(14)

88 22 2
                                    

Pendaftaran untuk siswa yang ingin mengikuti pensi sudah ditutup, kini Ken tengah mengumpulkan semua siswa yang mendaftar di aula sekolah.

"Disini gue nggak akan basa-basi dan langsung ke intinya aja. Kalian semua udah daftar dan nama kalian udah ada di panitia, jadi gue minta kalian tanggung jawab dengan tugas kalian dan latihan yang giat karena acaranya bakal dilaksanain 2 minggu lagi" ucap Chan selaku ketua panitia

"Siap" sahut Ken mewakili siswa lain
"Oke, kalian boleh bubar, kalau ada kendala silahkan hubungi panitia" lanjut Chan

Para siswa pun satu-persatu mulai keluar dari aula.

"Puas lo?" tanya Jelita pada Wendy yang kini mengangguk puas.

Sekarang mereka tengah berjalan menuju parkiran sekolah
"Nanti sore kita latihan di rumah gue ya Je" ucap Vino
"Terserah" jawab Jelita malas

Setelah drama bujuk membujuk, Jelita pada akhirnya mau untuk ikut pensi yang menurutnya sangat merepotkan itu.

Wendy mengancam akan menceritakan kejadian dimana Aldo yang menyerangnya dengan pisau pada sang bunda.
Hal itu membuat Jelita mau tidak mau harus setuju dengan permintaan Wendy.

Tatapannya beralih pada Rafa dan Rachel yang berjalan bersama.

"Btw, kok kak Rafa mau sih jadi couple dancenya kak Rachel?" tanya Wendy

Ya, tadi di aula, Chan membaca nama siswa yang akan perform. Rafa dan Rachel akan menjadi salah satu pasangan untuk dance couple.

Entah kenapa Jelita menjadi kesal melihat mereka. Lebih tepatnya pada Rafa.

"Ya bagus dong. Biar mereka bisa balikan" ucapnya ketus
"Cemburu mah bilang aja" sahut Vino
"Makan tuh gengsi" Wendy ikut menimpali
"Berisik!"

***
Sore harinya Jelita yang hendak ke rumah Vino dihentikan oleh kedatangan Rafa.
"Mau kemana?" tanya Rafa
"Rumah Vino"
"Ngapain?"
"Latihan"
"Hari ini lo ada jadwal les"
"Tapi gue harus latihan. Waktunya tinggal dua minggu lagi"
"Kita les dulu 30 menit, baru lo pergi latihan"
"Nggak bisa. Vino udah nungguin gue"

Rafa mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sesuatu. Tak lama setelah itu dia menunjukkan chat yang dikirimnya pada Vino ke Jelita, membuat cewek itu berdecak kesal.

"Ck! Nggak bisa apa, kita libur dulu lesnya 2 minggu ini?" tanyanya
"Nggak bisa"
"Dasar nyebelin!" sungut Jelita lalu kembali masuk ke rumahnya.

***
Setelah selesai les, Rafa mengantar Jelita menuju rumah Vino.
"Makasih, tapi lain kali nggak usah repot-repot nganterin gue" ucap Jelita begitu mereka sampai
"Mulai sekarang gue bakal anter jemput lo"
"Ngapain? Gue udah punya supir di rumah"

Rafa mendelik kesal. Bisa-bisanya Jelita menyamakannya dengan supir. Padahal niatnya baik, ingin lebih menjaga Jelita supaya gadis itu aman.

"Kenapa muka lo kesel gitu?" tanya Jelita
"Lo barusan nyamain gue sama supir!"
"Ya kan emang tugas supir itu nganter sama jemput"

Rafa menghela nafas pelan. Benar kata Chan, Jelita adalah gadis yang memiliki kepekaan rendah.

"Biar gue lebih make sure lo baik-baik aja. Jangan sampe kejadian kemarin ke ulang lagi"
"Tapi gue udah nggak apa-apa, nggak usah khawatir"
"Jangan ngeyel. Ini perintah!"

Jelita berdecak pelan
"Siap! Mending pas lulus nanti lo jadi tentara aja deh. Biar bisa merintah orang sepuas lo"
"Gue nggak pernah merintah orang"
"Lah terus gue? Gue bukan orang gitu?"
"Kecuali elo"
"Ah udah deh. Udah sana pergi"
"Hm. Nanti kalo udah selesai kabarin, biar gue jemput"
"Iya, nanti kalo mood"
"Harus mood!"
"Iyaaa"

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang