(02)

112 18 0
                                    

Jelita dan Wendy pun akhirnya tiba di mall.
“Gue berasa di kawal sama bodyguard njir” bisik Wendy seraya menengok ke arah tiga orang cowok yang berjalan dibelakang mereka.

Ya, karena mendung, Jelita dan Wendy memutuskan untuk ikut mobilnya Chan.
Ketiga cowok itu juga memutuskan untuk bergabung bersama Jelita dan Wendy.

Setibanya di time zone, Jelita langsung menuju permainan menembak.
Tanpa disangka, Rafa juga ikut bermain disebelahnya. Jelita hanya meliriknya sekilas, lalu mulai bermain.

“Jago juga lo. Duel ayok” ajak Jelita setelah permainan pertamanya selesai.
“Gue dapet apa?”

Jelita yang merasa tertantang pun menyebutkan sesuatu yang pada akhirnya mungkin akan dia sesali.

“Yang kalah harus menuhin 3 permintaan yang menang, apapun itu” ucapnya

Rafa tersenyum miring
“Oke”
“Deal” mereka berjabat tangan.

Pertarungan di antara keduanya pun dimulai. Jelita terlihat gelisah, sedangkan Rafa tampak santai.

“Ah shit!” umpat Jelita seraya melempar kasar senapan mainan ditangannya.
Dia kalah.

Rafa dengan santai menyimpan senapannya, lalu menatap Jelita.

“Gue menang” ucapnya
“Gue tau!” sungut Jelita menatap Rafa kesal.
“Permintaan pertama, lo harus ikutin semua perkataan gue, tanpa penolakan apapun”
“Semua? Gila aja. Kalo lo nyuruh gue terjun dari lantai ini, gue harus ikutin gitu?”
“Iya” jawab Rafa dengan santainya, membuat Jelita mendelik.
“Nggak ah, nggak mau gue”

Entah sadar atau tidak, kini sudut bibir Rafa sedikit tertarik ke atas. Ekspresi Jelita saat ini sangat lucu dimatanya.

“Yang kalah harus menuhin 3 permintaan yang menang, apapun itu” ucapnya mengulang perkataan Jelita tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


“Yang kalah harus menuhin 3 permintaan yang menang, apapun itu” ucapnya mengulang perkataan Jelita tadi

“Ya tetep aja, masa lo mau nyuruh gue bunuh diri”
“Gue bercanda”
“Bercanda? Dengan ekspresi dan nada lo tadi, lo bilang lo bercanda?” Jelita menatap Rafa dengan tatapan tidak percaya

Pasalnya tadi pria itu tampak sangat serius, hingga membuatnya sedikit ketakutan.
Rafa mengangguk “Intinya, itu tadi permintaan pertama gue” ucapnya

Jelita menghela nafas pelan
“Oke, tapi gue bisa nolak selama itu hal yang buruk” tawarnya
“Hm”
“Terus permintaan kedua sama ketiga lo apa?”
“Masih gue pikirin”
“Awas aja lo minta yang macem-macem”

Rafa hanya mengendikkan bahunya lalu berjalan ke arah Chan dan Ken yang sedang bermain capit boneka.

“Isshh! Nyebelin banget tuh cowok es. Awas aja” Jelita menatap tajam punggung Rafa lalu kembali memainkan permainan itu dengan perasaan kesal yang luar biasa.

Setelah puas bermain, mereka berlima memutuskan untuk makan, baru mencari perlengkapan futsal cowok-cowok.

Saat akan memasuki salah satu restoran, mereka tidak sengaja berpapasan dengan seorang cewek dan cowok yang tidak asing bagi Jelita.

“Rafa” panggil seorang cewek lalu menghampiri mereka.
“Kamu ngapain disini? Mereka siapa?” tanya cewek itu seraya menunjuk Jelita dan Wendy

***
Kini di dalam restoran, Jelita, Wendy, Chan, Ken sedang menikmati makan mereka.

“Si Rachel kapan balik dari Amrik?” tanya Chan
“Mana gue tau. Gue juga baru ketemu tadi” jawab Ken
“Itu bukannya cowok yang hampir nabrak kita Je?” tanya Wendy yang dibalas anggukan oleh Jelita

“Tu cewek pacarnya si es batu?” tanya Jelita pada Chan
“Es batu? Rafa maksud lo?” timpal Ken
“Iya”

Ken rasanya ingin tertawa mendengar sepupu gantengnya dipanggil seperti itu, tapi memang sepupunya itu sedingin es sih.
“Lebih tepatnya mantan pacar” lanjutnya

“Wah, ada juga cewek yang mau sama tu cowok es” timpal Jelita
“Gitu-gitu cewek yang suka Rafa banyak, walaupun nggak ada yang direspon” ucap Ken
“Pada aneh cewek yang suka sama cowok modelan dia”
“Ati-ati, jangan ngomong gitu, ntar lo juga suka lagi” timpal Wendy
“Dih, nggak bakal. Dia bukan tipe gue”
“Terus tipe lo yang kayak gimana?” tanya Ken penasaran
“Bang Chan” jawab Jelita asal membuat Chan langsung menyemburkan air yang sedang diminumnya

“Lo suka abang gue Je? Lo suka gue Je?” tanya Wendy dan Chan bersamaan

Jelita memutar kedua matanya malas
“Tipe bukan berati suka kan? Tipe gue itu cowok yang perhatian, lembut kayak bang Chan. Bukan dingin terus irit ngomong kayak si es batu”
“Ohhhh” ketiganya hanya ber-oh ria

“Terus, tu cowok gila siapanya mantannya si es batu?" tanya Jelita lagi
“Rafa Je, namanya Rafa. Jangan manggil es batu, bingung gue dengernya” tegur Chan
“Ck! Iya iya”

“Cowok gila yang lo maksud namanya Darel. Pacarnya Rachel” ucap Ken
“Terus lo kenapa tadi kayaknya nggak suka banget sama tu cowok bang?” tanya Wendy pada Chan
“Karna tu cowok brengsek. Dia hampir buat Rafa celaka, cuma karena pengen ngerebut Rachel dari Rafa. Pokoknya apa yang Rafa punya, harus jadi milik dia, termasuk ceweknya” sahut Ken
“Serius?” tanya Wendy yang di balas anggukan Chan dan Kai

“Jabatan ketua tim basket yang awalnya punya Rafa juga di ambil sama dia"
"Mentang-mentang bokapnya yang punya sekolah, dia jadi seenaknya. Makanya lo berdua jangan sampe berurusan sama dia, terutama lo Je” ucap Chan
“Iya bang”

Sedangkan disalah satu meja yang tak jauh dari mereka, Rafa dan cewek bernama Rachel itu tampak serius berbicara.

Rachel Monica, cewek cantik nan seksi yang merupkan cinta pertama Rafa sekaligus satu-satunya mantan Rafa.

Satu tahun yang lalu Rachel memutuskan untuk menempuh pendidikan SMA nya di Amerika, dan kini memilih kembali ke Indonesia.

“Kamu apa kabar?” tanya Rachel memecah keheningan diantara keduanya
“Baik”
“Aku minta maaf soal kejadian waktu itu. Aku tau kamu pasti benci banget sama aku, aku juga tau aku nggak pantes buat dapet maaf dari kamu"
"Tapi Raf, selama setahun aku di Amrik, aku selalu mikirin kamu, aku sampe kena insom karena rasa bersalah aku, aku..aku nyesel banget udah nyakitin kamu” mata Rachel mulai berkaca-kaca

Rafa hanya menatapnya datar. Melihat cewek yang pernah dicintainya itu meneteskan air mata tidak membuat hatinya luluh.

Dia menoleh ke arah Darel yang menatap tajam ke arahnya kemudian menghembuskan nafas kasar.

“Udah gue maafin. Gue harap lo jangan ganggu gue lagi” ucap Rafa lalu menghampiri Chan dan yang lain.

“Kita balik” ucapnya

My Privat Teacher Became My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang