(30)

59 7 3
                                    

"Mohon maaf, ibu Elisabeth baru saja di pindahkan ke rumah sakit lain"

"Dipindahkan kemana?" tanya Ken
"Untuk itu kami tidak bisa memberitahu karena keluarga pasien yang meminta"

"Sialan!" umpat Ken

Disisi lain Vino dan Chan juga sudah sampai di rumah sakit tempat Darel si rawat. Saat mereka memasuki kamar Darel, bukan pria itu yang mereka lihat, namun seorang perawat yang sedang merapikan kamarnya.

"Pasien di kamar ini mana sus?" tanya Chan
"Pasien sudah pulang"
"Kapan?"
"Sekitar 5 menit yang lalu"

"Gimana nih bang?" tanya Vino
"Kita coba cari disekitaran sini dulu, gue rasa di belum pergi jauh"

Keduanya pun mencoba mencari keberadaan Darel.
Saat sedang berjalan di lorong lantai vip, Chan melihat siluet yang tak asing sedang menunggu di depan lift

"Vin, itu Darel" ucapnya seraya menujuk pria yang kini sedang menoleh ke arahnya

"Woy, jangan kabur anjing!" teriak Vino.
Dia bahkan tak menghiraukan jika sedang berada di rumah sakit

Mereka segera berlari menghampiri sosok yang sudah berjalan masuk ke lift itu.
Namun sialnya, saat sudah sampai di sana, pintu lift sudah tertutup

"Fuck" umpat Vino
"Lobi Vin" ucap Chan saat melihat tujuan lift tersebut adalah di lantai 1

Lagi-lagi mereka berlari menuju tangga darurat sembari berharap mereka bisa menangkap Darel.

"Itu dia bang" ucap Vino yang melihat Darel baru saja memasuki sebuah mobil berwarna hitam.

"Kita ikutin"

Keduanya pun segera menuju ke mobilnya dan berusaha mengikuti mobil yang di tumpangi Darel itu"

"Itu bukan mobilnya Vin?" tanya Chan seraya menunjuk mobil hitam yang berjarak 2 mobil dari mereka
"Iya bang"
"Oke"
Chan menginjak dengan keras pedal mobilnya.

Sedangkan di dalam mobil yang ditumpangi Darel tampak sang supir mulai panik saat mobil Chan mendekat

"Sepertinya mobil itu mengikuti kita bos"

Darel menoleh, dia kenal mobil siapa yang tengah mengikutinya itu.

"Tancap gas"
"Tapi sebentar lagi lampu merah bos" ucap sang supir saat melihat angka 8 pada lampu hijau yang tak jauh dari mereka

"GUE BILANG TANCAP GASNYA!" teriak Darel kesal

Sang supir pun segera menginjak gasnya, hingga kurang dari 1 detik akhirnya mereka berhasil melewati lampu hijau itu.

"SHIT!"

Chan segera menginjak remnya saat lampu lalu lintas sudah berganti menjadi warna merah.

"Anjinglah!" Vino juga tak kalah kesal karena kini mereka kehilangan jejak Darel

"Gimana nih bang?"
"Gue juga gak tau Vin"
"Kita ke rumahnya aja, pasti dia bakal pulang ke sana"
"Kemungkinannya kecil. Dia pasti tau kita bakal cari dia ke sana, jadi dia nggak akan pulang ke rumahnya untuk sementara ini"

"Sialan! Kita kalah satu langkah dari Darel" Chan yang kesal memukul setir mobilnya

***
Chan, Vino, Ken, dan mama Iren sudah kembali ke kamar Rafa.
Mereka tampak kesal dan kecewa.

"Sekarang gimana Raf? Kita nggak tau posisi Darel sekarang dimana. Gue takut dia tiba-tiba bales dendam lagi" Ken akhirnya bersuara
"Gue juga mikir gitu. Apalagi sekarang kita udah tau tentang kondisi mamanya, gue rasa Darel nggak akan tinggal diam" Chan ikut menyahut

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang