Kini keduanya sudah berada di warung pecel lele langganan Jelita.
Rafa menatap lamat Jelita yang tengah melahap porsi keduanya.Tanpa sadar sudut bibirnya terangkat. Menurutnya Jelita sangat menggemaskan saat makan dengan lahap seperti ini.
Dia lalu menatap sekeliling warung itu. Ini pertama kalinya dia makan bersama seorang cewek di pinggir jalan. Bahkan dengan Rachel sekalipun dia tidak pernah. Mereka biasanya lebih banyak menghabiskan waktu untuk makan di mall atau restoran.
"Pakde, bungkus 2 ya" ucap Jelita
"Buat siapa?" tanya Rafa
"Satpam gue sama mang Deden. Untuk mereka biar gue yang bayar"Rafa kembali menatap lamat Jelita. Dibalik sifatnya yang kasar dan bar-bar, ternyata cewek didepannya ini sosok yang perhatian. Dia masih mengingat para pekerjanya.
"Cewek yang penuh dengan kejutan" batin Rafa
Mereka pun selesai makan. Jelita sedang menunggu Rafa yang pergi ke toilet.
"Ini neng" pakde membawakan pesanan Jelita
"Makasih. Ini pakde" Jelita meyerahkan uang tapi ditolak oleh pakde
"Udah dibayar sama pacarnya tadi neng"
"Pacar?"
"Iya, yang makan bareng neng tadi pacarnya kan?"
"Bukan. Kita cuma temen"
"Oalah, pakde kira pacaran. Habisnya keliatan cocok neng" ucap pakde lalu pergi melayani pelanggan yang baru datang."Pacaran sama si es batu? Dih amit-amit" batinnya
***
"Makasih" ucap Jelita begitu turun dari motor Rafa.
Kini mereka sudah tiba di rumah Jelita
"Hm"
"Ini juga makasih" Jelita mengangkat plastik hitam ditangannya
"Hm"Mendengar respon datar nan dingin Rafa membuat Jelita memutar bola matanya malas.
"Ham hem ham hem. Gue tu tulus berterima kasih! Bisa nggak sih sedikit di hargain?"
"Gue hargain"
"Nge-hargain apanya, jawaban lo dingin gitu. Yang ada orang jadi nggak enak! Kesannya lo tu nggak ikhlas!"
"Gue ikhlas"Jelita mendengus kesal. Memang cowok menyebalkan seperti Rafa ini tidak bisa dibaikin.
"Terserah lo deh. Nggak lagi-lagi gue mau di traktir sama lo" ucap Jelita
Saat Jelita hendak berbalik masuk ke rumah, Rafa menahan tangannya
"Sama-sama" ucapnya
"Telat!"
"Ya udah, tinggal bilang makasih lagi"
"Ogah! Udah sana balik"Rafa tersenyum kecil menatap punggung Jelita. Sepertinya membuat Jelita kesal akan menjadi hobi barunya sekarang
"Walau agak kasar, tapi mukanya lucu kalo lagi kesel" batin Rafa
***
Jelita, Wendy, dan Vino menghabiskan waktu istirahat mereka dikelas.
Hari ini mereka tidak ke kantin karena Vino membawa bekal. Maminya memasak banyak makanan, dan menyuruhnya untuk berbagi dengan kedua sahabatnya."APA???" Wendy terkejut mendengar kabar Rafa menjadi guru les Jelita
"Lebay lo" Jelita mengusap telinganya yang sakit karena suara cempreng Wendy
"Serius Je?" berbeda dengan Wendy, respon Vino lebih santai.Jelita mengangguk
"Wah dunia sempit banget ya" lanjut Vino"Terus-terus gimana? Lo ngggak deg-degan pas deket sama kak Rafa?"
"Gue aja pas duduk deket dia waktu nungguin bang Chan deg-degannya setengah mati. Ganteng banget. Mana wangi lagi"
Wendy tampak antusias begitu mendengar Cassanova sekolahnya menjadi guru les sahabatnya."Deg-degan apaan, yang ada darting gue"
Disaat tengah asyik bercerita, sosok yang tengah menjadi objek pembicaraan tiba-tiba masuk ke kelas Jelita.
![](https://img.wattpad.com/cover/265180630-288-k490439.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Privat Teacher Became My Boyfriend
Teen FictionJelita Andini, kerap disapa Jeje oleh orang-orang terdekatnya. Karena perselingkuhan ayahnya membuatnya trauma dan sifatnya berubah total . Gadis manis yang dulunya ceria, berubah menjadi gadis yang kasar. Dia menjadi suka berkelahi dan bolos sekola...