kasar sama tim lawan lah, masa sama anggota tim sendiri” gerutu Jelita
“Dia emang gitu Je. Dia main bukan mau menangin tim nya, tapi mau ganggu Rafa” ucap Ken
“Dia ada masalah apa sih sama kak Rafa, kok kayaknya dendam banget?” tanya Wendy
“Nggak tau tuh monyet gila. Sampe sekarang Rafa juga masih belum tau alesannya”

“Rafa!” teriakan seorang gadis membuat Jelita yang tengah fokus mendengar cerita Ken mengalihkan atensinya.

Dia melihat Rachel yang berlari menghampiri Rafa yang kini sudah terduduk di tanah.
Dengan segera Jelita berlari ke bawah menghampiri kekasihnya itu.

“Lo nggak apa-apa?” tanyanya seraya menggeser pelan Rachel
“Kok lo bisa ada disini? Harusnya kan masih di rumah sakit”
“Bahas itu nanti, sekarang luka lo harus diobatin dulu” ucap Jelita yang melihat siku dan tumit Rafa yang lecet dan berdarah

Rafa mengangguk dan keduanya berjalan ke sisi lapangan.

“Kenapa bisa ada di sini?” tanya Rafa lagi
“Mau nonton lo lah”
“Tapi lo masih sakit Je”
“Gue udah sembuh. Dokter udah bolehin gue pulang”
“Gue nggak suka ya lo menomor duakan kesehatan lo demi gue”
“Ini pertandingan pertama lo setelah lo mutusin buat berhenti dari dunia basket. Secara nggak langsung ini momen spesial buat lo”
“Sebagai cewek lo gue juga mau ikut merayakan momen ini, walau akhirnya feeling gue beneran terjadi. Lo luka karena Darel” ucap Jelita panjang lebar

Rafa terdiam. Ditatapnya dengan lamat kekasihnya yang kini tampak fokus mengobati lukanya itu.

Dia tidak menyangka jika Jelita yang cuek ternyata sangat peka akan perasaannya.
Kekasihnya ini tau jika dirinya sangat senang bisa merasakan kembali suasana pertandingan basket yang sudah lama dirindukannya.

“Udah selesai. Sekarang ayo pulang” ucap Jelita seraya merapikan peralatan p3k yang dipakainya
“Pertandingannya belum selesai”
“Lo mau lanjutin pertandingannya?”
“Iya”
“Nggak ada! Kemarin lo udah janji ya, kalo sampe luka lo harus langsung keluar”
“Tapi sekolah kita udah ketinggalan jauh Je”
“Bodoamat!”
“Gue bakal baik-baik aja. Gue janji gue bakal hindarin Darel. Jadi please, bolehin gue ya?” bujuk Rafa

Melihat Rafa yang tampak sangat ingin melanjutkan pertandingan membuat Jelita menghela nafas pelan.

Jujur dia khawatir, tapi dia juga tidak bisa membuat Rafa melewatkan momen yang telah ditunggunya ini.

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang